Liputan6.com, Ankara - Kedutaan Besar dan Konsulat Thailand di Turki menutup kantornya untuk sementara mulai Jumat (10/7/2015). Penutupan ini dilakukan setelah gelombang protes besar-besaran yang ditujukan pada negara tersebut, menyusul deportasi ratusan etnis Uighur ke Tiongkok.
Kaca berserakan dari jendela yang dipecahkan oleh para pendemo. Furnitur dan lambang negara yang kini dikuasai junta militer itu hancur. "Untuk sementara, kami menutup kantor kedutaan dan konsulat kami sampai situasi tenang kembali. Kami akan memantau keamanan setiap hari, baru memutuskan kapan kantor kami buka," kata Werachon Sukhondhapatipak, juru bicara kedutaan kepada media seperti dikutip dari BBC.
Baca Juga
Lebih dari 400 etnik Uigur ditahan oleh pemerintahan Thailand karena dianggap telah memasuki negara itu secara ilegal. Hubungan Turki dan Thailand sejak saat itu memanas.
Advertisement
Juru bicara Kementerian Luar Negari China, Hua Chunying mengatakan bahwa setelah investigasi bersama Thailand mereka mendapati etnis Uigur yang menyebrang ke Negari Gajah Putih itu masuk secara ilegal dan pantas untuk dideportasi.
Hua mengatakan bahwa pihak internasional turut campur urusan China dan Thailand tanpa memerdulikan "fakta di lapangan".
Media pemerintah China sempat memberitakan bahwa para pengungsi Uighur tersebut berencana bargabung ke ISIS lewat Turki. Mereka berdalih, itulah yang membuat pemerintah was-was.
PBB dan sejumlah kelompok organisasi hak asasi manusia mengutuk tindakan Thailand dan China yang dinilai telah melanggar undang-undang internasional. (Rie/Ein)