Liputan6.com, Jakarta - Gerhana bulan langka akan terjadi dari siang hingga sore nanti, 15 April 2014: "blood moon". Gerhana bulan ini berwarna merah darah lantaran planet Mars saat ini berada dalam titik terdekat dengan bumi.
Sayangnya, blood moon tidak akan terlihat di sebagian besar wilayah Indonesia. Sebab, gerhana langka yang akan terjadi hari ini terjadi pada siang hari WIB.
"Gerhana bulan total itu proses terjadinya mulai pukul 12.58 WIB sampai 16.33 WIB. Jadi di Indonesia umumnya masih siang. Jadi bulan purnama yang mengalami gerhana belum terlihat, sehingga belum bisa teramati," ujar Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)Â Thomas Djamaluddin saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (15/4/2014).
"Gerhana totalnya blood moon atau gerhana bulan merah darah di Indonesia tidak terlihat. Kenapa? karena terjadi di siang hari," tandas Thomas.
Namun jangan khawatir, bagia Anda yang berada di wilayah Indonesia bagian timur, bulan merah darah ini dapat terlihat. Namun pengamatan itu hanya berlangsung singkat. "Kecuali di Papua atau wilayah timur, itu bisa mengamati sesudah magrib sampai pukul 18.33 WIT."
"Itu pun wilayah bagian timur seperti Jayapura dan Merauke, akan lebih panjang karena waktu magribnya lebih awal. Tapi hanya di akhirnya saja. Seperti di Sorong itu akan lebih pendek lagi kelihatanya," sambung pria yang baru menjabat ketua LAPAN sejak 7 Februari 2014 lalu itu.
Debu Letusan Gunung
Baca Juga
Pria kelahiran Purwokerto, 23 Januari 1962 ini menjelaskan, peristiwa langka ini sebenarnya fenomena biasa. Gerhana merah darah ini terjadi akibat pantulan atmosfer bumi yang umumnya disebabkan dari kumpulan debu letusan gunung berapi.
"Itu karena efek semburan atmosfer bumi yang terpampang di permukaan bulan. Itu kemudian menyebabkan bulan yang semula berwarna putih agak kekuningan menjadi merah darah. Itu biasanya akibat debu letusan gunung," ujar pria yang sudah puluhan tahun sebagai peneliti astronomi ini.
Semakin tebal kumpulan debu di atmosfer, lanjut Thomas, akan semakin merah pula warna bulan. "Tapi sekarang ini kan nggak ada letusan gunung yang signifikan, sehingga ketebalan debu di atmosfir tidak terlalu. Karena semakin tebal debu di atmosfir, maka akan semakin merah dan gelap bulan itu," pungkas bapak 3 anak ini.
Advertisement
7 Fase
Sementara Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam keterangan tertulisnya menyatakan, gerhana bulan merah darah ini memiliki 7 fase. Fase tersebut adalah gerhana mulai (P1), gerhana sebagian mulai (U1), gerhana total mulai (U2), puncak gerhana, gerhana total berakhir (U3), gerhana sebagian berakhir (U4), gerhana berakhir (P4).
Gerhana mulai (P1) terjadi pukul 11.52 WIB, gerhana sebagian mulai (U1) pukul 12.58 WIB, gerhana total mulai (U2) pukul 14.06 WIB, puncak gerhana pukul 14.45 WIB, gerhana total berakhir (U3) pukul 15.24 WIB, gerhana sebagian berakhir (U4) pukul 16.33 WIB, dan gerhana berakhir (P4) pukul 17.39 WIB.
Total waktu gerhana ini akan memakan waktu 5 jam 47,2 menit. Sementara gerhana bulan total yang terjadi dari fase U2 hingga U3 akan memakan waktu 1 jam 18,6 menit.
Terkait wilayah Indonesia yang dapat mengamati gerhana ini, BMKG juga menyatakan warga di Papua dan sebagian besar Maluku bagian timur akan dapat melihat fase gerhana bulan sebagian kecil. Saat itu langit di kawasan tersebut sudah mulai gelap sehingga bulan bisa terlihat.
Masyarakat di Maluku bagian Barat, Sulawesi, Nusa Tenggara, sebagian besar Kalimantan bagian Timur dan Jawa bagian timur akan mendapati bulan berada dalam fase gerhana bulan penumbra, hingga berakhirnya gerhana tersebut. Sama seperti di bagian timur Indonesia, langit di kawasan ini juga mulai gelap sehingga gerhana bulan masih bisa terlihat.
Sedangkan warga di Jawa bagian barat, Kalimantan bagian barat dan Sumatera tidak dapat mengamati gerhana bulan total 15 April 2014. Sebab, proses gerhana merah darah ini sudah berakhir pada saat bulan terbit di wilayah tersebut. (Elin Yunita Kristanti)
Baca juga: