Ketua MPR RI Bambang Soesatyo Uraikan Bukti Keberpihakan Negara pada Penyandang Disabilitas

Pemerintah Republik Indonesia (RI) tidak melupakan keberadaan masyarakat penyandang disabilitas. Hal ini dibuktikan dengan adanya berbagai peraturan yang melindungi hak-hak difabel.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 24 Jun 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2023, 10:00 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo Uraikan Bukti Keberpihakan Negara pada Penyandang Disabilitas
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo Uraikan Bukti Keberpihakan Negara pada Penyandang Disabilitas. (Liputan6.co/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Republik Indonesia (RI) tidak melupakan keberadaan masyarakat penyandang disabilitas. Hal ini dibuktikan dengan adanya berbagai peraturan yang melindungi hak-hak difabel.

Menurut Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo selain UU Nomor 8/2016 tentang Penyandang Disabilitas, keberpihakan hukum pada disabilitas juga tertuang dalam aturan lain.

“Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Presiden (Perpres) terhadap penyandang disabilitas juga sudah banyak sekali,” kata pria yang karib disapa Bamsoet dalam keterangan resmi dikutip Kamis (22/6/2023).

Pada 2019, terdapat PP tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial bagi Penyandang Disabilitas. Serta PP tentang Perencanaan Penyelenggaraan dan Evaluasi terhadap Penghormatan, Perlindungan, dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas.

Pada 2020, ada peraturan lain sebagai berikut:

  • PP tentang Akomodasi yang Layak bagi Peserta Didik Penyandang Disabilitas
  • PP tentang Akomodasi yang Layak dalam Proses Peradilan
  • PP tentang Aksesibilitas Terhadap Pemukiman, Pelayanan Publik, dan Perlindungan Bencana bagi Penyandang Disabilitas
  • PP tentang Unit Layanan Disabilitas Ketenagakerjaan.

Pemerintah juga telah meresmikan Komisi Nasional Disabilitas (KND) yang salah satu tugasnya untuk memastikan bahwa aturan-aturan tersebut diimplementasikan dengan baik.

"Komisi Nasional Disabilitas punya tugas berat mendorong berbagai peraturan yang telah dikeluarkan pemerintah tersebut tidak hanya berakhir di atas kertas saja.”

“Melainkan juga harus diimplementasikan oleh berbagai stakeholder terkait. Sehingga para penyandang disabilitas tidak merasa terasingkan tinggal di negerinya sendiri," jelas Bamsoet usai menerima Komisi Nasional Disabilitas, di Jakarta, Selasa 20 Juni 2023

Utusan Golongan dalam Keanggotaan MPR RI

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo Dorong Para Kepala Daerah Keluarkan Perda Disabilitas
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong para kepala daerah untuk mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) tentang Penyandang Disabilitas. Foto: Dok. MPR RI.

Selain melalui UU dan Perda, MPR RI saat ini juga sudah menampung banyak aspirasi dari berbagai pihak untuk menghadirkan kembali Utusan Golongan dalam keanggotaan MPR RI.

“Sehingga, bisa mewadahi berbagai elemen masyarakat agar bisa terakomodasi dalam lembaga perwakilan yang representatif,” kata Bamsoet.

“Tidak menutup kemungkinan, adanya Utusan Golongan nantinya dapat mengakomodasi saudara sebangsa kita dari kalangan difabel agar bisa berperan banyak dalam keanggotaan di MPR RI," tambahnya.

Dorong Para Kepala Daerah Keluarkan Perda Disabilitas

Ilustrasi penyandang disabilitas
Bamsoet mendorong para kepala daerah untuk mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) tentang Penyandang Disabilitas / Unsplash.com

Dalam kesempatan yang sama, Bamsoet mendorong para kepala daerah untuk mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) tentang Penyandang Disabilitas.

Dia menggarisbawahi, peraturan daerah yang dimaksud adalah yang sesuai dengan UU No.8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.

Dorongan ini disampaikan setelah ia melihat hasil kajian Komisi Nasional Disabilitas. Kajian tersebut menunjukkan, dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, baru 112 daerah yang memiliki Perda tentang penyandang disabilitas.

Menurutnya, keberadaan Perda tentang Penyandang Disabilitas sangat penting untuk memenuhi berbagai hak penyandang disabilitas, seperti:

  • Ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana
  • Transportasi publik yang memadai
  • Ketersediaan akses yang memadai terhadap kesehatan, pendidikan, pelatihan
  • Pekerjaan yang layak.

Tantangan Masyarakat Disabilitas

Ilustrasi disabilitas
Mengutip data International Labour Organization (ILO), sekitar 15 persen atau sekitar 1 miliar orang dari jumlah penduduk dunia adalah penyandang disabilitas. Freepik.

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan pula soal jumlah penyandang disabilitas.

Ia mengutip data International Labour Organization (ILO) yang melaporkan sekitar 15 persen atau sekitar 1 miliar orang dari jumlah penduduk dunia adalah penyandang disabilitas.

Sekitar 82 persen penyandang disabilitas berada di negara berkembang dan hidup di bawah garis kemiskinan.

Mereka juga kerap menghadapi keterbatasan akses atas kesehatan, pendidikan, pelatihan, dan pekerjaan yang layak. Sehingga mereka tergolong lebih rentan terhadap kemiskinan.

Tak hanya secara global, secara nasional pun jumlah penyandang disabilitas terbilang tinggi.

"Di Indonesia, Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penyandang disabilitas pada 2020 mencapai 22,5 juta jiwa.”

“Sementara Survei Ekonomi Nasional (Susenas) 2020 mencatat ada 28,05 juta penyandang disabilitas. Sedangkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut persentase difabel di Indonesia 10 persen dari total penduduk atau sekitar 27,3 juta orang," jelas Bamsoet.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya