Liputan6.com, Jakarta Guna menciptakan lingkungan kerja lebih inklusif bagi penyandang disabilitas, Komisi Nasional Disabilitas (KND) kemarin (18/05) secara resmi bergabung dalam program Microsoft Enabler.
Ini merupakan sebuah inisiatif yang menyatukan organisasi nirlaba, mitra pemberi kerja, dan penyandang disabilitas di Asia Pasifik untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif. Dengan program ini, setiap orang bisa menunjukkan jati diri mereka di tempat kerja.
Baca Juga
Peresmian ini dilakukan di acara “Microsoft Indonesia Accessibility Forum” yang digelar secara hybrid dalam rangka menyambut Global Accessibility Awareness Day tanggal 20 Mei mendatang.
Advertisement
Adapun Indonesia menjadi negara ketujuh yang berpartisipasi dalam program Microsoft Enabler setelah Filipina, Korea Selatan, Selandia Baru, Singapura, Sri Lanka, dan Thailand, dengan KND menjadi mitra pertama di Indonesia.
Melalui program ini, Microsoft dan KND akan berkolaborasi aktif–terutama dengan organisasi penyandang disabilitas, Kementerian Tenaga Kerja, dan Pemerintah Daerah. Microsoft dan KND akan membekali penyandang disabilitas dengan keterampilan teknologi yang dapat mendukung mereka di tempat kerja melalui berbagai pelatihan dan sertifikasi.
Selain itu, kolaborasi juga akan dilakukan dengan bergabung bersama komunitas Microsoft Enabler. Tujuannya yakni untuk mempelajari konsep mentoring ataupun magang dari perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik yang telah melibatkan penyandang disabilitas dalam ketenagakerjaan mereka.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tujuan Lain
Tujuan lainnya yakni untuk:
-Menjalankan kampanye untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan mitra KND–baik sektor publik maupun private dalam merekrut penyandang disabilitas
-Melakukan mentoring dan role shadowing
-Memberikan surat rekomendasi kerja bagi penyandang disabilitas
-Berpartisipasi dalam job fair, dan lain sebagainya.
“Ada berbagai aspek yang perlu kita perhatikan dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif bagi penyandang disabilitas. Termasuk di antaranya adalah sistem kerja, budaya kerja, dan keterampilan kerja.”
“Dalam konteks ini, kami optimis teknologi dapat menjadi salah satu enabler yang memastikan penyandang disabilitas melakukan berbagai jenis pekerjaan di berbagai sektor,” ujar Eka Prastama, Komisioner Komisi Nasional Disabilitas mengutip keterangan pers Kamis (19/5/2022).
Kolaborasi KND dengan Microsoft di program Microsoft Enabler juga merupakan upaya untuk memastikan pemenuhan hak atas pekerjaan dan partisipasi penyandang disabilitas di seluruh Indonesia. Ini dilakukan dengan mendorong penciptaan tempat kerja yang lebih inklusif secara merata di Indonesia.
Advertisement
Pentingnya Kolaborasi
Kolaborasi dalam program ini menjadi sangat penting karena menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, Indonesia memiliki 22,5 juta penyandang disabilitas atau sekitar 5 persen dari total penduduk.
Lebih lanjut, data Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa pada Januari 2021, dari total 536.094 karyawan di 551 perusahaan yang mempekerjakan penyandang disabilitas, hanya ada 4.453 yang merupakan karyawan penyandang disabilitas.
Hal ini menunjukkan diperlukannya dukungan lebih banyak pihak untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif bagi semua. Kebutuhan ini pun sejalan dengan komitmen Indonesia terhadap nilai inklusif sebagaimana ditunjukkan dalam UU No. 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas yang bertujuan untuk menjamin persamaan hak dan perlindungan hukum.
“Seiring perkembangan Revolusi Industri 4.0, kita melihat bagaimana pertumbuhan ekonomi semakin diperkuat oleh ekonomi digital; mengaburkan batasan fisik dan digital berkat kemajuan teknologi seperti cloud, kecerdasan buatan, dan Internet of Things (IoT),” ujar Krishna Worotikan, Chief Financial Officer, Microsoft Indonesia dalam keterangan tertulis yang diterima Disabilitas Liputan.com Kamis (19/5/2022).
Terus Membuka Kemitraan
Krishna menambahkan bahwa ia percaya setiap orang harus dapat merasakan manfaat dari kemajuan ini dan berpartisipasi di dalamnya.
“Melalui kolaborasi dengan Komisi Nasional Disabilitas di program Microsoft Enabler, kami berharap dapat membuka pintu yang lebih besar bagi talenta penyandang disabilitas.”
Ini dapat memungkinkan para penyandang disabilitas untuk berkarya, berinovasi, dan mencapai lebih banyak hal secara berkesinambungan. Pasalnya, selama ini para penyandang disabilitas cenderung dipandang sebelah mata. Tak sedikit dari mereka yang telah berjuang keras mencari pekerjaan tapi tak kunjung mendapatkannya.
Di sisi lain, kebutuhan penyandang disabilitas cenderung lebih banyak ketimbang masyarakat non disabilitas. Misalnya untuk biaya pemeriksaan kesehatan rutin, alat bantu, penyesuaian atau penggantian alat bantu, dan terapi.
Pria yang juga memimpin inisiatif Diversity, Inclusion, dan Accessibility di Microsoft Indonesia menerangkan, secara jangka panjang, Microsoft terus membuka kemitraan dengan organisasi-organisasi lain di Indonesia untuk berpartisipasi dalam Microsoft Enabler.
Sebagai bagian dari kolaborasi dengan KND, kerja sama dengan Difalink juga telah dibentuk untuk mempermudah pertemuan antara penyandang disabilitas dengan organisasi pemberi kerja.
Advertisement