Hari 'Back to The Future': 5 Gadget yang Jadi Kenyataan

Film Back to the Future menampilkan prediksi tahun 2015. Mana yang jadi kenyataan?

oleh Indy Keningar diperbarui 21 Okt 2015, 17:10 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2015, 17:10 WIB
Hari Back to The Future: 5 Gadget di Film yang Jadi Kenyataan
Film Back to the Future menampilkan prediksi tahun 2015. Mana yang jadi kenyataan?

Liputan6.com, Jakarta Tanggal 21 Oktober 2015, hari di mana Doc Brown, bersama Marty Mc Fly dan Jennifer tiba dari tahun 1986. Mengendarai DeLorean ciptaan Doc dan pergi ke Hill Valley, menemui putra Marty di masa depan.

Kisah tersebut ada dalam film 'Back to the Future' yang dirilis tahun 1989 lalu. Film sukses besar, dan di negeri ini sendiri saja kerap diputar setiap hari libur nasional. Membuat hari ini ditunggu-tunggu oleh para penggemar film fiksi ilmiah keluarga ini. Film gagasan Robert Zemeckis yang berisi imajinasi dan prediksi mengenai masa depan. Tepatnya tahun dan tanggal ini.

Banyak prediksi film yang meleset. Contohnya, kita masih belum memiliki hoverboard dan mobil yang bisa berjalan tanpa roda--dan tentu saja, jelajah waktu. Di sisi lain, ada juga gadget-gadget yang jadi nyata. Apa sajakah?

Dikutip dari Mashable, inilah 5 gadget dari keseluruhan franchise Back to the Future yang menjadi nyata. Namun tidak semuanya bisa dengan mudah anda miliki.

1. Pintu yang dibuka dengan sidik jari

Pintu yang dibuka dengan sidik jari (foto: Universal Studio)

Selain telefon genggam yang mengenali sidik jari, kini kita juga bisa membeli pintu yang kuncinya dioperasikan dengan sidik jari.

Perusahaan iTouchless menawarkan gagang pintu yang bisa mengenali sidik jari kita. Sehingga, hanya pemilik rumah yang bisa masuk. Teknologi ini juga diaplikasikan pada hotel-hotel. Seperti hotel alma di Barcelona, Spanyol, dan sebuah hotel di Singapura yang saat ini sedang dalam tahap pengembangan. Untuk menambah rasa futuristik, hotel di Singapura memiliki pekerja robot.

2. Sepatu yang bisa mengunci sendiri

Sepatu yang bisa mengikat sendiri. (foto: Universal Studio)

Dalam Back to the future kedua, Marty mengenakan sepasang sepatu Nike putih yang bisa mengikat sendiri. Dengan sepatu mengeluarkan bunyi "oooh" dan "ahhh".

Pada tahun 2012 lalu, Nike merilis khusus sepatu serupa. Walaupun sepatu tidak mengunci sendiri. Sayangnya, sepatu dengan model tinggi ala 80-an itu hanya diproduksi sejumlah 1500, dan dibanderol dalam lelang di eBay. Hasil dari penjualannya didonasikan pada yayasan riset Parkinson's milik Michael J. Fox, pemeran Marty McFly yang pada era kini mengidap Parkinson's.

Namun, teknologi mengikat sendiri kini sedang dalam pengembangan.

Panggilan Video, Tablet hingga 3Demenis

Hari Back to The Future: 5 Gadget yang Jadi Kenyataan
Sepatu Nike yang serupa dengan milik Marty McFly.

3. Panggilan video

Panggilan video. (foto: Universal studio)

Pada film, Marty ditunjukkan menerima panggilan dari rekan kerjanya, Douglas J. Needles dan Ito Fujitsu.

Di masa itu, film menunjukkan Marty berbincang lewat layar televisi. Sesungguhnya, ide panggilan video sudah terdata pada era abad 19, dan pada tahun 20-an, mulai dikembangkan. Teknologi panggilan video betul-betul terwujud dimulai tahun 90-an, dikutip dari Wikipedia.

Hari ini, kita bisa melakukan panggilan video melalui telefon genggam di kantung kita. Aplikasinya pun beragam. Sebutlah Skype, pemutar bluRay, sampai Xbox One.

4. Tablet

Tablet. (foto: Universal Studio)

Para karakter di tahun 2015 ditunjukkan membawa-bawa tablet.

Menarik, sebab di era kini, masyarakat terobsesi dengan gadget tersebut. Alat yang dianggap penyelamat bagi kita yang merasa malas membawa laptop yang terlalu berat, sekaligus tibah betah menatap layar smartphone yang terlalu kecil.

Namun, bukan berarti mengambil foto dengan tablet di konser tidak mengganggu orang lain, ya...

5. Film 3 Dimensi (bonus obsesi sekuel)

3 Dimensi. (foto: Universal Studio)

Marty sedang berjalan-jalan di tengah kota saat ia 'diserang' oleh hiu dari hologram. Aksi yang merupakan bagian dari promosi film 'Jaws 19'. Walau kaget, ia lantas berkelakar dengan mengatakan "hiu-nya masih terlihat palsu."

Pada era kini, 3D merajalela. Proyeksi 3D yang ada di film masih dalam tahap pengembangan. Namun, teknologi 3D dalam film menghasilkan gambar yang 'hidup'. Bahkan, sistem di game 3DS tidak memelukan kacamata khusus untuk menyaksikan gambar 3D. (Ikr/Rie)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya