Cara Membuat Buras Khas Sulawesi Selatan yang Lezat dan Gurih

Pelajari cara membuat buras khas Sulawesi Selatan yang lezat dan gurih. Simak resep lengkap dan tips sukses membuatnya di rumah dengan mudah.

oleh Liputan6 diperbarui 15 Nov 2024, 15:25 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2024, 15:25 WIB
cara membuat buras
cara membuat buras ©Ilustrasi dibuat AI

Liputan6.com, Jakarta Buras merupakan salah satu makanan tradisional khas Sulawesi Selatan yang memiliki cita rasa gurih dan tekstur yang unik. Hidangan ini sering dijadikan pendamping berbagai kuliner khas Makassar seperti coto dan pallubasa. Bagi Anda yang penasaran ingin mencicipi kelezatan buras, berikut ini akan diulas secara lengkap mengenai cara membuat buras yang bisa Anda praktikkan di rumah.

Pengertian dan Sejarah Buras

Buras adalah makanan tradisional berbahan dasar beras yang dimasak dengan santan dan dibungkus menggunakan daun pisang. Bentuknya menyerupai lontong namun lebih pipih dan pendek. Buras memiliki tekstur yang lebih padat dibandingkan lontong biasa karena proses memasaknya yang khas.

Sejarah buras tidak dapat dipisahkan dari budaya kuliner masyarakat Bugis dan Makassar di Sulawesi Selatan. Makanan ini sudah ada sejak zaman dahulu dan menjadi bagian penting dalam berbagai upacara adat dan perayaan. Buras sering disajikan sebagai hidangan wajib saat acara pernikahan, syukuran, atau hari raya keagamaan.

Nama "buras" sendiri diperkirakan berasal dari kata "burasa" dalam bahasa Bugis yang berarti nasi yang dibungkus. Seiring waktu, pengucapannya berubah menjadi "buras" seperti yang kita kenal sekarang. Meski demikian, ada juga yang menyebutnya "burasa" hingga saat ini.

Bahan-Bahan untuk Membuat Buras

Untuk membuat buras yang lezat dan gurih, Anda memerlukan bahan-bahan sebagai berikut:

  • 1 kg beras
  • 1,5 liter santan kental dari 1 butir kelapa besar
  • 2 sdm garam
  • 2-3 lembar daun pandan
  • Daun pisang secukupnya untuk membungkus
  • Tali rafia atau benang kasur untuk mengikat

Bahan-bahan tersebut merupakan komposisi dasar untuk membuat buras. Namun, Anda juga bisa menambahkan beberapa bahan pelengkap seperti:

  • 2 lembar daun salam
  • 1 batang serai, memarkan
  • 1 ruas jari lengkuas, memarkan
  • 1 sdm bawang merah goreng (opsional)

Penambahan bahan-bahan pelengkap ini akan semakin memperkaya cita rasa buras yang Anda buat. Pastikan untuk memilih beras yang berkualitas baik agar menghasilkan tekstur buras yang sempurna.

Langkah-Langkah Membuat Buras

Berikut ini adalah panduan lengkap cara membuat buras khas Sulawesi Selatan:

  1. Cuci bersih beras hingga air bilasannya jernih. Tiriskan dan sisihkan.
  2. Rebus santan bersama garam, daun pandan, dan bahan pelengkap lainnya (jika menggunakan) dalam panci besar. Aduk terus agar santan tidak pecah.
  3. Setelah santan mendidih, masukkan beras yang sudah dicuci. Aduk rata dan masak dengan api sedang hingga santan terserap dan beras menjadi setengah matang (aron).
  4. Matikan api dan biarkan nasi aron tersebut selama 15-20 menit agar santan benar-benar meresap.
  5. Siapkan daun pisang yang sudah dilayukan. Ambil sekitar 3-4 sendok makan nasi aron dan letakkan di atas daun pisang.
  6. Bungkus nasi aron dengan daun pisang membentuk persegi panjang yang pipih. Semat ujung-ujungnya dengan lidi atau stapler khusus makanan.
  7. Tumpuk dua bungkus buras menjadi satu dan ikat dengan tali rafia atau benang kasur.
  8. Ulangi proses pembungkusan hingga seluruh nasi aron habis.
  9. Siapkan panci besar berisi air dan rebus buras selama 2-3 jam hingga benar-benar matang.
  10. Angkat buras yang sudah matang dan tiriskan. Biarkan dingin sebelum disajikan.

Proses memasak buras memang membutuhkan waktu dan kesabaran. Namun, hasilnya akan sebanding dengan kelezatan yang Anda dapatkan. Pastikan untuk mengaduk terus santan saat merebus beras agar tidak pecah dan menghasilkan tekstur buras yang sempurna.

Tips Sukses Membuat Buras

Agar buras yang Anda buat berhasil dengan sempurna, perhatikan beberapa tips berikut ini:

  • Gunakan beras berkualitas baik dan berjenis pulen agar menghasilkan tekstur buras yang lembut dan tidak mudah hancur.
  • Pastikan perbandingan beras dan santan tepat. Terlalu banyak santan akan membuat buras lembek, sementara terlalu sedikit santan akan membuat buras keras.
  • Aduk terus campuran beras dan santan saat memasak untuk mencegah santan pecah dan beras menggumpal di dasar panci.
  • Biarkan nasi aron beristirahat sejenak sebelum dibungkus agar santan benar-benar meresap ke dalam beras.
  • Layukan daun pisang terlebih dahulu agar lebih mudah dibentuk dan tidak mudah sobek saat membungkus.
  • Ikat buras dengan kencang namun jangan terlalu erat agar buras dapat mengembang saat direbus.
  • Rebus buras dalam air yang cukup banyak dan pastikan seluruh bungkusan terendam air.
  • Jangan terburu-buru mengangkat buras. Pastikan merebus selama minimal 2 jam agar benar-benar matang.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat meminimalisir kegagalan dalam membuat buras. Kesabaran dan ketelitian menjadi kunci utama keberhasilan membuat hidangan tradisional ini.

Variasi dan Kreasi Buras

Meski resep dasarnya sederhana, buras dapat divariasikan dengan berbagai cara untuk menambah cita rasa dan nilai gizinya. Beberapa variasi buras yang bisa Anda coba antara lain:

  • Buras isi: Tambahkan isian seperti abon, daging cincang, atau sayuran sebelum membungkus nasi aron.
  • Buras warna-warni: Beri pewarna alami seperti daun pandan, kunyit, atau bunga telang untuk menghasilkan buras dengan warna menarik.
  • Buras jagung: Campurkan jagung pipil atau tepung jagung ke dalam adonan beras untuk menambah tekstur dan nutrisi.
  • Buras ketan: Ganti sebagian atau seluruh beras dengan beras ketan untuk tekstur yang lebih kenyal.
  • Buras bumbu: Tambahkan berbagai bumbu seperti bawang putih, ketumbar, atau rempah lainnya ke dalam santan saat memasak.

Jangan ragu untuk bereksperimen dengan berbagai bahan dan rasa sesuai selera Anda. Namun, tetap pertahankan teknik dasar pembuatan buras agar hasilnya tetap autentik.

Cara Menyajikan dan Menikmati Buras

Buras biasanya disajikan sebagai pendamping berbagai hidangan khas Sulawesi Selatan. Beberapa cara menyajikan dan menikmati buras antara lain:

  • Sebagai pengganti nasi untuk menyantap coto Makassar atau pallubasa.
  • Dipotong-potong dan disajikan bersama sayur lodeh atau opor ayam.
  • Digoreng sebentar hingga kecokelatan lalu disantap dengan sambal atau saus kacang.
  • Dijadikan bahan dasar pembuatan nasi goreng buras yang gurih.
  • Disajikan sebagai camilan dengan taburan kelapa parut dan gula merah.

Buras paling nikmat disantap dalam keadaan hangat. Jika ingin menyimpan buras, biarkan dingin terlebih dahulu lalu simpan dalam wadah tertutup di lemari es. Buras dapat bertahan hingga 3-4 hari jika disimpan dengan benar.

Nilai Gizi dan Manfaat Buras

Sebagai makanan berbahan dasar beras, buras memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi. Berikut ini adalah perkiraan nilai gizi dalam satu porsi buras (100 gram):

  • Kalori: 165 kkal
  • Karbohidrat: 36 gram
  • Protein: 3 gram
  • Lemak: 1 gram
  • Serat: 0,5 gram

Meski tidak terlalu tinggi protein, buras memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan, di antaranya:

  • Sumber energi yang baik karena kandungan karbohidratnya.
  • Mengandung mineral seperti kalsium dan fosfor dari santan kelapa.
  • Membantu menjaga kesehatan pencernaan berkat kandungan seratnya.
  • Memberikan rasa kenyang lebih lama dibandingkan nasi putih biasa.

Meski demikian, konsumsi buras sebaiknya tetap dalam jumlah yang wajar, terutama bagi penderita diabetes atau mereka yang sedang menjalani program penurunan berat badan.

Perbedaan Buras dengan Makanan Sejenis

Buras sering kali disamakan dengan lontong atau ketupat karena sama-sama terbuat dari beras yang dibungkus. Namun, ada beberapa perbedaan mendasar di antara makanan-makanan tersebut:

  • Bahan: Buras menggunakan santan dalam proses memasaknya, sementara lontong dan ketupat hanya menggunakan air.
  • Bentuk: Buras berbentuk pipih memanjang, lontong berbentuk silinder panjang, sedangkan ketupat berbentuk prisma atau kubus.
  • Pembungkus: Buras dan lontong dibungkus dengan daun pisang, sementara ketupat dibungkus dengan anyaman daun kelapa.
  • Tekstur: Buras memiliki tekstur yang lebih padat dan gurih dibandingkan lontong atau ketupat.
  • Cara penyajian: Buras lebih sering disajikan sebagai pendamping hidangan berkuah, sementara lontong dan ketupat lebih fleksibel penggunaannya.

Meski memiliki perbedaan, ketiga makanan ini sama-sama menjadi bagian penting dalam kuliner Nusantara dan memiliki penggemarnya masing-masing.

Tradisi dan Budaya Terkait Buras

Buras memiliki peran penting dalam berbagai tradisi dan budaya masyarakat Sulawesi Selatan, khususnya suku Bugis dan Makassar. Beberapa tradisi yang melibatkan buras antara lain:

  • Acara pernikahan: Buras sering disajikan sebagai salah satu hidangan dalam pesta pernikahan adat Bugis-Makassar.
  • Upacara adat: Dalam beberapa upacara adat seperti kelahiran atau syukuran, buras menjadi salah satu sesaji yang wajib ada.
  • Lebaran: Buras menjadi hidangan khas yang sering disajikan saat perayaan Idul Fitri di Sulawesi Selatan.
  • Oleh-oleh: Buras sering dijadikan buah tangan khas Makassar untuk dibawa pulang oleh para wisatawan.

Keberadaan buras dalam berbagai acara penting menunjukkan betapa makanan ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kuliner dan budaya masyarakat Sulawesi Selatan.

Mitos dan Fakta Seputar Buras

Sebagai makanan tradisional, buras tak lepas dari berbagai mitos yang berkembang di masyarakat. Berikut ini beberapa mitos dan fakta seputar buras:

Mitos:

  • Buras hanya bisa dibuat oleh orang Sulawesi Selatan.
  • Buras harus dimasak minimal 5 jam agar matang sempurna.
  • Buras tidak boleh dimakan oleh penderita diabetes.

Fakta:

  • Siapa pun bisa membuat buras asalkan mengikuti resep dan teknik yang benar.
  • Waktu memasak buras yang ideal adalah 2-3 jam, tergantung ukuran dan ketebalan bungkusannya.
  • Penderita diabetes masih bisa mengonsumsi buras dalam jumlah terbatas dan dengan pengawasan dokter.

Penting untuk memisahkan antara mitos dan fakta agar kita dapat menikmati buras dengan lebih bijak dan tetap memperhatikan aspek kesehatan.

Inovasi dan Perkembangan Buras di Era Modern

Seiring perkembangan zaman, buras juga mengalami berbagai inovasi dan adaptasi. Beberapa perkembangan terkini seputar buras antara lain:

  • Buras instan: Tersedia buras siap saji yang hanya perlu dihangatkan sebelum disantap.
  • Buras fusion: Perpaduan buras dengan kuliner modern seperti buras sushi atau buras burger.
  • Buras sehat: Penggunaan beras merah atau beras organik untuk membuat buras yang lebih bergizi.
  • Kemasan modern: Buras dikemas dalam kemasan vakum atau retort pouch untuk memperpanjang masa simpan.
  • Buras sebagai oleh-oleh: Pengembangan buras sebagai produk oleh-oleh premium khas Sulawesi Selatan.

Inovasi-inovasi ini menunjukkan bahwa buras mampu beradaptasi dengan selera dan gaya hidup masyarakat modern tanpa kehilangan esensi keasliannya.

Pertanyaan Umum (FAQ) Seputar Buras

Berikut ini beberapa pertanyaan yang sering diajukan seputar buras beserta jawabannya:

1. Berapa lama buras dapat bertahan?

Buras dapat bertahan 3-4 hari jika disimpan dalam lemari es. Jika disimpan dalam suhu ruang, sebaiknya dikonsumsi dalam waktu 24 jam.

2. Apakah buras bisa dibekukan?

Ya, buras bisa dibekukan untuk penyimpanan jangka panjang. Pastikan untuk membungkusnya dengan rapat menggunakan plastik wrap atau wadah kedap udara sebelum dimasukkan ke freezer.

3. Bagaimana cara menghangatkan buras?

Buras dapat dihangatkan dengan cara dikukus selama 5-10 menit atau dipanaskan dalam microwave selama 1-2 menit.

4. Apakah buras bisa dibuat tanpa daun pisang?

Meski kurang autentik, buras bisa dibuat tanpa daun pisang dengan menggunakan aluminium foil atau plastik tahan panas sebagai pembungkus.

5. Apa pengganti santan untuk membuat buras?

Untuk versi yang lebih rendah lemak, santan bisa diganti dengan susu rendah lemak atau campuran air dan sedikit minyak kelapa.

Kesimpulan

Buras merupakan warisan kuliner yang kaya akan tradisi dan cita rasa khas Sulawesi Selatan. Dengan memahami cara membuat buras yang benar, kita dapat melestarikan hidangan tradisional ini sekaligus menikmati kelezatannya. Meski proses pembuatannya memerlukan waktu dan kesabaran, hasil akhirnya akan sebanding dengan usaha yang dikeluarkan.

Jangan ragu untuk mencoba membuat buras di rumah dan bereksperimen dengan berbagai variasi sesuai selera Anda. Dengan begitu, kita tidak hanya dapat menikmati kelezatan buras, tetapi juga turut menjaga warisan kuliner nusantara agar tetap lestari di tengah perkembangan zaman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya