Fungsi Bekam: Manfaat, Prosedur, dan Efek Samping

Pelajari fungsi bekam sebagai terapi pengobatan tradisional, manfaatnya bagi kesehatan, prosedur pelaksanaan, serta efek samping yang perlu diwaspadai.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 05 Feb 2025, 08:14 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2025, 08:14 WIB
Mengungkap Manfaat Sehat Terapi Bekam (Jinning Li/Shutterstock)
Mengungkap Manfaat Sehat Terapi Bekam (Jinning Li/Shutterstock)... Selengkapnya
Daftar Isi

Liputan6.com, Jakarta Bekam merupakan salah satu metode pengobatan tradisional yang telah dipraktikkan sejak ribuan tahun lalu. Terapi ini berasal dari Timur Tengah dan Tiongkok, namun kini penggunaannya telah menyebar luas ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Meski tergolong pengobatan alternatif, bekam semakin diminati karena dipercaya memiliki berbagai manfaat kesehatan. Namun, sebelum memutuskan untuk menjalani terapi ini, penting untuk memahami fungsi bekam secara menyeluruh, termasuk prosedur dan potensi efek sampingnya.

Apa Itu Bekam?

Bekam, yang dalam bahasa Arab disebut al-hijamah, adalah metode pengobatan yang melibatkan penyedotan darah dari bagian tubuh tertentu menggunakan cangkir khusus. Prosedur ini bertujuan untuk mengeluarkan "darah kotor" atau racun dari dalam tubuh. Dalam pengobatan tradisional Tiongkok, bekam dipercaya dapat menghilangkan stagnasi dan merangsang aliran qi (energi vital) yang beredar melalui tubuh.

Terdapat dua jenis utama bekam:

  • Bekam kering: Cangkir ditempatkan pada kulit tanpa membuat sayatan.
  • Bekam basah: Melibatkan pembuatan sayatan kecil pada kulit sebelum penempatan cangkir untuk mengeluarkan sejumlah darah.

Terapi ini umumnya dilakukan pada area punggung, leher, bahu, atau bagian tubuh lain yang mengalami keluhan. Praktisi bekam menggunakan cangkir yang terbuat dari berbagai bahan seperti kaca, plastik, atau bambu untuk menciptakan efek vakum pada permukaan kulit.

Sejarah dan Perkembangan Bekam

Bekam memiliki sejarah panjang dalam dunia pengobatan tradisional. Praktik ini dapat ditelusuri kembali ke peradaban kuno seperti Mesir, Babilonia, dan Tiongkok. Bahkan, dalam ajaran Islam, bekam mendapat tempat khusus sebagai salah satu metode pengobatan yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ أَمْثَلَ مَا تَدَاوَيْتُمْ بِهِ الْحِجَامَةُ

"Inna amtsala maa tadaawaytum bihi al-hijaamah"

Artinya: "Sesungguhnya pengobatan paling ideal yang kalian gunakan adalah bekam."

Seiring waktu, metode bekam terus berkembang. Di Indonesia, praktik ini diperkirakan masuk bersamaan dengan masuknya pedagang Gujarat dan Arab yang menyebarkan agama Islam. Awalnya, bekam banyak dipraktikkan oleh para kyai dan santri dengan teknik sederhana menggunakan api dari kain atau kertas yang dibakar.

Saat ini, bekam telah mengalami modernisasi dengan penggunaan alat-alat yang lebih higienis dan efektif. Perkembangan ini membuat terapi bekam semakin diminati sebagai alternatif pengobatan untuk berbagai keluhan kesehatan.

Fungsi dan Manfaat Bekam

Bekam dipercaya memiliki berbagai fungsi dan manfaat bagi kesehatan tubuh. Meskipun beberapa klaim masih memerlukan penelitian lebih lanjut, berikut adalah beberapa manfaat yang sering dikaitkan dengan terapi bekam:

1. Meningkatkan Sirkulasi Darah

Salah satu fungsi utama bekam adalah meningkatkan aliran darah ke area yang dibekam. Proses ini dipercaya dapat membantu menghilangkan sumbatan dan melancarkan peredaran darah secara keseluruhan. Peningkatan sirkulasi ini dapat membantu mempercepat proses penyembuhan alami tubuh dan mengurangi peradangan.

2. Mengurangi Nyeri dan Ketegangan Otot

Bekam sering digunakan untuk meredakan nyeri otot dan sendi. Efek vakum yang dihasilkan dapat membantu merelaksasi otot-otot yang tegang, mengurangi kekakuan, dan meningkatkan fleksibilitas. Hal ini membuat bekam menjadi pilihan populer untuk mengatasi sakit punggung, nyeri leher, dan masalah otot lainnya.

3. Detoksifikasi Tubuh

Praktisi bekam meyakini bahwa prosedur ini dapat membantu mengeluarkan toksin dan zat-zat berbahaya dari tubuh. Meskipun klaim ini masih memerlukan bukti ilmiah lebih lanjut, banyak orang melaporkan merasa lebih segar dan energik setelah menjalani terapi bekam.

4. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bekam dapat merangsang sistem kekebalan tubuh. Proses ini dipercaya dapat meningkatkan produksi sel-sel kekebalan dan membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit lebih efektif.

5. Mengatasi Gangguan Pernapasan

Bekam juga digunakan untuk membantu mengatasi masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis. Penempatan cangkir di area dada dan punggung dipercaya dapat membantu membersihkan saluran pernapasan dan meningkatkan fungsi paru-paru.

6. Meredakan Sakit Kepala dan Migrain

Banyak orang melaporkan pengurangan frekuensi dan intensitas sakit kepala setelah menjalani terapi bekam secara rutin. Efek ini mungkin terkait dengan peningkatan sirkulasi darah ke area kepala dan leher.

7. Membantu Mengatasi Masalah Pencernaan

Bekam pada area perut dipercaya dapat membantu merangsang sistem pencernaan, mengurangi kembung, dan meningkatkan metabolisme. Beberapa praktisi juga mengklaim bahwa bekam dapat membantu mengatasi masalah seperti sembelit dan sindrom iritasi usus besar.

8. Meningkatkan Kesehatan Kulit

Peningkatan sirkulasi darah yang dihasilkan oleh bekam dapat bermanfaat bagi kesehatan kulit. Beberapa orang melaporkan perbaikan pada kondisi kulit seperti jerawat dan eksim setelah menjalani terapi bekam.

Meskipun banyak manfaat yang diklaim, penting untuk diingat bahwa efektivitas bekam dapat bervariasi dari satu individu ke individu lain. Selain itu, beberapa klaim manfaat masih memerlukan penelitian ilmiah lebih lanjut untuk memvalidasi efektivitasnya secara medis.

Prosedur Pelaksanaan Bekam

Prosedur bekam melibatkan beberapa tahapan yang harus dilakukan dengan hati-hati oleh praktisi yang terlatih. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam pelaksanaan terapi bekam:

1. Persiapan

Sebelum memulai prosedur, praktisi akan melakukan konsultasi awal untuk mengetahui riwayat kesehatan pasien dan keluhan yang dialami. Pasien disarankan untuk mengonsumsi makanan ringan 2-3 jam sebelum sesi terapi untuk menghindari pusing atau lemas.

2. Sterilisasi

Praktisi akan memastikan bahwa semua peralatan yang digunakan, termasuk cangkir bekam dan alat pemotong, telah disterilkan dengan baik untuk mencegah risiko infeksi.

3. Penentuan Titik Bekam

Berdasarkan keluhan pasien, praktisi akan menentukan area tubuh yang akan dibekam. Titik-titik bekam umumnya berada di punggung, leher, atau bagian tubuh lain yang mengalami masalah.

4. Pembersihan Kulit

Area yang akan dibekam dibersihkan dengan antiseptik untuk mengurangi risiko infeksi.

5. Penempatan Cangkir

Untuk bekam kering:

  • Praktisi memasukkan bahan yang mudah terbakar (seperti kapas yang dibasahi alkohol) ke dalam cangkir dan menyalakannya.
  • Setelah api padam, cangkir segera ditempatkan pada kulit. Udara di dalam cangkir yang mendingin menciptakan efek vakum yang menarik kulit ke dalam cangkir.
  • Cangkir dibiarkan selama 3-5 menit sebelum dilepaskan.

Untuk bekam basah:

  • Setelah melakukan bekam kering, praktisi membuat sayatan kecil pada kulit menggunakan pisau steril atau jarum khusus.
  • Cangkir kemudian ditempatkan kembali untuk menarik sejumlah kecil darah.
  • Proses ini biasanya berlangsung selama 3-5 menit.

6. Pelepasan Cangkir

Cangkir dilepaskan dengan hati-hati. Untuk bekam basah, area yang disayat dibersihkan dan diolesi dengan salep antibiotik.

7. Perawatan Pasca Bekam

Area yang dibekam mungkin akan terlihat memar atau kemerahan. Ini adalah reaksi normal dan biasanya akan hilang dalam beberapa hari. Pasien dianjurkan untuk minum banyak air dan beristirahat setelah prosedur.

Penting untuk dicatat bahwa prosedur bekam harus dilakukan oleh praktisi yang terlatih dan berpengalaman. Penggunaan peralatan yang tidak steril atau teknik yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko efek samping.

Efek Samping dan Risiko Bekam

Meskipun bekam umumnya dianggap sebagai prosedur yang relatif aman, ada beberapa efek samping dan risiko yang perlu diperhatikan:

1. Memar dan Kemerahan

Efek samping paling umum dari bekam adalah munculnya memar atau kemerahan pada area yang dibekam. Hal ini disebabkan oleh efek vakum yang menarik darah ke permukaan kulit. Memar ini biasanya tidak berbahaya dan akan hilang dalam waktu beberapa hari hingga dua minggu.

2. Nyeri atau Ketidaknyamanan

Beberapa orang mungkin merasakan nyeri ringan atau ketidaknyamanan selama dan setelah prosedur bekam. Sensasi ini biasanya bersifat sementara dan akan mereda dengan sendirinya.

3. Infeksi

Jika prosedur dilakukan dengan peralatan yang tidak steril atau teknik yang tidak tepat, ada risiko infeksi. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa bekam dilakukan oleh praktisi yang terlatih dan menggunakan peralatan yang steril.

4. Pusing atau Lemas

Beberapa orang mungkin merasa pusing atau lemas setelah prosedur bekam, terutama jika dilakukan dalam keadaan perut kosong. Ini adalah alasan mengapa disarankan untuk mengonsumsi makanan ringan sebelum terapi.

5. Luka Bakar

Meskipun jarang terjadi, ada risiko luka bakar ringan jika api yang digunakan untuk menciptakan vakum tidak dikendalikan dengan baik.

6. Jaringan Parut

Pada bekam basah yang melibatkan sayatan kecil pada kulit, ada kemungkinan terbentuknya jaringan parut jika sayatan terlalu dalam atau tidak dirawat dengan baik.

7. Anemia

Jika bekam basah dilakukan terlalu sering atau dengan volume darah yang terlalu banyak, ada risiko terjadinya anemia, terutama pada individu yang sudah memiliki kadar hemoglobin rendah.

8. Reaksi Alergi

Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap bahan yang digunakan dalam prosedur, seperti minyak esensial atau salep yang diaplikasikan setelah bekam.

Kontraindikasi Bekam

Meskipun bekam dapat bermanfaat bagi banyak orang, ada beberapa kondisi di mana terapi ini tidak dianjurkan atau harus dilakukan dengan sangat hati-hati:

  • Wanita hamil, terutama pada trimester pertama
  • Individu dengan gangguan pembekuan darah atau yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah
  • Penderita kanker, terutama jika sedang menjalani kemoterapi
  • Orang dengan penyakit kulit yang aktif di area yang akan dibekam
  • Individu dengan kondisi jantung yang tidak stabil
  • Penderita diabetes yang tidak terkontrol
  • Anak-anak di bawah usia 4 tahun
  • Orang dengan demam tinggi atau infeksi akut

Sebelum memutuskan untuk menjalani terapi bekam, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan.

Bekam dalam Perspektif Medis Modern

Meskipun bekam telah dipraktikkan selama ribuan tahun, posisinya dalam dunia medis modern masih menjadi subjek perdebatan. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan bekam, namun hasilnya masih beragam dan sering kali tidak konklusif.

Penelitian dan Bukti Ilmiah

Beberapa studi telah menunjukkan hasil positif dari penggunaan bekam untuk kondisi tertentu:

  • Sebuah tinjauan sistematis yang diterbitkan dalam Journal of Traditional and Complementary Medicine menemukan bahwa bekam dapat efektif dalam mengurangi nyeri, terutama nyeri leher dan punggung kronis.
  • Penelitian lain menunjukkan potensi bekam dalam membantu mengelola hipertensi dan meningkatkan profil lipid darah.
  • Beberapa studi kecil juga menunjukkan manfaat bekam dalam mengurangi gejala migrain dan sakit kepala tension-type.

Namun, banyak penelitian ini memiliki keterbatasan metodologis, seperti ukuran sampel yang kecil atau kurangnya kelompok kontrol yang memadai. Akibatnya, komunitas medis umumnya berpendapat bahwa diperlukan lebih banyak penelitian berkualitas tinggi untuk memvalidasi klaim manfaat bekam secara ilmiah.

Pandangan Ahli Medis

Pandangan para ahli medis terhadap bekam cukup beragam:

  • Beberapa praktisi medis mengakui potensi bekam sebagai terapi komplementer, terutama untuk manajemen nyeri.
  • Namun, banyak dokter tetap skeptis dan menekankan perlunya kehati-hatian, mengingat risiko efek samping dan kurangnya bukti ilmiah yang kuat.
  • Beberapa ahli berpendapat bahwa efek positif yang dilaporkan dari bekam mungkin sebagian besar disebabkan oleh efek plasebo atau relaksasi umum yang terkait dengan perawatan.

Integrasi dengan Pengobatan Konvensional

Meskipun ada perdebatan, beberapa institusi medis mulai mengintegrasikan bekam sebagai bagian dari pendekatan perawatan holistik:

  • Beberapa rumah sakit di negara-negara Timur Tengah dan Asia telah memasukkan bekam sebagai bagian dari layanan pengobatan komplementer mereka.
  • Di Barat, beberapa praktisi pengobatan alternatif dan komplementer menawarkan bekam sebagai bagian dari rangkaian perawatan mereka.
  • Namun, integrasi ini umumnya masih terbatas dan bekam sering dianggap sebagai terapi pelengkap, bukan pengganti pengobatan konvensional.

Penting untuk dicatat bahwa meskipun bekam mungkin memiliki potensi manfaat, ia tidak boleh dianggap sebagai pengganti perawatan medis yang diperlukan. Pasien dengan kondisi kesehatan serius harus selalu berkonsultasi dengan dokter mereka sebelum mempertimbangkan terapi alternatif seperti bekam.

Tips Memilih Praktisi Bekam yang Tepat

Jika Anda memutuskan untuk mencoba terapi bekam, sangat penting untuk memilih praktisi yang tepat untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan potensi manfaat. Berikut beberapa tips untuk memilih praktisi bekam yang berkualitas:

1. Periksa Kualifikasi dan Sertifikasi

Pastikan praktisi memiliki pelatihan formal dan sertifikasi yang relevan dalam terapi bekam. Di beberapa negara, ada organisasi profesional yang memberikan sertifikasi untuk praktisi bekam.

2. Pengalaman dan Reputasi

Cari tahu berapa lama praktisi telah melakukan terapi bekam. Praktisi yang berpengalaman cenderung lebih mahir dalam teknik dan lebih mampu menangani berbagai situasi.

3. Kebersihan dan Sterilisasi

Kunjungi klinik atau tempat praktik untuk memeriksa standar kebersihan. Pastikan mereka menggunakan peralatan sekali pakai atau memiliki prosedur sterilisasi yang ketat untuk peralatan yang digunakan kembali.

4. Konsultasi Awal

Praktisi yang baik akan melakukan konsultasi menyeluruh sebelum memulai terapi. Mereka harus menanyakan riwayat kesehatan Anda dan menjelaskan prosedur dengan detail.

5. Metode yang Digunakan

Tanyakan tentang metode bekam yang mereka gunakan. Praktisi yang kompeten harus mampu menjelaskan perbedaan antara bekam kering dan basah, serta kapan masing-masing metode digunakan.

6. Rekomendasi dan Ulasan

Cari rekomendasi dari orang yang Anda percaya atau baca ulasan online dari klien sebelumnya. Namun, ingatlah untuk menyikapi ulasan online dengan bijak.

7. Komunikasi

Pilih praktisi yang berkomunikasi dengan baik dan bersedia menjawab semua pertanyaan Anda. Mereka harus mampu menjelaskan prosedur, manfaat, dan risiko dengan jelas.

8. Izin Praktik

Di beberapa negara atau daerah, praktisi bekam mungkin memerlukan izin khusus. Pastikan praktisi Anda memiliki izin yang diperlukan untuk beroperasi secara legal.

9. Fasilitas

Periksa apakah fasilitas tempat praktik bersih, nyaman, dan profesional. Ini bisa menjadi indikator standar perawatan yang mereka berikan.

10. Pendekatan Holistik

Praktisi yang baik akan mempertimbangkan kesehatan Anda secara keseluruhan, tidak hanya fokus pada gejala spesifik. Mereka mungkin juga memberikan saran tentang gaya hidup dan nutrisi.

Ingatlah bahwa bekam bukanlah pengganti perawatan medis konvensional. Selalu konsultasikan dengan dokter Anda sebelum memulai terapi bekam, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu.

Pertanyaan Umum Seputar Bekam (FAQ)

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang terapi bekam beserta jawabannya:

1. Apakah bekam aman untuk semua orang?

Meskipun bekam umumnya dianggap aman untuk kebanyakan orang dewasa yang sehat, ada beberapa kondisi di mana bekam tidak dianjurkan. Ini termasuk wanita hamil, orang dengan gangguan pembekuan darah, dan mereka yang memiliki penyakit kulit aktif di area yang akan dibekam. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum menjalani terapi bekam.

2. Seberapa sering sebaiknya bekam dilakukan?

Frekuensi bekam dapat bervariasi tergantung pada kondisi individu dan tujuan terapi. Beberapa praktisi menyarankan sesi bekam setiap 1-2 bulan untuk pemeliharaan kesehatan umum. Namun, untuk kondisi tertentu, frekuensi mungkin lebih sering. Selalu ikuti rekomendasi praktisi Anda.

3. Apakah bekam menyakitkan?

Kebanyakan orang melaporkan bahwa bekam tidak terlalu menyakitkan. Anda mungkin merasakan sensasi tarikan atau tekanan saat cangkir ditempatkan pada kulit. Untuk bekam basah, Anda mungkin merasakan sedikit ketidaknyamanan saat sayatan dibuat, tetapi ini biasanya minimal.

4. Berapa lama efek bekam bertahan?

Durasi efek bekam dapat bervariasi dari satu individu ke individu lain. Beberapa orang melaporkan merasa lebih baik segera setelah sesi, sementara yang lain mungkin merasakan manfaat beberapa hari kemudian. Efek positif dapat bertahan dari beberapa hari hingga beberapa minggu.

5. Apakah ada efek samping jangka panjang dari bekam?

Jika dilakukan dengan benar oleh praktisi yang terlatih, bekam umumnya tidak memiliki efek samping jangka panjang. Namun, bekam yang dilakukan terlalu sering atau dengan teknik yang tidak tepat dapat menyebabkan jaringan parut atau perubahan pigmentasi kulit.

6. Bisakah bekam membantu menurunkan berat badan?

Meskipun beberapa orang mengklaim bahwa bekam dapat membantu dalam penurunan berat badan, tidak ada bukti ilmiah yang kuat untuk mendukung klaim ini. Penurunan berat badan yang sehat masih bergantung pada diet seimbang dan olahraga teratur.

7. Apakah bekam dapat menggantikan pengobatan konvensional?

Bekam sebaiknya dianggap sebagai terapi komplementer, bukan pengganti pengobatan konvensional. Jika Anda memiliki kondisi medis, penting untuk terus mengikuti saran dan perawatan dari dokter Anda.

8. Bagaimana cara merawat kulit setelah bekam?

Setelah bekam, hindari mandi air panas atau berendam selama 24 jam. Jaga area yang dibekam tetap bersih dan kering. Jika ada sayatan (pada bekam basah), ikuti instruksi perawatan yang diberikan oleh praktisi Anda untuk mencegah infeksi.

9. Apakah bekam dapat dilakukan pada anak-anak?

Bekam umumnya tidak direkomendasikan untuk anak-anak di bawah usia 4 tahun. Untuk anak-anak yang lebih tua, keputusan harus dibuat dengan hati-hati dan hanya setelah konsultasi dengan pediatri.

10. Bagaimana bekam berbeda dari akupunktur?

Meskipun keduanya adalah bentuk pengobatan tradisional, bekam melibatkan penerapan cangkir vakum pada kulit, sementara akupunktur melibatkan penyisipan jarum tipis ke titik-titik tertentu di tubuh. Keduanya bertujuan untuk meningkatkan aliran energi dan darah, tetapi dengan metode yang berbeda.

Kesimpulan

Bekam merupakan metode pengobatan tradisional yang telah dipraktikkan selama ribuan tahun dan terus menarik minat sebagai terapi alternatif di era modern. Fungsi bekam yang utama adalah meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi nyeri, dan membantu detoksifikasi tubuh. Meskipun banyak orang melaporkan manfaat positif dari terapi ini, penting untuk diingat bahwa bukti ilmiah untuk beberapa klaim masih terbatas dan memerlukan penelitian lebih lanjut.

Bagi mereka yang mempertimbangkan untuk mencoba bekam, sangat penting untuk melakukannya di bawah pengawasan praktisi yang terlatih dan berpengalaman. Selalu konsultasikan dengan dokter Anda terlebih dahulu, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu. Bekam sebaiknya dilihat sebagai terapi komplementer yang dapat melengkapi, bukan menggantikan, perawatan medis konvensional.

Seperti halnya dengan banyak bentuk pengobatan alternatif, efektivitas bekam dapat bervariasi dari satu individu ke individu lain. Sementara beberapa orang mungkin merasakan manfaat yang signifikan, yang lain mungkin hanya merasakan sedikit atau tidak ada efek sama sekali. Penting untuk menyadari potensi risiko dan efek samping, serta memiliki ekspektasi yang realistis tentang hasil yang mungkin dicapai.

Dengan pemahaman yang tepat dan pendekatan yang hati-hati, bekam dapat menjadi bagian dari strategi kesehatan holistik. Namun, seperti halnya dengan semua keputusan kesehatan, penting untuk menimbang potensi manfaat dan risiko secara cermat, serta berkomunikasi terbuka dengan penyedia layanan kesehatan Anda untuk memastikan pendekatan yang paling aman dan efektif untuk kesehatan dan kesejahteraan Anda secara keseluruhan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya