Liputan6.com, Jakarta - Keberhasilan Exchange Trade Fund (ETF) bitcoin yang diluncurkan tahun lalu pada waktu yang sama belum pernah terjadi sebelumnya. Analis JPMorgan menyebutkan, bakal ada pasar untuk lebih banyak ETF meski tingkat keberhasilan akan sulit ditiru.
Mengutip decrypt, Rabu (15/1/2025), pada laporan Senin, 13 Januari 2025, tim riset di JPMorgan mengatakan, ETF Solana dan XRP masing-masing dapat menarik dana tunai miliaran dolar Amerika Serikat dari investor.
Advertisement
Baca Juga
Namun, kendaraan altcoin teratas masih akan jauh lebih rendah dari produk yang diperdagangkan yakni exchanfe-traded products atau ETP bitcoin. Analis perkirakan, ETF XRP dapat menarik investasi sebesar USD 3 miliar-USD 6 miliar. Sementara itu, Solana dapat menarik dana antara USD 4 miliar-USD 8 miliar.
Advertisement
"Terlepas dari jumlah pastinya, kami pikir (ETF Solana dan XRP) akan sesuai jika tidak berada di bawah ekspektasi Ethereum ETP mengingat status altcoin mereka, dan sama halnya bitcoin tetap menjadi kripto yang disukai untuk diperdagangkan dan dimiliki baik dalam bentuk spot dan ETP,”.
Selain itu, jika Solana dan XRP disetujui, mereka akan mengelola aset bernilai miliaran dolar Amerika Serikat yang dikelola dan akan jauh lebih kecil daripada bitcoin dan Ethereum.
Sejumlah manajer investasi termasuk Grayscale, VanEck dan Bitwise telah mengajukan dokumen untuk ETF XRP dan Solana. XRP dan Solana masing-masing merupakan kripto terbesar ketiga dan keenam berdasarkan kapitalisasi pasar. Bitcoin dan Ethereum masing-masing menempati dua posisi teratas.
Sulit Samai Keberhasilan ETF Bitcoin
Akan sangat sulit untuk menyamai keberhasilan ETF bitcoin yang diluncurkan pada Januari setelah SEC memberi lampu hijau untuk diperdagangkan di bursa saham antara lain iShares Bitcoin Trust milik BlackRock mencapai aset senilai USD 50 miliar pada tahun pertamanya.
ETF Ethereum juga memasuki pasar tahun lalu, tetapi jauh lebih lambat dalam menarik uang dibandingkan ETF Bitcoin yang banyak diminati. Analis JPMorgan menambahkan, sifat episodik kripto yang didorong oleh sentimen investor yang bervariasi dan tren yang mungkin menarik perhatian tambahan untuk waktu terbatas.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Perusahaan Penyedia ETF AS Berlomba Luncurkan Dana Kripto Baru
Sebelumnya, perusahaan penyedia ETF di AS berlomba-lomba untuk meluncurkan produk ETF berbasis kripto yang lain. Ini ditunjukkan dalam berkas yang mencakup sejumlah besar penawaran baru diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) menjelang akhir 2024.
Dilansir dari Yahoo Finance, Senin (6/10/2025), di antara produk yang diusulkan adalah ETF dari ProShares yang akan mendenominasikan pengembalian S&P 500 dalam Bitcoin. Dana yang direncanakan oleh Strive Asset Management dan REX Shares akan menawarkan eksposur ke obligasi konversi yang diterbitkan oleh perusahaan untuk membeli Bitcoin.
Kemudian perusahaan ETF Volatility Shares berencana meluncurkan dana Solana yang terbalik dan dengan leverage, di samping kendaraan yang akan melacak token digital terbesar keenam menggunakan kontrak berjangka.
Secara keseluruhan, pengajuan tersebut, jika disetujui, akan mendatangkan lebih dari selusin dana baru yang berpusat pada kripto ke sektor ini pada 2025, hanya setahun setelah dimulainya ETF Bitcoin AS pertama.
Tahun 2024 menjadi tahun bersejarah untuk industri kripto, yang menyaksikan Bitcoin aset digital terbesar di dunia melonjak lebih dari 120 persen hingga melampaui USD 100.000.
Peningkatan itu terjadi sebagian berkat dukungan presiden terpilih Donald Trump terhadap industri ini, dengan banyak pengamat pasar bertaruh bahwa sikap regulasi yang lebih longgar oleh pemerintahannya dapat membantu sektor kripto tumbuh lebih jauh.
Antusiasme atas pemilihannya membantu mendorong arus masuk tahunan untuk ETF Bitcoin terbesar salah satunya oleh BlackRock di atas USD 37 miliar untuk tahun ini, yang merupakan dana ketiga terbanyak, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Grayscale Ajukan Konversi Dana Multi-Kripto jadi ETF
Sebelumnya, pengelola aset kripto, Grayscale telah mengajukan permohonan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) untuk mengubah dananya senilai USD 520 juta (Rp 8 triliun) yang melacak berbagai mata uang kripto, menjadi dana yang diperdagangkan di bursa (ETF).
Mengutip Cointelegraph, Rabu (16/10/2024) Bursa Efek New York (NYSE), atas nama Grayscale, meminta konversi tersebut dalam pengajuan 19b-4 pada 14 Oktober 2024, formulir yang meminta SEC untuk mengubah aturan guna mengizinkan pencatatan ETF baru.
Diketahui, Dana Kapitalisasi Besar Digital Grayscale mengelola aset senilai lebih dari USD 524 juta (Rp 8,1 triliun) dan dibobot dengan alokasi 76% untuk Bitcoin, diikuti oleh 18% untuk Ether, dan sisanya dibagi antara Solana, XRP, dan Avalanche.
Dalam penyertaan formulir 8-K, Grayscale memberi tahu investornya dana tersebut mencerminkan aturan dan perubahan pencatatan yang diusulkan oleh NYSE.Konversi ke ETF spot memungkinkan investor untuk membeli dan menjual saham dalam suatu dana dengan lebih mudah.
Pengajuan terbaru Grayscale untuk ETF terjadi setelah dua konversi besar awal tahun ini, dengan SEC menyetujui permintaan perusahaan untuk mengonversi Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) dan Grayscale Ethereum Trust (ETHE) menjadi ETF.
SEC sebelumnya telah menolak semua aplikasi untuk ETF spot kripto hingga keputusan pengadilan bulan Agustus yang mendukung Grayscale membuat regulator mengubah kebijakannya.
ETF spot menyimpan aset dasar pada pembukuannya, dibandingkan dengan trust dan dana kripto non-spot lainnya yang mengandalkan kontrak berjangka untuk melacak harga, yang telah menambahkan proses regulasi sehingga mempersulit investor untuk membeli dan menjual saham dalam dana tersebut.
Setelah konversi menjadi ETF, investor Grayscale mulai menjual saham mereka karena perubahan drastis dalam diskon terhadap nilai aset bersih dana tersebut.
Advertisement