Pemda Kota Bandung Benahi Trotoar untuk Utamakan Kenyamanan Lansia dan Difabel

Salah satu upaya yang baru-baru ini dilakukan Pemda Kota Bandung untuk kenyamanan difabel adalah mengaudit kelayakan dan kenyamanan trotoar di kawasan Tegallega.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 27 Jan 2025, 15:00 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2025, 15:00 WIB
Pemda Kota Bandung Audit Trotoar untuk Utamakan Kenyamanan Lansia dan Difabel
Ilustrasi Pemda Kota Bandung Audit Trotoar untuk Utamakan Kenyamanan Lansia dan Difabel. Foto: BILiC.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Bandung terus berbenah untuk membangun lingkungan yang ramah bagi penyandang disabilitas.

Salah satu upaya yang baru-baru ini dilakukan Pemda Kota Bandung adalah mengaudit kelayakan dan kenyamanan trotoar di kawasan Tegallega.

Sejumlah perwakilan komunitas turut dilibatkan untuk memberikan masukan guna perbaikan fasilitas publik.

Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara menegaskan komitmen Pemkot Bandung untuk mendahulukan kebutuhan manusia dalam pembangunan kota, khususnya pejalan kaki.

“Dalam rangka menyelesaikan pekerjaan DSDABM (Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga), kami memastikan bahwa fasilitas umum sudah memenuhi kriteria penggunaan bagi penyandang disabilitas dan lansia. Kami mendengar masukan dari perwakilan komunitas, yang menjadi bahan perbaikan dalam membangun fasilitas umum yang lebih inklusif,” ujar Koswara pada 21 Januari 2025 mengutip laman resmi Provinsi Jawa Barat.

Ia juga menyebut, beberapa trotoar, seperti di Jalan Lodaya dan Jalan Ahmad Yani, akan menjadi prioritas untuk ditingkatkan kenyamanannya. Menurut Koswara, pembangunan kota harus mengedepankan aspek manusia, bukan kendaraan pribadi.

“Jika ada benturan kepentingan antara kebutuhan manusia dan kendaraan, pejalan kaki harus diutamakan. Pembangunan yang memprioritaskan manusia, InsyaAllah, akan membuat kota ini layak untuk ditinggali,” tambahnya.

Libatkan Komunitas untuk Perbaikan Fasilitas

Sementara itu Kepala DSDABM Kota Bandung, Didi Ruswandi menyampaikan, masukan dari komunitas sangat membantu dalam proses evaluasi.

“Komunitas lansia meminta lebih banyak bangku di trotoar kawasan Tegallega ini, di setiap sekitar 50 meter ada bangku. Ini kan jarak antarbangku masih cukup jauh," jelas Didi.

"Lalu komunitas dari teman disabilitas rungu menginginkan lebih banyak guide-line berbentuk visual sebagai penunjuk arah. Semua masukan ini kami catat untuk perbaikan,” jelas Didi.

Fasilitas yang Dibutuhkan Penyandang Disabilitas

Pada kesempatan yang sama, salah satu perwakilan komunitas disabilitas, Aden menyampaikan apresiasinya karena selalu dilibatkan dalam proses audit fasilitas umum.

“Kami memprioritaskan fasilitas publik seperti terminal, stasiun kereta api, dan taman-taman agar lebih aksesibel. Tapak jalan dan toilet umum yang ramah disabilitas juga menjadi kebutuhan penting,” kata Aden yang merupakan penyandang disabilitas daksa.

Ciptakan Kota Inklusif dan Layak Huni

Hal serupa disampaikan Sansan dari komunitas Indonesia Ramah Lansia Jawa Barat. Ia berharap trotoar yang nyaman dapat menjadi prioritas pembangunan di Bandung.

“Ketika Kota Bandung sudah ramah lansia, InsyaAllah, kota ini akan ramah untuk semuanya. Perhatikan kenyamanan lansia saat menyebrang dan berjalan, mari rapikan trotoar agar menjadi masukan yang bermanfaat,” ujar Sansan.

Melalui audit ini, Pemkot Bandung berharap dapat mewujudkan kota yang lebih inklusif dan layak huni bagi seluruh warganya, khususnya kelompok rentan seperti lansia dan penyandang disabilitas.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya