Pasang Wi-Fi, Sekolah Dituntut Orangtua Murid

Orang tua murid mengaku anaknya menderita “Electromagnetic Hypersensitivity Syndrome” sejak sekolah memasang Wi-Fi.

oleh Indy Keningar diperbarui 31 Agu 2015, 09:30 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2015, 09:30 WIB
Ketika Murid Sakit Akibat Wi-fi Sekolah
Kedua orangtua mengaku anak mereka mengidap kondisi “Electromagnetic Hypersensitivity Syndrome”.

Liputan6.com, Massachusetts Sebuah asrama sekolah di Massachusetts dituntut oleh sepasang orangtua, yang mengaku sinyal Wi-Fi sekolah membuat anak mereka sakit.

CBS Boston melaporkan bahwa orangtua yang tidak bersedia disebutkan namanya tersebut mengajukan tuduhan kepada Sekolah Fay di Southboro. Kedua orangtua tersebut menyatakan putra mereka memiliki “Electromagnetic Hypersensitivity Syndrome” dan menderita sakit kepala, mimisan, dan rasa mual sejak sekolah mengaktifkan sinyal nirkabel yang lebih kuat sejak tahun 2013 lalu.

Keluarga ini mengaku rugi sebesar $250.000 (Rp. 3,5 milyar) dan meminta sekolah menggunakan kabel Ethernet atau matikan sinyal Wi-Fi. Namun, setelah melakukan analisa sekolah menyatakan bahwa sinyal Wi-Fi berada dalam batasan aman federal.

“Setelah melakukan pengamatan sinyal Isotrope pada Januari 2015, hasilnya menunjukkan bahwa kombinasi tingkat emisi, siaran radio, dan sinyal televisi, serta emisi RFE lainnya di sekolah lebih kecil dari satu per-sepuluh ribu (1/10.000) dari batasan aman (batasan maksimal federal)”, ungkap juru bicara sekolah.

Bulan Juni lalu, Dr. Malika Marshall dari WBZ-TV melaporkan bahwa banyak orang percaya gelombang udara membuat mereka sakit, walaupun beberapa dokter menyatakan tidak ada bukti atau hubungan antara Wi-Fi dan penyakit.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya