Hindari Sanksi, Burkina Faso Tunjuk Presiden Sementara

Pemerintah Burkina Faso menunjuk Michel Kafando sebagai Presiden sementara.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 17 Nov 2014, 17:40 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2014, 17:40 WIB
Hindari Sanksi, Burkina Faso Tunjuk Presiden Sementara
Pemerintah Burkina Faso menunjuk Michel Kafando sebagai Presiden sementara.

Liputan6.com, Ouagadougou - Pemerintah Burkina Faso menunjuk Michel Kafando sebagai Presiden sementara. Sebelum ditunjuk, Kafando pernah menduduki jabatan Menteri Luar Negeri (Menlu).

Terpilihnya Kafando merupakan bagian dari pelaksanaan piagam yang dibentuk sesaat setelah eks Presiden Blaise Compaore digulingkan. Ia akan menjalankan roda pemerintah sampai pemilu digelar tahun depan.

Setelah resmi menjadi Presiden Sementara, Kafando menyatakan segera menunjuk Perdana Menteri. PM tersebut akan ditugaskan memilih 25 anggota pemerintahan utama Burkina Faso.

"Komite pemerintahan ditujukkan untuk membimbing sementara jalan dari negara ini. Ini lebih dari sekedar kehormatan, ini adalah sebuah misi yang sepenuhnya saya kerjakan dengan serius," sebut Kafando, seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (17/11/2014).

Tidak cuma Kafando, ada beberapa nama yang digadang-gadang akan menjabat sebagai  Presiden sementara Burkina Faso. Di antaranya adalah Jurnalis Cherif Sy serta Mantan Menteri Josephine Ouedraogo.

Namun, nama-nama tersebut akhirnya tersingkir. Hal ini terjadi karena sebanyak 23 anggota resmi perwakilan Pemerintah Burkina Faso memilih Kafando menjadi Presiden.

Pemilihan Kafando merupakan respons cepat dari Pemimpin Militer, Letnan Kolonel Isaac Zida untuk menghindarkan Burkina Faso dari sanksi. Pasalnya, tak lama setelah Compaore digulingkan Uni Afrika menyatakan siap menghukum Burkina Faso jika mereka tidak segera mengembalikan kekuasaan ke tangan sipil.

Kafando bukan sosok asing di ranah pemerintahan Burkina Faso. Selain pernah menduduki jabatan Menlu, ia juga sempat ditunjuk menjadi Duta Besar Burkina Faso untuk PBB dan pejabat Majelis Keamanan.

Seperti diketahui, kondisi di Burkina Faso memburuk setelah Compaore berencana mengubah konstitusi agar bisa kembali maju sebagai capres pada Pemilu 2015. Rakyat memprotes langkah pemimpin yang telah berkuasa selama 27 tahun tersebut.

Walau bukan negara besar, Burkina Faso termasuk salah satu negara penghasil emas terbesar di dunia. Negara ini pun dikenal sebagai mediator ketika negara tetangga mereka, Mali dan Pantai Gading dilanda krisis politik. (Mut)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya