Obama Datang, Filipina Setuju Perluas Akses Militer AS

Kesepakatan ini akan diteken di Departemen Pertahanan Filipina, sebelum kedatangan Presiden Obama.

oleh Anri Syaiful diperbarui 28 Apr 2014, 04:33 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2014, 04:33 WIB
Penembakan di Pangkalan MIlliter AS Diduga Akibat Perselisihan
Pangkalan militer Fort Hood, Texas, Amerika Serikat. (Wikipedia)

Liputan6.com, Manila - Amerika Serikat tidak lagi memiliki pangkalan militer di Filipina. Namun salah satu negara anggota ASEAN itu setuju untuk memperbesar eksistensi militer Negeri Adidaya tersebut di negaranya.

Seperti dikutip Liputan6.com dari VOA News, Senin (28/4/2014), Amerika dan Filipina telah mencapai perjanjian 10 tahun yang memungkinkan kehadiran militer AS yang lebih besar di negara kawasan Asia Tenggara tersebut.

Perjanjian itu akan mengizinkan pasukan Amerika memiliki akses ke basis-basis militer setempat. Terutama untuk menempatkan pesawat jet tempur dan kapal perang.

2 Pejabat Filipina mengatakan perjanjian yang disebut `Kerja Sama Keamanan yang Ditingkatkan` itu akan ditandatangani di Departemen Pertahanan Filipina di Kota Manila, Senin ini. Tak lama sebelum kedatangan Presiden Barack Obama dalam rangka kunjungan di 4 negara Asia, yakni Jepang, Korea Selatan, Malaysia, dan Filipina.

BBC menulis, AS bertujuan mendapatkan jaminan aliansinya di Asia Timur untuk peranan yang lebih besar di wilayah itu. Sejumlah pengamat mengatakan bahwa Filipina menginginkan dukungan untuk militernya sendiri dalam menghadapi masalah perbatasan dengan China.

Ratusan personel militer AS telah dikirimkan ke wilayah selatan Filipina sejak 2002. Mereka memberikan latihan antiteror dan nasihat bagi tentara Filipina yang melawan militan Muslim selama beberapa dekade.

Namun, persetujuan ini menekankan bahwa AS tidak akan mendirikan pangkalan militer permanen di Filipina, sesuai dengan konstitusi negara tersebut.

Selama hampir 100 tahun, AS mempunyai 2 pangkalan militer di dekat Kota Manila, yakni Clark Air Base dan Subic Naval Base. 2 pangkalan itu ditutup pada tahun 1992 di tengah meningkatnya sentimen anti-AS dan sengketa sewa.

Berdasarkan kesepakatan baru pada 1999, pasukan AS hanya kembali ke Filipina untuk menggelar latihan militer bersama setiap tahun.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya