12 Penyandang Disabilitas Ikut Seleksi Masuk UGM

Sebanyak 12 orang penyandang disabilitas mengikuti Tes Berbasis Komputer Ujian Masuk Universitas Gadjah Mada (CBT-UM UGM) 2022.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jul 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2022, 10:00 WIB
Penyandang disabilitas ikut tes di UGM. Foto: dok UGM
Penyandang disabilitas ikut tes di UGM. Foto: dok UGM

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 12 orang penyandang disabilitas mengikuti Tes Berbasis Komputer Ujian Masuk Universitas Gadjah Mada (CBT-UM UGM) 2022.

“Pada CBT-UM UGM kali ini diikuti 40.594 peserta dengan 12 orang diantaranya merupakan penyandang disabilitas,” ungkap Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM, Dr. Sri Peni Wastutiningsih, dikutip laman UGM, Kamis (7/7/2022).

Kedua belas penyandang disabilitas yang mengikuti CBT-UM UGM ini meliputi 1 orang penyandang tunanetra, 1 orang penyandang tunarungu, 1 orang penyandang Tuli, 3 orang penyandang low vision, serta 6 orang penyandang tunadaksa.

Peserta ujian disabilitas mengikuti tes pada hari Senin, 4 Juli 2022 dengan 11 orang diantaranya di Kampus UGM Yogyakarta dan 1 orang di Kampus UGM Jakarta.

Peni menjelaskan, peserta ujian penyandang disabilitas difasilitasi pendampingan saat pelaksanaan ujian. Pendampingan dilakukan oleh mahasiswa dari UKM Peduli Difabel.

Sebelum hari pelaksanaan ujian para pendamping melakukan koordinasi untuk memetakan kebutuhan peserta ujian terutama akses saat berada di lokasi ujian.

Saat hari pelaksanaan ujian, pendamping bertugas mengarahkan peserta sejak tiba dilokasi hingga masuk ke ruang ujian.

Pendampingan juga dilakukan saat ujian, salah satunya bagi penyandang tunanetra. UGM dalam hal ini juga menyiapkan peralatan dan software khusus yang akan digunakan penyandang tunanetra, diantaranya headset dan program screen reader yang memudahkan peserta penyandang tunanetra memahami soal ujian melalui suara.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Memudahkan peserta disabilitas

Aulia Rachmi Kurnia, peserta penyandang tunanetra asal Jakarta, mengatakan dapat menjalani CBT-UM UGM dengan lancar.

Ia merasa sangat terbantu dengan berbagai fasilitasi yang disediakan oleh UGM mulai adanya pendamping, penyediaan perangkat khusus saat ujian, hingga lokasi yang aksesibel bagi penyandang disabilitas.

“Saya merasa sangat senang karena UGM kampusnya cukup inklusif, aksesibel bagi penyandang disabilitas termasuk netra dan ditambah dengan adanya pendamping benar-benar sangat membantu,” tuturnya.

Meski memiliki keterbatasan fisik, Aulia memiliki semangat dan harapan yang besar dalam menggapai cita. Keterbatasan yang disandangnya tidak menghalanginya untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya. Buktinya ia memutuskan untuk mengejar ilmu di kota pendidikan Yogyakarta saat SMA.

“Yang penting terus semangat, jangan pernah menganggap diri kita tidak bisa, meski dengan keterbatasan kita bisa kok melakukan apa yang orang-orang normal umumnya lakukan,” tuturnya sembari berharap ia bisa lolos dalam ujian kali ini dan diterima kuliah di UGM.

CBT-UM UGM dilaksanakan 25 Juni sampai 4 Juli 2022. Ujian dilakukan di 23 lokasi dengan 100 ruangan yang tersebar di 19 fakultas, sekolah vokasi, perpustakaan, serta Kampus UGM Jakarta. Dari 40.594 peserta, sebanyak 36.135 peserta mengikuti ujian di UGM Yogyakarta dan 6.091 peserta di Kampus UGM Jakarta. Peserta ujian terbagi dalam tiga kelompok yakni kelompok saintek 36.135 peserta, soshum 14.060 peserta, dan kelompok campuran 399 peserta.

7 Difabel ikut UTBK di Universitas Brawijaya

Selain di UGM, 7 difabel juga sebelumnya menjadi peserta Ujian tulis berbasis komputer (UTBK) SBMPTN di Universitas Brawijaya Malang, yakni lima orang tuna daksa dan dua peserta low vision.

Wakil Rektor Bidang Akademik UB Aulanni’am menyatakan,  para peserta difabel diberikan tempat khusus di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) yang memiliki aksesibilitas untuk difabel.

Dalam mengerjakan soal UTBK, peserta difabel low vision didampingi oleh pendamping yang bertugas membantu membacakan soal dan memasukkan jawaban melalui komputer sesuai jawaban yang diberikan peserta.

“Alhamdulillah, tidak ada kesulitan saat mengerjakan soal, tetapi harus berburu dengan waktu, karena banyak soal dengan bacaan yang panjang,” ucap salah satu peserta difabel low vision, Iva Salsabila.

Ia menambahkan akses menuju lokasi ujian juga dapat dengan mudah dijangkau melalui denah dan petunjuk.

“Mencari lokasi ujian cukup mudah dan dengan adanya bantuan pendamping sangat memudahkan,” kata peserta lulusan SMAN 1 Bululawang Kabupaten Malang, seperti dilansir Antara.

Tetap prokes

Kegiatan UTBK di UB dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan ketat, yakni memakai masker, sarung tangan, sterilisasi ruangan, fasilitas mencuci tangan dan menjaga jarak antar-peserta.

“Pelaksanaan UTBK di UB sangat tertib, protokol kesehatannya ketat, saat datang langsung diminta mencuci tangan di tempat yang disediakan,” kata Dewinta yang memilih Pendidikan Sosiologi dan Pendidikan IPS di UM ini.

UTBK di UB melibatkan 79 pengawas, 16 penanggung jawab lokasi, 16 penanggung jawab TIK lokasi, 16 admin TIK lokasi, empat admin server, dan 69 teknisi ruang dalam tiap sesi.

Peserta UTBK juga diperiksa dengan metal detektor sebelum tes dilakukan untuk mengantisipasi kecurangan. UB menyediakan dua petugas, laki-laki dan perempuan di masing-masing ruangan untuk melakukan pengecekan.

Tahun ini UB menerima mahasiswa baru melalui tiga jalur penerimaan, yakni SNMPTN (20 persen), SBMPTN (30 persen), dan Seleksi Mandiri (50 persen). 

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya