Liputan6.com, New York - Biro Investigasi Federal Amerika Serikat atau FBI membongkar jaringan mata-mata Rusia yang beroperasi di New York.
Seperti dikutip dari CNN, Selasa (27/1/2014), jaringan mata-mata itu bertujuan mengumpulkan data intelijen di bidang ekonomi sekaligus merekrut agen potensial lain. FBI menangkap salah seorang di antaranya.
Dalam dokumen yang diungkap di pengadilan, FBI mengatakan, tersangka Evgeny Buryakov berada di Kota New York dan bekerja di sebuah bank Rusia. Namun, nyatanya ia adalah bagian dari intelijen Kremlin.
FBI mengungkapkan, jaringan mata-mata itu menggunakan pesan kode untuk menyampaikan informasi yang mereka kumpulkan dari New York dan mengirimkannya kepada para pejabat di Moskow.
Dua pria lainnya yang menjadi bagian dari jaringan mata-mata, Igor Sporyshev dan Victor Podobnyy, berhasil keluar dari AS dan terhindar dari penangkapan. Demikian menurut Kantor Jaksa AS di Manhattan.
Jaringan mata-mata Rusia dioperasikan dari Manhattan dan Bronx mencoba merekrut agen baru di New York -- untuk mengumpulkan data intelijen ekonomi -- tentang sanksi AS atas bank-bank Rusia dan upaya AS untuk mengembangkan sumber energi alternatif.
Buryakov juga diduga merekrut warga Amerika untuk menjadi mata-mata Rusia. "Termasuk beberapa orang yang dipekerjakan oleh perusahaan-perusahaan besar dan beberapa orang wanita muda dengan kaitan ke sebuah universitas ternama di New York," demikian seperti dikutip dari BBC.
Penyelidikan itu adalah kelanjutan dari kasus tahun 2010 yang berakhir dengan penangkapan dan deportasi 10 orang agen rahasia dalam pertukaran intelijen dengan Rusia.
Salah satu mata-mata yang paling terkenal adalah Anna Chapman.
Chapman menjadi fokus pemberitaan pada 2010 saat identitasnya terkuak sebagai mata-mata Rusia, foto-foto seksinya juga menyebar. Setelah kehidupan gandanya terkuak, ia dan 9 mata-mata lainnya dideportasi ke Rusia.
Di AS, putri seorang diplomat Rusia itu bekerja sebagai agen real estate di Kota New York.
Setelah pulang ke Rusia, karier Chapman moncer sebagai model, wajahnya dijadikan ikon sebuah bank, ia juga bergabung dalam sebagai elit sebuah organisasi kepemudaan yang menjadi sayap partai pro-Kremlin. (Ein/Tnt)