Liputan6.com, Jakarta Ada banyak metode pengajaran yang berbeda untuk anak dengan gangguan spektrum autisme (ASD). Dari sekian metode, ada pendekatan neurotipikal untuk membiasakan anak ASD pada keterampilan sosial, bahasa, dan komunikasi.
Salah satu tantangan yang dihadapi anak dengan autisme yaitu kemampuan untuk mandiri. Jika ini masalah yang anak Anda hadapi maka Anda mungkin bisa mencoba metode TEACCH.
Baca Juga
Dilansir dari Autismparentingmagazine, metode TEACCH dikembangkan sebagai bentuk pengajaran terstruktur yang sangat disukain anak ASD. Metode tersebut menitikberatkan pada kebutuhan perkembangan anak, minat, dan keterampilan untuk mengembangkan kemandirian anak.
Advertisement
Apa Itu Metode TEACCH?
Metode TEACCH atau Treatment and Education of Autistic and Communication Handicapped Children ini khusus dikembangkan untuk anak-anak dengan gangguan spektrum autisme. Metode pengajaran ini dikembangkan di University of North Carolina oleh Dr. Eric Schopler dan Dr. Robert Reichler pada tahun 1960-an; metodologinya memberikan bentuk pembelajaran visual yang terstruktur dan kadang-kadang disebut sebagai Pengajaran Terstruktur.
Salah satu manfaat dari metode TEACCH adalah khusus untuk ASD dan memperhitungkan semua ciri khas autisme, dan kesulitan setiap anak autisme, membuat intervensi khusus untuk kebutuhan setiap anak. Hal ini dilakukan melalui intervensi terstruktur dan berkesinambungan, dengan mengadaptasi lingkungan, dan memberikan pelatihan komunikasi alternatif. Ini juga dapat diimplementasikan bersamaan dengan pendekatan atau terapi lain.
Metode ini memperhitungkan poin bahwa anak bisa menjadi lebih mandiri. Tujuan dari metode TEACCH adalah untuk membantu anak-anak dengan spektrum autisme memiliki pemahaman yang lebih baik tentang realitas dari sudut pandang persepsi dengan menggunakan alat bantu visual.
Peran orang tua diakui dalam metode TEACCH, sehingga metode ini tidak hanya berpusat pada pembelajaran terstruktur berdasarkan gaya belajar anak, tetapi juga mengajarkan orang tua bagaimana menilai dan menerapkan dukungan individual untuk anak-anak mereka di rumah.
Â
Prinsip Metode TEACCH
Metode TEACCH bergantung pada prinsip-prinsip inti dari Pengajaran Terstruktur. Prinsip-prinsip ini adalah: organisasi lingkungan fisik, urutan aktivitas yang dapat diprediksi, jadwal visual, rutinitas dan fleksibilitas, sistem kerja/aktivitas, dan aktivitas yang terstruktur secara visual.
Berikut sekilas tentang prinsip-prinsip Pengajaran Terstruktur.
1. Organisasi lingkungan fisik/struktur fisik
Prinsip ini menekankan pentingnya lingkungan yang kondusif untuk belajar. Lingkungan harus menarik dan dapat dikelola baik oleh anak-anak autisme.
Tata letak lingkungan juga diperhitungkan untuk mengetahui gaya belajar siswa dan perbedaan sensorik. Tata letak melibatkan penempatan furnitur dan alat bantu belajar di sekitar kelas; lingkungan yang mapan mengurangi stimulasi, membatasi gangguan, dan mengurangi kecemasan, serta mendorong anak agar konsisten dan efektif.
Agar lingkungan menjadi efektif, usia dan kebutuhan belajar anak perlu diperhitungkan dalam organisasi lingkungan itu. Batasan yang jelas perlu dibuat untuk menghindari anak berkeliaran. Isyarat visual eksplisit atau informasi tertulis (untuk anak-anak verbal pada spektrum) sangat penting.
2. Urutan kegiatan/penjadwalan yang dapat diprediksi
Ketika aktivitas dan lingkungan dapat diprediksi, ini mengurangi kecemasan, terutama ketika melibatkan aktivitas yang mengikuti satu sama lain. Setiap rangkaian kegiatan dijelaskan kepada anak ASD melalui penggunaan alat bantu visual.
3. Jadwal visual
Komunikasi visual umumnya lebih mudah dipahami dan lebih mudah diakses. Ketika seseorang dalam spektrum mengikuti rutinitas tertentu dengan melihat jadwal, tugas menjadi kurang membingungkan dan karena itu mengurangi terjadinya perilaku yang tidak diinginkan. Manfaat lain dari penjadwalan visual adalah membangun kemandirian dan kompetensi, terutama ketika orang atau anak belajar untuk mengadopsi ini sendiri dalam rutinitas sehari-hari mereka.
Contoh jadwal visual meliputi: to do list, jadwal garis besar kegiatan, petunjuk langkah demi langkah untuk menyelesaikan tugas (menggunakan gambar misalnya), atau timetable.
Â
Advertisement
4. Rutinitas dan fleksibilitas
Rutinitas berguna untuk dua tujuan: pertama, aktivitas atau tugas sehari-hari dibuat untuk mengurangi kebingungan dan kecemasan.
Kedua, untuk orang tua, guru, atau terapis, agar menghentikan anak dari mengembangkan rutinitasnya yang tidak menguntungkan atau membuatnya dapat beradaptasi secara sosial.
Dengan rutinitas itu, perlu ada keseimbangan dengan fleksibilitas karena kehidupan kita sehari-hari. Jadi, karena anak autisme mengalami kesulitan memahami dunia, rutinitas mereka harus ditantang. Misalnya, menggunakan bahan yang sedikit berbeda seperti berjalan di jalur yang berbeda, memperkenalkan permainan yang berbeda, atau memilih waktu yang berbeda dari biasanya saat berjalan-jalan, dll.Â
5. Struktur sistem kerja/aktivitas
Hal ini membantu anak memahami tugas, tetap fokus, dan menyelesaikan tugas secara mandiri. Ini menjawab empat pertanyaan kunci:
- Apa tugas atau aktivitasnya?
- Berapa banyak pekerjaan yang diperlukan untuk tugas ini selama periode tertentu ini?
- Bagaimana anak tahu kapan dia membuat kemajuan dan kapan aktivitasnya
- Apa yang terjadi setelah tugas selesai?
Untuk anak autisme yang mungkin kesulitan memahami bahasa, pertanyaan-pertanyaan ini dapat dijawab dengan menggunakan gambar, simbol, warna, angka, atau benda. Misalnya, saat melakukan aktivitas mencocokkan, menggunakan benda seperti Velcro untuk menempelkan gambar di tempat yang sesuai dan memastikan aktivitas tersebut jelas secara visual tentang apa yang perlu dilakukan anak, misalnya mencocokkan warna atau bentuk.
Di sisi lain, seorang anak autisme yang mengerti bahasa akan melakukannya dengan baik dengan daftar tugas dan label tertulis.
6. Aktivitas yang terstruktur secara visual
Kegiatan harus jelas secara visual dan bermakna bagi anak. Jika anak tidak dapat menyentuh, melihat, atau menahan aktivitas, kemungkinan besar ia tidak akan terlibat dalam aktivitas tersebut atau merasa cukup menarik baginya untuk memberikan perhatian.
Instruksi visual memberi tahu anak apa yang harus dia lakukan, organisasi visual melibatkan penyediaan bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas, terorganisir dengan rapi dan stabil. Akhirnya, kejelasan visual membantu anak pada spektrum autisme mengetahui apa yang dia lakukan karena jelas dan tidak mengganggu, berlebihan, atau membingungkan secara visual.
Â
Manfaat Metode TEACCH
Selain fakta bahwa metode TEACCH dikembangkan khusus untuk anak autisme, penggunaan isyarat visual untuk mengajar membuat pembelajaran lebih mudah diakses, terutama untuk anak-anak yang non-verbal. Alat bantu visual menjadikan pembelajaran sebagai alat universal.
Tujuan utama dari metode TEACCH adalah agar anak-anak dengan spektrum autisme memperoleh keterampilan sosial dan membantu mengubah persepsi mereka tentang lingkungan sosial dengan cara yang positif.
Studi penelitian telah menunjukkan metode TEACCH efektif; satu studi menyatakan bahwa metode ini berdampak pada perilaku adaptif anak-anak autisme, ditambah timbal balik sosial, termasuk tingkat stres orang tua dan interaksi orang tua-anak. Penelitian serupa telah menunjukkan metode ini efektif dalam mengurangi perilaku yang merugikan diri sendiri
Manfaat tambahan dari metode TEACCH adalah, ketika orang tua dilatih dan dapat menerapkan metode pengajaran ini di rumah, dan setelah itu perilaku anak menjadi lebih adaptif dalam rutinitas sehari-hari, stres orang tua berkurang. Peran orang tua dalam menerapkan metode ini di rumah tidak hanya meningkatkan efektivitas metode ini, tetapi juga berkontribusi pada kemandirian anak dan meningkatkan integrasi sosial.
Orang tua dari anak autisme dapat mengambil manfaat dari metode TEACCH karena metode ini mengenali tantangan yang terkait dengan autisme dan menyesuaikan metodologinya dengan kebutuhan spesifik anak. Ini bahkan lebih bermanfaat karena orang tua dapat mengikuti pelatihan dan menerapkan metode ini di rumah.
Perlu dicatat, agar setiap perilaku menjadi tidak disadari dan terjadi secara alami, perlu diperkuat tidak hanya oleh guru atau terapis, tetapi penerapannya di rumah juga penting.
Advertisement