Puluhan Tahanan di Mesir Diduga Dihilangkan Paksa

Menurut HRW, ratusan orang sudah dibunuh dan lebih 40 ribu ditahan lewat operasi untuk mengatasi aksi unjuk rasa di Mesir.

oleh Liputan6 diperbarui 22 Jul 2015, 03:34 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2015, 03:34 WIB
Unjuk rasa anti pemerintah di Tahrir, Kairo. Ribuan warga Mesir menuntut turunnya Presiden Hosni Mubarak yang telah memimpin selama 30 tahun. (ANTARA/REUTERS)

Liputan6.com, Kairo - Puluhan orang di Mesir ternyata menghilang setelah ditahan secara rahasia oleh pihak keamanan. Demikian peringatan yang dikeluarkan organisasi HAM, Human Rights Watch.

Kelompok yang berkantor di Amerika Serikat tersebut menyatakan dalam beberapa kasus pejabat pemerintah menyangkal penangkapan atau menolak memberikan rincian nasib mereka.

Karena itu, seperti dikutip BBC, Rabu (22/7/2015), HRW mendesak pemerintah untuk segera mengungkapkan keberadaan mereka dan memproses pihak yang bertanggung jawab.

Penghilangan secara paksa merupakan sebuah pelanggaran serius menurut hukum internasional. Jika dilakukan secara sistematis sebagai bagian dari kebijakan, dapat dipandang sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

Wakil direktur HRW Timur Tengah, Joe Stork, mengatakan di bawah Presiden Abdul Fattah al-Sisi, yang saat menjadi pemimpin militer menjatuhkan Presiden Mohammed Morsi di tahun 2013, aparat keamanan Mesir sangat berkuasa dan beroperasi nyaris tanpa kemungkinan dihukum.

Menurut HRW, ratusan orang sudah dibunuh dan lebih 40 ribu ditahan lewat operasi untuk mengatasi aksi unjuk rasa di Mesir. Sebagian besar adalah pendukung kelompok terlarang Ikhwanul Muslimin, selain pegiat sekuler dan liberal. (Ado/Nda)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya