Menelisik Potensi Indonesia Menjadi Pusat Kripto di Dunia

Indonesia sendiri punya regulasi dan pasar yang potensial untuk mendukung hal itu.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 11 Sep 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2022, 08:00 WIB
Aset Kripto
Perkembangan pasar aset kripto di Indonesia. foto: istimewa

Liputan6.com, Jakarta Pembahasan Indonesia bisa menjadi salah satu negara crypto hub atau pusat kripto di dunia tengah ramai diperbincangkan, khususnya dalam acara Think-20 (T-20) Indonesia Summit 2022 yang digelar di Bali pada tanggal 4 hingga 6 September 2022.

T20 merupakan salah satu engagement groups dari G20 yang menjadi bank ide dan mengumpulkan rekomendasi dari para analis hingga pemikir. Salah satu Keynote Speaker yang hadir dalam acara tersebut, yakni Ketua MPR RI sekaligus Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia, Bambang Soesatyo.

Bamsoet menjelaskan potensi Indonesia menjadi hub kripto dunia, khususnya di wilayah Asia Tenggara. Menurutnya, agar perkembangan aset kripto bisa dimaksimalkan perlu dipersiapkan infrastruktur pengaturan dan pengawasan yang Komprehensif.

"Misalnya dengan menghadirkan Digital Future Exchange sebagai bursa kripto resmi. Langkah ini membutuhkan komitmen dari segenap pemangku kepentingan, khususnya Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan, untuk merumuskan kerangka kebijakan yang komprehensif dan implementatif," kata Bamsoet, dikutip dari siaran pers, Sabtu (10/9/2022).

Senada dengan Bamsoet, Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO), Teguh Kurniawan Harmanda, juga meyakini potensi Indonesia dalam perkembangannya menjadi pusat inovasi kripto dan blockchain di kawasan Asia Tenggara. 

Menurutnya Indonesia sendiri punya regulasi dan pasar yang potensial untuk mendukung hal itu.

Meningkatnya pengguna kripto yang sangat luar biasa dan memiliki potensi bisa mendorong pengelolaan industri yang lebih baik. Maka dari itu, perlu dukungan berbagai stakeholder untuk memajukan industri kripto di Tanah Air. 

“Aset kripto ini memiliki potensi besar di ekosistem digital. Transaksi kripto juga sudah dikenakan pajak. Jika dilihat dari jumlah transaksi bisa diketahui berapa banyak kontribusi yang bisa diberikan kepada negara," kata pria yang akrab disapa Manda.

 

Pasar Indonesia yang Potensial

Pasar Indonesia dilihat sebagai pasar yang potensial, terlebih sudah ada lebih dari 15,57 juta investor kripto per Juli 2022. Nilai transaksi perdagangan aset kripto di Indonesia pun tercatat sebesar Rp 232,4 triliun di waktu yang sama. 

Potensi itu tentu akan dimanfaatkan oleh para perusahaan investor untuk menanamkan modalnya di developer kripto atau blockchain lokal.

Sementara dari hasil survei Finder Crypto Adoption yang dilakukan di 26 negara pada Agustus 2022 melaporkan kepemilikan aset kripto orang Indonesia mencapai 29,8 juta dengan persentase 16 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 15 persen.

"Secara angka investor kripto dalam negeri masih bisa terus tumbuh, walau diterpa crypto winter. Saat ini angkanya masih sekitar lebih dari 4 persen dari jumlah populasi sekitar 270 juta penduduk Indonesia. Penetrasi kripto bisa dioptimalkan mengedepankan inklusivitas," jelas Manda.

Kemudian dari sisi bisnis industri aset kripto juga masih menjanjikan. Adanya aksi korporasi dari startup decacorn, GoTo yang mengakuisisi Calon Perdagangan Aset Kripto, membuktikan masih ada ruang untuk perkembang. 

“Di samping itu, banyaknya project aset kripto lokal juga menjadi indikator eskalasi bisnis kripto di Indonesia, dari sisi talenta hingga teknologi,” pungkas Manda.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya