Apa itu MLM: Memahami Sistem Pemasaran Berjenjang

Pelajari seluk-beluk MLM atau Multi Level Marketing, strategi pemasaran berjenjang yang kontroversial namun populer. Simak penjelasan lengkapnya di sini.

oleh Ayu Isti Prabandari Diperbarui 03 Mar 2025, 11:32 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2025, 11:32 WIB
apa itu mlm
apa itu mlm ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Pengertian MLM (Multi Level Marketing)

Liputan6.com, Jakarta MLM atau Multi Level Marketing merupakan strategi pemasaran di mana perusahaan mendorong tenaga penjual yang sudah ada untuk merekrut tenaga penjual baru. Dalam sistem ini, penjual tidak hanya mendapatkan kompensasi atas penjualan yang mereka hasilkan sendiri, tetapi juga menerima persentase dari penjualan tenaga penjual yang mereka rekrut.

Konsep dasar MLM adalah memanfaatkan jaringan distributor untuk memasarkan produk atau jasa secara langsung kepada konsumen. Distributor berperan ganda sebagai konsumen sekaligus pemasar produk. Mereka mendapatkan keuntungan dari selisih harga produk serta bonus dari perekrutan anggota baru.

Beberapa istilah penting dalam MLM antara lain:

  • Upline: Anggota yang merekrut anggota baru (downline)
  • Downline: Anggota baru yang direkrut oleh upline
  • Level: Tingkatan keanggotaan dalam jaringan MLM
  • Bonus: Kompensasi yang diterima dari penjualan downline
  • Jaringan: Struktur keanggotaan MLM yang berbentuk piramida

Sistem MLM memungkinkan perusahaan memperluas jangkauan pemasaran dengan biaya yang relatif rendah. Namun di sisi lain, sistem ini juga menuai kontroversi karena dianggap mirip dengan skema piramida yang ilegal.

Sejarah dan Perkembangan MLM

Akar sejarah MLM dapat ditelusuri hingga tahun 1920-an, meski bentuk awalnya masih belum jelas. Beberapa tonggak penting dalam perkembangan MLM antara lain:

  • 1934 - Carl F. Rehnborg mendirikan Nutrilite di California, AS. Perusahaan ini menjual suplemen makanan dengan sistem penjualan langsung.
  • 1937 - California Perfume Company meluncurkan Avon Products, menggunakan sistem penjualan door-to-door.
  • 1959 - Amway didirikan di Michigan, AS. Perusahaan ini kemudian menjadi salah satu raksasa MLM global.
  • 1980-an - MLM mulai berkembang pesat dan menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia.
  • 1990-2000an - Era keemasan MLM di Indonesia dengan munculnya berbagai perusahaan lokal dan internasional.

Di Indonesia sendiri, MLM mulai populer pada pertengahan 1980-an. Beberapa perusahaan MLM asing seperti Amway dan Tupperware masuk ke pasar Indonesia. Pada 1990-an hingga awal 2000-an, bisnis MLM mengalami booming dengan banyaknya perusahaan baru yang bermunculan.

Namun seiring waktu, citra MLM mulai menurun akibat banyaknya kasus penipuan berkedok MLM. Hal ini mendorong pemerintah untuk mengatur bisnis MLM lebih ketat melalui berbagai regulasi. Meski demikian, beberapa perusahaan MLM terkemuka masih bertahan dan berkembang hingga saat ini.

Cara Kerja Sistem MLM

Sistem MLM memiliki cara kerja yang khas, berbeda dengan sistem pemasaran konvensional. Berikut adalah penjelasan detail mengenai mekanisme kerja MLM:

  1. Perekrutan Anggota

    Langkah awal adalah merekrut anggota baru atau distributor. Anggota yang sudah ada (upline) akan mengajak orang lain untuk bergabung menjadi downline mereka. Biasanya ada biaya pendaftaran yang harus dibayar oleh anggota baru.

  2. Pembelian Produk

    Setelah bergabung, anggota biasanya diwajibkan membeli produk perusahaan dalam jumlah tertentu. Produk ini bisa untuk digunakan sendiri atau dijual kembali.

  3. Penjualan Produk

    Anggota bertugas memasarkan dan menjual produk perusahaan kepada konsumen. Mereka mendapatkan keuntungan dari selisih harga beli dan harga jual.

  4. Pemberian Komisi

    Selain keuntungan penjualan, anggota juga menerima komisi berdasarkan omzet penjualan pribadi dan omzet downline mereka. Semakin banyak downline dan semakin tinggi omzet, semakin besar pula komisi yang diterima.

  5. Kenaikan Jenjang

    Anggota yang berhasil mencapai target tertentu akan naik ke jenjang yang lebih tinggi. Kenaikan jenjang ini biasanya diikuti dengan peningkatan persentase komisi dan berbagai bonus.

  6. Pengembangan Jaringan

    Untuk meningkatkan penghasilan, anggota didorong untuk terus memperluas jaringan dengan merekrut lebih banyak downline. Proses ini berlanjut sehingga membentuk struktur berjenjang atau piramida.

Sistem ini memungkinkan anggota yang berada di level atas untuk mendapatkan penghasilan yang sangat besar dari akumulasi komisi jaringan di bawahnya. Namun di sisi lain, anggota di level bawah seringkali kesulitan mendapatkan keuntungan signifikan.

Jenis-Jenis Sistem MLM

Terdapat beberapa variasi sistem MLM yang diterapkan oleh berbagai perusahaan. Berikut adalah jenis-jenis utama sistem MLM:

1. Binary Plan

Dalam sistem ini, setiap anggota hanya diperbolehkan memiliki maksimal dua downline langsung. Struktur jaringan berbentuk pohon biner dengan dua cabang utama. Keuntungan sistem ini adalah kemudahan dalam membangun keseimbangan jaringan. Namun kelemahannya adalah keterbatasan dalam pengembangan lebar jaringan.

2. Matrix Plan

Sistem matrix membatasi jumlah downline langsung, biasanya tiga atau empat. Setelah batas ini tercapai, anggota baru akan ditempatkan di level yang lebih rendah. Sistem ini menawarkan pertumbuhan yang lebih terstruktur, namun bisa membatasi potensi penghasilan anggota senior.

3. Unilevel Plan

Dalam sistem unilevel, tidak ada batasan jumlah downline langsung. Anggota bebas merekrut sebanyak mungkin downline pada level pertama. Sistem ini memberikan fleksibilitas maksimal dalam pengembangan jaringan, namun bisa menyebabkan ketidakseimbangan struktur.

4. Stair Step Breakaway Plan

Sistem ini memungkinkan downline untuk "memisahkan diri" dari upline mereka setelah mencapai level tertentu. Setelah pemisahan, mereka membentuk grup independen namun tetap memberikan sebagian kecil komisi ke upline asal. Sistem ini mendorong pertumbuhan cepat namun bisa kompleks dalam pengelolaan.

5. Hybrid Plan

Beberapa perusahaan menggabungkan elemen dari berbagai sistem di atas untuk menciptakan sistem hybrid yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Sistem ini bisa sangat bervariasi antar perusahaan.

Pemilihan jenis sistem MLM akan mempengaruhi struktur kompensasi, pola pertumbuhan jaringan, dan strategi pengembangan bisnis para anggotanya. Setiap sistem memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Perbedaan MLM dengan Skema Piramida

Meski seringkali disamakan, MLM dan skema piramida sebenarnya memiliki perbedaan mendasar. Berikut adalah perbandingan detail antara keduanya:

Fokus Utama

  • MLM: Fokus pada penjualan produk atau jasa nyata kepada konsumen.
  • Skema Piramida: Fokus pada perekrutan anggota baru tanpa produk nyata yang dijual.

Sumber Penghasilan

  • MLM: Penghasilan utama berasal dari komisi penjualan produk, bonus perekrutan hanya sebagai tambahan.
  • Skema Piramida: Penghasilan hampir sepenuhnya bergantung pada biaya pendaftaran anggota baru.

Keberadaan Produk

  • MLM: Menjual produk atau jasa yang memiliki nilai nyata bagi konsumen.
  • Skema Piramida: Tidak ada produk nyata, atau jika ada hanya sebagai kedok belaka.

Legalitas

  • MLM: Legal di banyak negara selama memenuhi regulasi yang berlaku.
  • Skema Piramida: Ilegal dan dilarang di hampir semua negara.

Keberlanjutan

  • MLM: Bisa bertahan lama jika produk berkualitas dan sistem adil.
  • Skema Piramida: Tidak berkelanjutan, akan runtuh ketika perekrutan terhenti.

Peluang Keuntungan

  • MLM: Anggota di semua level berpeluang mendapat keuntungan dari penjualan produk.
  • Skema Piramida: Hanya menguntungkan bagi anggota di level atas, merugikan mayoritas anggota.

Transparansi

  • MLM: Umumnya lebih transparan dalam hal sistem kompensasi dan struktur bisnis.
  • Skema Piramida: Cenderung tidak transparan dan menyembunyikan detail operasional.

Meski demikian, dalam praktiknya batas antara MLM dan skema piramida bisa menjadi kabur. Beberapa MLM yang tidak etis bisa mengarah pada praktik mirip skema piramida. Oleh karena itu, calon anggota perlu berhati-hati dan melakukan penelitian mendalam sebelum bergabung dengan bisnis MLM manapun.

Kelebihan dan Kekurangan MLM

Seperti halnya sistem bisnis lainnya, MLM memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah analisis mendalam mengenai pro dan kontra MLM:

Kelebihan MLM

  1. Modal Awal Rendah

    Untuk memulai bisnis MLM, umumnya hanya dibutuhkan modal relatif kecil untuk biaya pendaftaran dan pembelian produk awal. Hal ini membuatnya lebih terjangkau dibanding membuka usaha konvensional.

  2. Fleksibilitas Waktu

    MLM memungkinkan anggotanya untuk mengatur sendiri jam kerja mereka. Ini cocok bagi mereka yang ingin memiliki penghasilan tambahan tanpa meninggalkan pekerjaan utama.

  3. Potensi Penghasilan Tinggi

    Bagi mereka yang berhasil membangun jaringan besar, MLM menawarkan potensi penghasilan yang sangat tinggi melalui akumulasi komisi dari downline.

  4. Pengembangan Diri

    Banyak perusahaan MLM menyediakan pelatihan dan seminar yang dapat membantu anggota mengembangkan keterampilan bisnis, komunikasi, dan kepemimpinan.

  5. Networking

    MLM memberi kesempatan untuk membangun jaringan luas yang bisa bermanfaat tidak hanya untuk bisnis tapi juga karir dan kehidupan sosial.

Kekurangan MLM

  1. Stigma Negatif

    MLM sering dipandang negatif oleh masyarakat karena banyaknya kasus penipuan yang mengatasnamakan MLM. Ini bisa menyulitkan dalam merekrut anggota atau menjual produk.

  2. Tekanan Tinggi

    Ada tekanan besar untuk terus merekrut anggota baru dan mencapai target penjualan. Ini bisa menyebabkan stres dan konflik dalam hubungan personal.

  3. Ketidakpastian Penghasilan

    Tidak ada jaminan penghasilan tetap dalam MLM. Banyak anggota yang akhirnya tidak mendapatkan keuntungan signifikan atau bahkan merugi.

  4. Kejenuhan Pasar

    Seiring bertambahnya anggota, pasar bisa menjadi jenuh sehingga semakin sulit untuk menjual produk atau merekrut anggota baru.

  5. Risiko Produk

    Jika kualitas produk MLM tidak sesuai ekspektasi, hal ini bisa berdampak negatif pada reputasi anggota yang menjualnya.

  6. Kompleksitas Sistem

    Sistem kompensasi MLM seringkali rumit dan sulit dipahami, terutama bagi pemula. Ini bisa menyebabkan kesalahpahaman dan kekecewaan.

Sebelum memutuskan untuk bergabung dengan MLM, penting untuk mempertimbangkan dengan seksama kelebihan dan kekurangan ini serta menilai apakah sistem ini sesuai dengan tujuan dan kemampuan pribadi Anda.

Regulasi dan Legalitas MLM di Indonesia

Di Indonesia, bisnis MLM diatur secara khusus untuk melindungi konsumen dan mencegah praktik bisnis yang merugikan. Berikut adalah penjelasan detail mengenai regulasi dan aspek legalitas MLM di Indonesia:

Dasar Hukum

  • Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 32/M-DAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perdagangan dengan Sistem Penjualan Langsung.
  • Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 55/M-DAG/PER/10/2009 sebagai perubahan atas peraturan sebelumnya.

Persyaratan Legalitas

  1. Surat Izin Usaha Penjualan Langsung (SIUPL)

    Setiap perusahaan MLM wajib memiliki SIUPL yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan.

  2. Keanggotaan Asosiasi

    Perusahaan MLM harus terdaftar sebagai anggota Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI).

  3. Legalitas Produk

    Produk yang dijual harus memiliki izin edar resmi dari instansi terkait (misalnya BPOM untuk produk makanan dan kosmetik).

  4. Transparansi Informasi

    Perusahaan wajib memberikan informasi yang jelas dan benar mengenai produk, sistem kompensasi, dan prosedur perekrutan.

Larangan dalam Bisnis MLM

  • Menjanjikan keuntungan yang tidak wajar atau tidak realistis.
  • Menerapkan sistem piramida atau skema ponzi.
  • Mewajibkan anggota untuk terus membeli produk dalam jumlah besar.
  • Memberikan bonus yang lebih besar dari penjualan produk.
  • Merekrut anggota secara berantai tanpa batas.

Pengawasan

Kementerian Perdagangan berwenang melakukan pengawasan terhadap perusahaan MLM. Mereka dapat melakukan pemeriksaan berkala dan memberikan sanksi jika ditemukan pelanggaran.

Sanksi

Pelanggaran terhadap regulasi MLM dapat dikenakan sanksi mulai dari peringatan tertulis, pembekuan SIUPL, hingga pencabutan izin usaha. Dalam kasus tertentu, pelaku bisnis MLM ilegal juga bisa dikenakan sanksi pidana.

Perlindungan Konsumen

Regulasi MLM juga mencakup aspek perlindungan konsumen, termasuk hak untuk mengembalikan produk dan mendapatkan refund dalam jangka waktu tertentu.

Meski sudah ada regulasi yang ketat, masih sering terjadi praktik MLM ilegal atau menyimpang. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan melakukan pengecekan legalitas sebelum bergabung dengan bisnis MLM manapun.

Tips Memilih dan Menjalankan Bisnis MLM

Jika Anda tertarik untuk terjun ke dunia MLM, penting untuk berhati-hati dalam memilih dan menjalankan bisnis ini. Berikut adalah tips-tips penting yang perlu diperhatikan:

Memilih Perusahaan MLM

  1. Periksa Legalitas

    Pastikan perusahaan memiliki SIUPL dan terdaftar di APLI. Cek juga legalitas produk yang dijual.

  2. Teliti Reputasi Perusahaan

    Cari informasi mengenai track record perusahaan, termasuk ulasan dari anggota lama dan konsumen.

  3. Pelajari Produk

    Pastikan produk yang dijual berkualitas, memiliki nilai jual, dan sesuai dengan minat Anda.

  4. Analisis Sistem Kompensasi

    Pahami dengan detail bagaimana sistem pembagian komisi dan bonus. Hindari sistem yang terlalu rumit atau tidak realistis.

  5. Evaluasi Pelatihan dan Dukungan

    Perusahaan MLM yang baik akan menyediakan pelatihan dan dukungan yang memadai bagi anggotanya.

Menjalankan Bisnis MLM

  1. Tetapkan Tujuan Realistis

    Jangan tergiur janji keuntungan besar dalam waktu singkat. Tetapkan target yang realistis dan bertahap.

  2. Kuasai Produk

    Pelajari secara mendalam produk yang Anda jual. Pengalaman pribadi menggunakan produk akan sangat membantu dalam pemasaran.

  3. Bangun Jaringan Secara Etis

    Fokus pada membangun hubungan yang tulus, bukan semata-mata merekrut. Jangan memaksa atau menipu orang untuk bergabung.

  4. Kelola Keuangan dengan Bijak

    Catat semua pemasukan dan pengeluaran. Jangan tergoda untuk menginvestasikan lebih dari yang Anda mampu.

  5. Terus Belajar dan Berkembang

    Manfaatkan pelatihan yang disediakan. Kembangkan keterampilan komunikasi, penjualan, dan manajemen Anda.

  6. Jaga Keseimbangan

    Jangan sampai bisnis MLM mengganggu kehidupan pribadi dan hubungan sosial Anda.

  7. Bersiap untuk Tantangan

    Bisnis MLM penuh tantangan dan penolakan. Siapkan mental Anda untuk menghadapinya.

  8. Evaluasi Secara Berkala

    Lakukan evaluasi rutin terhadap kinerja dan pencapaian Anda. Jangan ragu untuk berhenti jika merasa bisnis ini tidak cocok.

Ingatlah bahwa kesuksesan dalam MLM membutuhkan kerja keras, ketekunan, dan integritas. Tidak ada jalan pintas menuju kesuksesan dalam bisnis ini. Dengan pendekatan yang bijak dan etis, MLM bisa menjadi peluang bisnis yang menarik bagi sebagian orang.

Kontroversi dan Kritik terhadap MLM

Meski MLM telah menjadi model bisnis yang populer, sistem ini tidak lepas dari berbagai kontroversi dan kritik. Berikut adalah beberapa isu utama yang sering menjadi sorotan:

1. Kemiripan dengan Skema Piramida

Struktur berjenjang MLM sering dianggap mirip dengan skema piramida ilegal. Kritikus berpendapat bahwa fokus pada perekrutan, bukan penjualan produk, membuat MLM tak ubahnya skema piramida terselubung.

2. Eksploitasi Hubungan Personal

MLM sering dikritik karena mendorong anggotanya untuk memanfaatkan hubungan personal (keluarga, teman) untuk kepentingan bisnis. Hal ini bisa merusak relasi sosial.

3. Janji Keuntungan yang Tidak Realistis

Banyak perusahaan MLM yang menjanjikan penghasilan besar dengan mudah. Kenyataannya, hanya sedikit anggota yang benar-benar sukses secara finansial.

4. Tekanan untuk Terus Membeli Produk

Beberapa MLM mewajibkan anggotanya untuk terus membeli produk dalam jumlah tertentu. Ini bisa menyebabkan penumpukan stok dan kerugian finansial.

5. Kualitas Produk yang Dipertanyakan

Seringkali produk MLM dijual dengan harga premium namun kualitasnya tidak sebanding. Ada kekhawatiran bahwa harga tinggi ini untuk menutupi biaya komisi berjenjang.

6. Sistem Kompensasi yang Rumit

Banyak MLM memiliki sistem pembagian komisi yang sangat kompleks, membuat anggota sulit memahami berapa sebenarnya penghasilan mereka.

7. Potensi Kerugian Finansial

Studi menunjukkan bahwa mayoritas anggota MLM tidak mendapatkan keuntungan signifikan, bahkan banyak yang merugi karena biaya operasional dan pembelian produk.

8. Teknik Perekrutan yang Manipulatif

Beberapa MLM menggunakan teknik perekrutan yang agresif dan manipulatif, termasuk menyembunyikan fakta negatif tentang bisnis mereka.

9. Dampak Psikologis

Kegagalan dalam MLM bisa berdampak negatif pada psikologi anggota, termasuk rasa malu, depresi, dan hilangnya kepercayaan diri.

10. Isu Regulasi

Meski ada regulasi, masih banyak MLM yang beroperasi di area abu-abu hukum. Pengawasan yang kurang ketat membuat praktik tidak etis terus berlanjut.

Para pendukung MLM biasanya membantah kritik-kritik ini dengan argumen bahwa masalah tersebut hanya terjadi pada MLM yang tidak etis, bukan pada sistem MLM secara keseluruhan. Mereka menekankan pentingnya regulasi yang ketat dan praktik bisnis yang etis dalam industri ini.

Bagaimanapun, kontroversi ini menunjukkan pentingnya sikap kritis dan kehati-hatian bagi siapa pun yang ingin terlibat dalam bisnis MLM. Calon anggota perlu melakukan riset mendalam dan mempertimbangkan baik-baik sebelum memutuskan untuk bergabung.

Kesimpulan

MLM atau Multi Level Marketing merupakan strategi pemasaran yang kontroversial namun tetap populer hingga saat ini. Sistem ini menawarkan peluang bisnis dengan modal kecil dan potensi penghasilan besar, namun juga mengandung risiko dan tantangan yang signifikan.

Poin-poin kunci yang perlu diingat tentang MLM:

  • MLM adalah sistem pemasaran berjenjang yang mengandalkan jaringan distributor independen.
  • Berbeda dengan skema piramida ilegal, MLM yang sah berfokus pada penjualan produk nyata.
  • Regulasi di Indonesia mengatur MLM untuk melindungi konsumen dan mencegah praktik bisnis tidak etis.
  • Kesuksesan dalam MLM membutuhkan kerja keras, keterampilan, dan integritas.
  • Calon anggota perlu berhati-hati dan melakukan riset mendalam sebelum bergabung dengan MLM.

Terlepas dari pro dan kontra, MLM tetap menjadi pilihan karir bagi sebagian orang. Bagi mereka yang tertarik, penting untuk memahami seluk-beluk sistem ini, termasuk potensi keuntungan dan risikonya. Dengan pendekatan yang bijak dan etis, MLM bisa menjadi peluang bisnis yang menarik. Namun, seperti halnya bisnis lain, tidak ada jaminan kesuksesan tanpa kerja keras dan dedikasi.

Pada akhirnya, keputusan untuk terjun ke dunia MLM harus didasarkan pada pertimbangan matang dan sesuai dengan tujuan serta kemampuan pribadi masing-masing individu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya