Liputan6.com, Jakarta Stroke adalah salah satu penyakit yang dapat menyebabkan disabilitas. Salah satu penyebab stroke adalah stres yang berujung pada tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Stres bisa timbul akibat bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH), seperti yang banyak orang lakukan di era pandemi COVID-19.
Baca Juga
WFH meningkatkan risiko terjadinya stres terutama jika ada banyak orang di rumah, atau jika memiliki anak yang terus-menerus menuntut perhatian.
Advertisement
Jika tidak dikelola dengan baik, stres dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan meningkatkan risiko stroke, seperti melansir Channel News Asia, Rabu (18/5/2022).
Menurut National Neuroscience Institute (NNI), stroke tidak hanya dapat terjadi pada masyarakat lanjut usia (lansia). Di Singapura, satu dari 10 orang yang terkena stroke berusia di bawah 50 tahun.
Kabar baiknya, empat dari lima kasus stroke dapat dicegah. Banyak yang menganggap pandemi itu menegangkan, terutama saat WFH dengan anak-anak di rumah.
Penelitian telah menunjukkan bahwa ketika tingkat stres seseorang meningkat, demikian juga risiko mereka terkena stroke. Stres juga dapat memperburuk tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Mengandalkan rokok, cokelat, atau alkohol untuk mengatasinya akan memperburuk keadaan. Sebagai gantinya, cobalah cara-cara ini untuk menghilangkan stres. Salah satunya dengan latihan pernapasan dalam. Mengambil napas dalam-dalam meningkatkan suplai oksigen ke otak dan membantu perasaan tetap tenang.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Cara Lainnya
Cara lain yang dapat dilakukan yakni:
-Cari dukungan pada orang lain: Bicaralah dengan anggota keluarga atau teman yang mengerti. Jika tidak tinggal bersama mereka, telepon, WhatsApp, atau Zoom.
-Latihan fisik: Olahraga telah terbukti mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, jadi jadikan itu bagian dari jadwal harian.
-Luangkan waktu untuk diri sendiri: Meluangkan waktu untuk hobi dapat membantu diri sendiri bersantai. Menulis jurnal juga dapat membantu menghilangkan stres, mengatur pikiran, dan menghabiskan waktu sendiri.
-Memeriksa risiko stroke: Memeriksa risiko stroke diri sendiri secara berkala juga dapat membantu. Beberapa pemeriksaan dapat dilakukan melalui aplikasi digital atau layanan telekonsultasi.
-Cek tekanan darah: Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol meningkatkan risiko stroke hingga empat kali lipat.
“Jika Anda memiliki mesin pengukur tekanan darah di rumah, mulailah mencatat tekanan darah Anda sekali atau dua kali seminggu, dan bagikan catatan ini dengan dokter Anda,” mengutip CNA.
Advertisement
Periksa Berat Badan
Selanjutnya, masyarakat juga dapat melakukan hal-hal berikut:
-Periksa berat badan: Pemeriksaan berat badan dengan menggunakan kalkulator indeks massa tubuh. Ini bisa dilakukan dengan kalkulator indeks massa tubuh online.
-Ukur pinggang: Pengukuran pinggang dapat dilakukan dengan pita pengukur di sekitar pusar. Untuk orang Asia, target lingkar pinggang adalah 90cm atau kurang untuk pria, dan 80cm atau kurang untuk wanita.
“Sangat mudah untuk melewatkan pemeriksaan kesehatan Anda saat Anda sibuk, tetapi berinvestasi dalam sedikit waktu secara teratur untuk kesehatan Anda akan terbayar dalam jangka panjang.”
Berbagai pemeriksaan kesehatan rutin perlu dilakukan lantaran banyak faktor risiko yang bisa menyebabkan stroke. Bahayanya, ada pula faktor penyebab stroke yang tidak memiliki tanda-tanda peringatan seperti tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, diabetes dan kadar kolesterol tinggi.
“Pilih tanggal yang penting bagi Anda dalam enam bulan ke depan – misalnya, ulang tahun atau ulang tahun pernikahan – dan atur pengingat di ponsel Anda untuk memesan janji pemeriksaan kesehatan.”
Berhenti Merokok
Salah satu upaya pencegahan stroke yang tak kalah penting adalah berhenti merokok.
Merokok adalah bentuk umum penghilang stres tetapi juga jalan pintas untuk masalah kesehatan yang serius, termasuk stroke.
Merokok mengurangi kolesterol baik (HDL), meningkatkan kolesterol jahat (LDL), terkait dengan tekanan darah tinggi dan dapat memicu fibrilasi atrium (detak jantung tidak teratur), yang merupakan faktor risiko lain untuk stroke.
Kabar baiknya adalah, tidak ada kata terlambat untuk berubah. Berhenti merokok sekarang dan risiko stroke akan turun.
Selain rokok, makanan juga memiliki peran tersendiri dalam meningkatkan risiko stroke. Jika berlebihan dalam konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, gula dan garam, itu akan meningkatkan peluang terkena tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan obesitas.
“Menyiapkan makanan Anda sendiri (masak sendiri) membuat Anda dapat mengontrol ukuran porsi dan bahan yang digunakan – dan membuatnya lebih mudah untuk makan dengan sehat.”
Ketika WFH, hindari godaan dengan menyingkirkan camilan tidak sehat. Ketika di supermarket, lewati keripik dan biskuit, dan sebaliknya, belilah buah segar untuk camilan. Juga, waspadalah terhadap garam tersembunyi dalam kecap, makanan olahan, saus, dan sup.
Advertisement