Obama: Dunia Tidak Banyak Berbuat Atasi Wabah Ebola

Presiden Obama mengatakan dunia tidak berbuat cukup menanggapi wabah Ebola yang menimbulkan ancaman bagi keamanan regional dan global.

oleh Rinaldo diperbarui 26 Sep 2014, 08:12 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2014, 08:12 WIB
Presiden AS Barrack Obama
Presiden AS Barrack Obama (REUTERS / Kevin Lamarque).

Liputan6.com, New York - Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan dunia tidak berbuat cukup untuk menanggapi wabah Ebola yang mematikan dan menimbulkan ancaman bagi keamanan regional dan global. Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan hampir 3.000 orang tewas dalam wabah yang menyapu Afrika Barat itu.

"Amerika telah mengirimkan dokter dan ilmuwan yang didukung oleh militer, untuk membantu mencegah wabah Ebola dan mencari pengobatan baru," kata Obama saat berbicara pada pertemuan tingkat tinggi tentang Ebola di Markas PBB, New York, Kamis (25/9/2014) waktu setempat.

Dia mengatakan, ada kesenjangan yang signifikan antara apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi wabah dan apa yang dibutuhkan. Karena itu Obama menyerukan lebih banyak negara untuk berkontribusi, baik dari dari sisi peralatan maupun personel. Dia juga mendorong organisasi internasional untuk bergerak lebih cepat.

"Kita perlu upaya yang lebih luas untuk menghentikan penyakit yang bisa membunuh ratusan ribu, menimbulkan penderitaan yang mengerikan, mengguncang ekonomi dan bergerak cepat melintasi perbatasan," ujar dia seperti dikutip The Guardian.

Dalam pidatonya, Obama juga mengelompokkan Ebola sama dengan krisis di Ukraina dan ancaman yang ditimbulkan oleh Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) sebagai bahaya baru bagi keamanan global.

Obama sendiri sudah mengirimkan 3.000 tentara AS ke Liberia untuk mendirikan fasilitas dan membentuk tim pelatihan untuk membantu Afrika merawat korban Ebola.

Sementara itu, kabar terbaru mengatakan pencarian selama 3 hari di Sierra Leone mengidentifikasi lebih dari 350 kasus baru Ebola. Menurut diplomat AS di negara itu, Kathleen Fitzgibbon, tim relawan juga telah menemukan 265 mayat.

Salah satu prioritas kini adalah untuk memastikan semua mayat dikuburkan dengan benar, karena salah satu cara penyakit ini menyebar adalah saat kerabat korban menyentuh jenazah.

Pusat Pengendalian Penyakit AS memperkirakan jumlah kasus Ebola di Liberia dan Sierra Leone bisa naik menjadi 1,4 juta pada bulan Januari, dalam skenario terburuk.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya