Kuburan Massal Korban Perdagangan Manusia Ditemukan di Malaysia

Otoritas terkait meyakini itu merupakan kuburan massal korban perdagangan manusia, namun belum bisa memastikan jumlah jasadnya.

oleh Rinaldo diperbarui 23 Agu 2015, 22:58 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2015, 22:58 WIB
Ratusan Kuburan Massal Ditemukan di Perbatasan Malaysia-Thailand
Sebuah kandang ditemukan di sebuah kamp perdagangan manusia di Wang Burma, dekat perbatasan Malaysia-Thailand, (26/5/2015). Penemuan lokasi kuburan massal diduga sebagai migran dari Myanmar dan Bangladesh. (AFP PHOTO/MOHD RASFAN)

Liputan6.com, Kuala Lumpur- Kuburan massal yang diduga korban perdagangan manusia telah ditemukan polisi Malaysia di sejumlah wilayah di dekat perbatasan Thailand. Demikian diungkapkan Menteri Dalam Negeri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi.

Dia menyatakan, otoritas terkait meyakini itu merupakan kuburan massal korban perdagangan manusia, namun belum bisa memastikan berapa jumlah mayat yang ditemukan.

"Semuanya masih dalam penyelidikan," kata Ahmad Zahid kepada wartawan di sela-sela sebuah acara di Kuala Lumpur, Malaysia, seperti dikutip Reuters, Minggu (23/8/2015).

Menurut laporan media, kuburan massal itu diyakini berisi mayat ratusan migran dari Myanmar dan Bangladesh.

Harian Utusan Malaysia melaporkan polisi telah menemukan sekitar 30 kuburan yang berisi ratusan mayat di dua tempat di wilayah utara Negara Bagian Perlis yang berbatasan dengan Thailand.

Sementara laman surat kabar Star melaporkan hampir 100 mayat ditemukan di salah satu kuburan, Jumat lalu.

"Saya pikir itu merupakan temuan awal dan kemungkinan jumlahnya lebih banyak," kata Ahmad Zahid saat ditanya tentang kepastian jumlah kuburan massal yang ditemukan.

Dia mengatakan, kepolisian juga menemukan bekas kamp perdagangan yang terletak di daerah Klian Intan dan di desa-desa di dekat perbatasan. "Saya menduga kamp telah beroperasi selama setidaknya 5 tahun," katanya.

"Tentu saja saya percaya ada warga Malaysia yang terlibat," imbuh Ahmad Zahid, ketika ditanya tentang kemungkinan keterlibatan penduduk setempat dalam insiden itu.

Rute Penyelundupan

Wilayah utara Malaysia selama ini memang dikenal sebagai rute penyelundupan manusia warga Myanmar, terutama orang-orang Rohingya, dan Bangladesh. Orang-orang Rohingya melarikan diri karena merasa teraniaya, sementara orang-orang dari Bangladesh lebih dilatari soal keterdesakan ekonomi.

Mereka juga diyakini menggunakan wilayah Thailand selatan sebagai rute melalui jalan darat, dan polisi meyakini hal ini berdasarkan temuan kuburan massal di wilayah perbatasan Thailand pada bulan ini.

Pada bulan Mei lalu, pihak berwenang Malaysia juga mengatakan bahwa mereka menemukan sejumlah kuburan massal di dekat Padang Besar dan Wang Kelian, Negara Bagian Perlis yang berbatasan dengan Provinsi Songkhla, Thailand bagian selatan. (Ado/Ali)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya