Liputan6.com, Kiev - Pihak berwenang Kiev telah melancarkan operasi militer terhadap para gerilyawan pro-Kremlin di wilayah separatis di timur. Adanya hal itu, membuat Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev mengumumkan bahwa Ukraina saat ini berada di ambang perang saudara.
"Singkat saja: Ukraina kini berada di ambang perang saudara, ini hal yang mengerikan," kata pria yang juga merupakan mantan presiden Rusia seperti dikutip kantor-kantor berita Rusia, yang dilansir dari Economic Times, Selasa (15/4/2014).
Medvedev pun berharap bahwa pihak-pihak berwenang akan bertindak secara rasional, dan tidak membiarkan kekacauan parah terjadi.
Â
Rusia tidak mengakui keabsahan pemerintahan Kiev pro-Barat, yang berkuasa setelah berlangsungnya pemberontakan besar-besaran hingga menggulingkan presiden Ukraina yang didukung Moskow, Viktor Yanukovych.
Medvedev --yang memimpin Rusia antara tahun 2008 hingga 2012 dan turun dari jabatan hingga membuka jalan bagi Vladimir Putin kembali ke Kremlin untuk periode ketiga kalinya-- juga mempermasalahkan permintaan Ukraina untuk membawa pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) guna membantu menurunkan ketegangan di negara itu.
"Sesuai aturan yang ada, keberadaan pasukan pemelihara perdamaian (PBB) sayangnya tidak menyelesaikan masalah apapun, hanya membekukan masalah," ucapnya.
Ia juga menekankan desakannya kepada Amerika Serikat dan Uni Eropa, agar mereka menindaklanjuti janji-janji pemberian bantuannya. "Semua pihak yang mengatakan bahwa Ukraina perlu dibantu, harus melakukan sesuatu untuk Ukraina," ujar Medvedev.
   Â
"Maksud saya, mitra-mitra kami di Eropa serta yang lainnya. Beri mereka (Ukraina) setidaknya satu dolar. Dari pada berjanji: kami akan memberikan 1 miliar, kami akan mengirimkan 5 miliar. Lebih baik memberikan mereka sesuatu," urainya.
Di sisi lain, Rusia sendiri telah memberikan subsidi dalam hal pasokan gas ke Ukraina, yang diperkirakan Medvedev telah membantu Ukraina menghemat sekitar 100 miliar dolar. Hal itu dilakukan sejak Kiev mendapatkan kemerdekaan dari Uni Soviet tahun 1991.
Sementara itu, mitra PM Rusia dari Belarus, Mikhail Myasnikovich mengatakan Ukraina akan bisa menyelesaikan sendiri masalahnya saat ini.
"Kami meyakini bahwa mereka (Ukraina) akan bisa menanganinya secara independen, dan menyelesaikan tugas-tugas berat yang saat ini dihadapi negara itu," ungkap Mikhail.
PM Rusia: Ukraina Diambang Perang Saudara
Pihak berwenang Kiev melancarkan operasi militer terhadap para gerilyawan pro-Kremlin di wilayah separatis di timur.
diperbarui 16 Apr 2014, 01:27 WIBDiterbitkan 16 Apr 2014, 01:27 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
3 Kasus Percobaan Bunuh Diri dalam Sehari di Rote Ndao, Isyarat Apa?
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Selasa 28 Januari 2025
Dilatih Usaha Barbershop, Pemuda di Pedalaman Kalimantan Diajak Buka Usaha
Maling di Bogor Kena Apes, Ditangkap Saat Kembali Ambil Motor yang Ditinggal Kabur
Fenomena 'Brain Drain', Pakar UGM Desak Hentikan Rekrutmen Kerja Jalur 'Ordal'
Mbah Moen Ungkap Fakta Jumlah Pintu Surga Sama dengan Anggota Sujud, Simak Penjelasannya
DPRD Minta Pemprov Jakarta Segera Mengecek Ketersediaan Elpiji 3 Kg Jelang Ramadan
Gak Ada Akhlak! Mahasiswa di Kupang Curi Uang Gereja untuk Kencani Wanita
Khawatirkan Nasib Anak Cucu Kelak, Ini yang Mesti Dilakukan Menurut Gus Baha
WNI Tewas Ditembak, DPR Minta Pemerintah Malaysia Tak Menutupi Kasus Ini
Nelayan Buru-Buru Cabut Bambu Bekas Budidaya Kerang Hijau, Khawatir Isu Miring Pagar Laut
Sederet Alasan Astronaut Tidak Bisa Mendarat di Saturnus