Fungsi Allopurinol, Manfaat, Dosis, dan Efek Samping Obat Asam Urat Ini

Allopurinol adalah obat untuk menurunkan kadar asam urat berlebih dalam darah. Pelajari fungsi, dosis, dan efek samping allopurinol di sini.

oleh Liputan6 diperbarui 27 Des 2024, 11:43 WIB
Diterbitkan 27 Des 2024, 11:42 WIB
fungsi allopurinol
fungsi allopurinol ©Ilustrasi dibuat AI

Liputan6.com, Jakarta Allopurinol merupakan obat yang umum diresepkan untuk mengatasi kadar asam urat berlebih dalam darah. Obat ini bekerja dengan cara menghambat produksi asam urat di dalam tubuh. Bagi penderita asam urat atau gout, allopurinol dapat membantu mencegah serangan nyeri sendi yang berulang. Namun, penggunaan allopurinol perlu dilakukan sesuai petunjuk dokter karena memiliki beberapa efek samping yang perlu diwaspadai.

Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang fungsi allopurinol, manfaat, dosis yang tepat, cara penggunaan, serta efek samping yang mungkin timbul. Dengan memahami informasi ini, diharapkan penggunaan allopurinol dapat dilakukan secara lebih aman dan efektif untuk mengatasi masalah asam urat.

Apa Itu Allopurinol?

Allopurinol adalah obat yang termasuk dalam golongan penghambat xanthine oxidase. Obat ini bekerja dengan cara menghambat enzim xanthine oxidase yang berperan dalam pembentukan asam urat di dalam tubuh. Dengan menghambat enzim tersebut, produksi asam urat akan berkurang sehingga kadarnya dalam darah menurun.

Secara kimia, allopurinol memiliki rumus molekul C5H4N4O. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet dengan dosis 100 mg dan 300 mg. Allopurinol termasuk obat keras yang hanya boleh digunakan dengan resep dokter.

Beberapa merek dagang allopurinol yang beredar di pasaran antara lain:

  • Allopurinol
  • Zyloric
  • Zyloprim
  • Aluron
  • Alluric
  • Puricos

Allopurinol pertama kali ditemukan pada tahun 1956 oleh Gertrude B. Elion, seorang ilmuwan Amerika yang kemudian meraih Nobel Kedokteran pada tahun 1988. Sejak itu, allopurinol menjadi obat pilihan utama untuk mengatasi hiperurisemia dan gout.

Fungsi dan Manfaat Allopurinol

Fungsi utama allopurinol adalah untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah. Berikut ini adalah beberapa manfaat penggunaan allopurinol:

1. Mengobati Hiperurisemia

Hiperurisemia adalah kondisi di mana kadar asam urat dalam darah melebihi batas normal. Pada pria, kadar asam urat normal adalah kurang dari 7 mg/dL, sedangkan pada wanita kurang dari 6 mg/dL. Allopurinol dapat membantu menurunkan kadar asam urat yang berlebihan tersebut.

2. Mencegah Serangan Gout

Gout adalah radang sendi yang disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat. Dengan menurunkan kadar asam urat, allopurinol dapat mencegah terjadinya serangan gout yang berulang. Namun perlu diingat bahwa allopurinol tidak dapat meredakan nyeri saat serangan gout akut sedang terjadi.

3. Mencegah Pembentukan Batu Ginjal

Kadar asam urat yang tinggi dapat menyebabkan terbentuknya batu ginjal. Allopurinol membantu mencegah pembentukan batu ginjal dengan cara menurunkan kadar asam urat dalam urine.

4. Mengatasi Hiperurisemia Akibat Kemoterapi

Pasien kanker yang menjalani kemoterapi berisiko mengalami peningkatan asam urat akibat pemecahan sel-sel kanker. Allopurinol dapat diberikan untuk mencegah komplikasi hiperurisemia pada pasien yang menjalani kemoterapi.

5. Mengobati Leishmaniasis

Selain untuk asam urat, allopurinol juga digunakan sebagai obat tambahan untuk mengobati leishmaniasis, yaitu infeksi parasit yang ditularkan melalui gigitan lalat pasir.

Dengan berbagai manfaat tersebut, allopurinol menjadi pilihan utama dalam penanganan hiperurisemia dan komplikasinya. Namun penggunaan allopurinol harus sesuai dengan petunjuk dokter karena memiliki beberapa efek samping yang perlu diwaspadai.

Dosis Allopurinol

Dosis allopurinol yang diberikan akan disesuaikan dengan kondisi pasien dan tingkat keparahan penyakitnya. Berikut ini adalah panduan dosis umum penggunaan allopurinol:

Dosis untuk Dewasa:

  • Hiperurisemia dan gout:
    • Dosis awal: 100 mg per hari
    • Dosis pemeliharaan: 200-600 mg per hari, dapat dibagi dalam 2-3 dosis
    • Dosis maksimal: 800 mg per hari
  • Batu ginjal:
    • 200-300 mg per hari, dapat dibagi dalam 2-3 dosis
  • Hiperurisemia akibat kemoterapi:
    • 600-800 mg per hari selama 2-3 hari sebelum kemoterapi

Dosis untuk Anak-anak:

  • Hiperurisemia akibat kemoterapi:
    • Usia < 6 tahun: 150 mg per hari
    • Usia 6-10 tahun: 300 mg per hari
    • Usia > 10 tahun: 10-20 mg/kg berat badan per hari, maksimal 400 mg

Dosis allopurinol harus disesuaikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Dokter akan menentukan dosis yang tepat berdasarkan hasil pemeriksaan fungsi ginjal pasien.

Penting untuk mengikuti dosis yang diresepkan dokter dan tidak menambah atau mengurangi dosis tanpa konsultasi terlebih dahulu. Penggunaan allopurinol yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko efek samping.

Cara Mengonsumsi Allopurinol

Agar penggunaan allopurinol memberikan hasil yang optimal, perhatikan cara mengonsumsi yang tepat sebagai berikut:

  • Minum allopurinol sesuai petunjuk dokter, biasanya 1-3 kali sehari.
  • Konsumsi allopurinol setelah makan untuk mengurangi risiko iritasi lambung.
  • Minum obat pada waktu yang sama setiap harinya untuk mempertahankan kadar obat dalam darah.
  • Telan tablet secara utuh dengan segelas air. Jangan mengunyah, membelah atau menghancurkan tablet.
  • Jika lupa minum satu dosis, segera minum begitu ingat. Namun jika sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlewat dan lanjutkan jadwal normal.
  • Jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat.
  • Minum banyak air putih selama mengonsumsi allopurinol untuk membantu mencegah pembentukan batu ginjal.
  • Lanjutkan penggunaan allopurinol sesuai anjuran dokter meskipun kondisi sudah membaik.

Perlu diingat bahwa allopurinol membutuhkan waktu beberapa minggu untuk memberikan efek maksimal. Jangan menghentikan pengobatan tanpa konsultasi dengan dokter meskipun gejala sudah berkurang.

Efek Samping Allopurinol

Seperti obat-obatan lainnya, allopurinol juga dapat menimbulkan efek samping. Beberapa efek samping yang umum terjadi antara lain:

Efek Samping Ringan:

  • Mual dan muntah
  • Diare
  • Sakit perut
  • Ruam kulit ringan
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Mengantuk
  • Perubahan rasa pada lidah

Efek samping ringan tersebut biasanya akan hilang seiring berjalannya waktu. Namun jika berlangsung lama atau mengganggu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

Efek Samping Serius:

  • Reaksi alergi berat (anafilaksis)
  • Ruam kulit yang parah
  • Sindrom Stevens-Johnson
  • Gangguan fungsi hati
  • Gangguan fungsi ginjal
  • Perubahan jumlah sel darah
  • Peningkatan serangan gout di awal pengobatan

Segera hubungi dokter jika mengalami gejala efek samping yang serius seperti:

  • Ruam kulit yang meluas dan gatal
  • Demam tinggi
  • Pembengkakan wajah, bibir atau lidah
  • Kesulitan bernapas
  • Nyeri sendi yang parah
  • Urine berdarah atau berwarna gelap
  • Tinja berwarna pucat
  • Kulit atau mata menguning
  • Memar atau perdarahan yang tidak biasa

Meskipun jarang terjadi, efek samping serius tersebut memerlukan penanganan medis segera. Oleh karena itu, penting untuk memahami gejala-gejala yang perlu diwaspadai saat mengonsumsi allopurinol.

Interaksi Obat

Allopurinol dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat lain. Interaksi ini dapat mempengaruhi cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping. Berikut ini adalah beberapa interaksi obat yang perlu diperhatikan:

  • Azathioprine dan mercaptopurine: Allopurinol dapat meningkatkan efek toksik obat-obat ini. Diperlukan penyesuaian dosis.
  • Antibiotik ampisilin dan amoksisilin: Meningkatkan risiko ruam kulit.
  • Warfarin dan antikoagulan lain: Allopurinol dapat memperkuat efek pengencer darah.
  • Diuretik thiazide: Meningkatkan risiko reaksi hipersensitivitas allopurinol.
  • Captopril: Meningkatkan risiko reaksi kulit dan sindrom Stevens-Johnson.
  • Siklosporin: Allopurinol dapat meningkatkan kadar siklosporin dalam darah.
  • Didanosin: Allopurinol meningkatkan kadar didanosin.

Selalu informasikan kepada dokter tentang obat-obatan lain yang sedang dikonsumsi, termasuk obat herbal dan suplemen. Dokter akan menyesuaikan dosis atau mengganti obat jika diperlukan untuk menghindari interaksi yang berbahaya.

Peringatan dan Perhatian Khusus

Sebelum menggunakan allopurinol, perhatikan beberapa hal berikut:

  • Beri tahu dokter jika memiliki riwayat alergi terhadap allopurinol atau obat lainnya.
  • Informasikan jika memiliki gangguan fungsi ginjal atau hati. Diperlukan penyesuaian dosis pada kondisi tersebut.
  • Allopurinol dapat meningkatkan risiko serangan gout di awal pengobatan. Dokter mungkin akan meresepkan obat tambahan untuk mencegah hal ini.
  • Lakukan pemeriksaan fungsi hati dan ginjal secara rutin selama mengonsumsi allopurinol.
  • Hindari konsumsi alkohol berlebihan karena dapat meningkatkan risiko efek samping.
  • Berhati-hati saat mengemudi atau mengoperasikan mesin karena allopurinol dapat menyebabkan kantuk.
  • Allopurinol termasuk dalam kategori C untuk kehamilan. Konsultasikan dengan dokter jika sedang hamil atau berencana hamil.
  • Allopurinol dapat masuk ke dalam ASI. Diskusikan dengan dokter sebelum menyusui.

Penggunaan allopurinol harus dilakukan di bawah pengawasan dokter. Jangan menghentikan pengobatan secara tiba-tiba tanpa konsultasi karena dapat memicu serangan gout.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera hubungi dokter jika mengalami kondisi berikut saat mengonsumsi allopurinol:

  • Gejala reaksi alergi seperti ruam, gatal, pembengkakan atau kesulitan bernapas
  • Demam tinggi disertai nyeri tenggorokan
  • Ruam kulit yang meluas dan terasa sakit
  • Nyeri sendi yang parah
  • Urine berdarah atau berwarna gelap
  • Tinja berwarna pucat
  • Kulit atau mata menguning
  • Memar atau perdarahan yang tidak biasa
  • Mual dan muntah yang parah
  • Kehilangan nafsu makan
  • Kelelahan yang berlebihan

Selain itu, lakukan pemeriksaan rutin sesuai jadwal yang ditentukan dokter untuk memantau kadar asam urat dan fungsi organ. Konsultasikan juga jika gejala tidak membaik setelah beberapa minggu pengobatan.

Alternatif Pengobatan Asam Urat

Selain allopurinol, terdapat beberapa alternatif pengobatan untuk mengatasi asam urat, antara lain:

1. Febuxostat

Febuxostat adalah obat penghambat xanthine oxidase generasi baru yang dapat menjadi alternatif bagi pasien yang tidak toleran terhadap allopurinol. Obat ini bekerja dengan cara yang sama seperti allopurinol namun memiliki selektivitas yang lebih tinggi.

2. Probenecid

Probenecid termasuk obat urikosurik yang bekerja dengan meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal. Obat ini biasanya digunakan pada pasien dengan fungsi ginjal normal yang tidak dapat menggunakan allopurinol.

3. Kolkisin

Kolkisin digunakan untuk mencegah dan mengobati serangan gout akut. Obat ini bekerja dengan mengurangi peradangan akibat penumpukan kristal asam urat di sendi.

4. Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)

OAINS seperti ibuprofen dan naproxen dapat membantu meredakan nyeri dan peradangan saat serangan gout akut. Namun penggunaan jangka panjang perlu dihindari karena risiko efek samping.

5. Perubahan Gaya Hidup

Selain obat-obatan, perubahan gaya hidup juga penting dalam mengendalikan asam urat, meliputi:

  • Membatasi konsumsi makanan tinggi purin
  • Mengurangi konsumsi alkohol
  • Menjaga berat badan ideal
  • Berolahraga secara teratur
  • Minum cukup air putih

Pemilihan metode pengobatan akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien. Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan pilihan terbaik sesuai kebutuhan Anda.

Kesimpulan

Allopurinol merupakan obat yang efektif untuk menurunkan kadar asam urat dan mencegah komplikasinya seperti serangan gout berulang dan pembentukan batu ginjal. Fungsi utama allopurinol adalah menghambat produksi asam urat dalam tubuh. Meski memiliki manfaat besar, penggunaan allopurinol perlu dilakukan secara hati-hati dan sesuai petunjuk dokter.

Dosis allopurinol harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien, terutama bagi yang memiliki gangguan fungsi ginjal. Penting untuk memahami cara penggunaan yang tepat serta efek samping yang mungkin timbul agar pengobatan dapat berjalan optimal. Konsultasi rutin dengan dokter dan pemeriksaan berkala diperlukan untuk memantau efektivitas serta keamanan penggunaan allopurinol dalam jangka panjang.

Selain pengobatan dengan allopurinol, perubahan gaya hidup juga berperan penting dalam mengendalikan asam urat. Dengan menggabungkan terapi obat dan pola hidup sehat, kadar asam urat dapat dikendalikan sehingga kualitas hidup penderita asam urat dapat meningkat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya