Detik-detik Gunung Shindake Jepang Meletus Tanpa Pertanda

"Ada, suara ledakan sangat keras 'Duarrr' di Shindake, kemudian asap hitam terlihat di angkasa, langit menjadi gelap. Tercium bau belerang."

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 29 Mei 2015, 18:28 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2015, 18:28 WIB
Gunung Shindake di Jepang meletus. (Reuters)
Gunung Shindake di Jepang meletus. (Reuters)

Liputan6.com, Tokyo - Gunung berapi Shindake yang berada di sebuah pulau kecil di selatan Jepang memuntahkan awan hitam dan abu serta batuan ke angkasa. Letusan yang tiba-tiba itu mendorong pemerintah untuk memberitahu warga untuk mengevakuasi orang-orang yang ada di pulau.

"Ada ledakan besar dan asap berwarna hitam membumbung ke langit," kata ujar seorang pejabat pulau, Nobuaki Hayashi kepada televisi NHK seperti diberitakan Reuters, seraya menambahkan bahwa warga sudah berkumpul untuk menunggu evakuasi.

"Tidak ada korban cedera yang dilaporkan setelah Gunung Shindake meletus pada Jumat (29/5/2015) pukul 10.00 waktu setempat," demikian seperti dikutip dari SMH.com.au.

Namun seorang pria berusia 72 tahun dilaporkan menderita luka bakar pada wajah, setelah terkena aliran piroklastik. 

"Sebuah feri dari Yakushima, pulau tetangga terdekat yang bisa dicapai sekitar satu jam berlayar dari timur, telah tiba dan bertujuan untuk mengevakuasi warga sekitar pukul 15.00," kata seorang pejabat pemerintah di Yakushima, Tatsuya Terada.

Nobuaki Hayashi, seorang kepala desa setempat, mengatakan sekitar 120 dari 137 warga pulau itu sudah berkumpul di pusat evakuasi lokal.

Gunung Shindake di Jepang meletus. (Reuters)

"Ada, suara ledakan sangat keras 'Duarrr', dan kemudian asap hitam terlihat di angkasa, langit menjadi gelap. Tercium bau belerang," kata Hayashi.

Hayashi menuturkan, beberapa orang di pulau masih belum ditemukan.

"Langit di sini sudah membiru, tapi asap masih terlihat membumbung tinggi ke arah barat," jelas Hayashi.

Badan Meteorologi Jepang menaikkan tingkat siaga V --level tertinggi untuk gunung meletus-- di Pulau Kuchinoberu, di mana Shindake berada.

Warga pun berkumpul di pusat evakuasi, ketika puncak gunung tersebut terus memuntahkan asap dan abu. Debu vulkanik yang menyelimuti bagian lereng gunung yang lebih rendah juga jatuh di pelabuhan utama. Mengubah airnya menjadi abu-abu.

Asap mengepul sekitar 9.000 meter ke langit. Otoritas setempat memperingatkan kemungkinan terjadinya letusan lain yang berskala besar, sehingga warga diminta lebih waspada.

Sebuah helikopter militer disiagakan untuk memantau pulau dan menilai kerusakan, sedangkan Coast Guard juga telah mengirimkan kapal untuk membantu mengevakuasi warga.

Letusan tersebut membuat maskapai Jepang All Nippon Airways mengalihkan sebagian penerbangan ke Okinawa dan Asia Tenggara  sebagai tindakan pencegahan. Namun tidak ada rencana untuk membatalkannya.

Sedangkan Japan Airlines (JAL) tak memiliki rencana untuk mengubah penerbangannya.

Sebelumnya pada Agustus 2014, Gunung Shindake terakhir meletus -- sejak tahun 1980.

Kuchinoerabu adalah taman nasional, dengan pariwisata dan memancing kegiatan utama di pulau berhutan lebat dan pegunungan.

Kuchinoerabu dapat dicapai hanya dengan perjalanan feri dalam sehari dari Pulau Yakushima, 12 kilometer ke timur. Memiliki bandara dan penduduk lebih dari 13.000 orang.

Jepang, yang berada di atas "Ring of Fire" Pasifik -- puluhan gunung berapi -- memang sering diguncang oleh gempa bumi.

Pihak berwenang baru-baru menutup bagian dari mata air panas yang populer -- sekitar 80 kilometer dari Tokyo, karena takut Gunung Hakone, yang berada di tenggara Gunung Fuji ada kemungkinan meletus.

Pada bulan September 2014, 63 orang tewas ketika salah satu gunung berapi di Jepang tengah, Gunung Ontake meletus tanpa peringatan. (Baca:Gunung Ontake Jepang Meletus, Pendaki Terkubur Abu). (Tnt/Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya