Polisi Bulgaria Diduga Lakukan Kekerasan terhadap Pengungsi

Pengungsi dari Afghanistan, Suriah dan Irak melaporkan adanya pemerasan, perampokan, ancaman deportasi dan serangan anjing polisi.

oleh Rinaldo diperbarui 14 Nov 2015, 07:51 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2015, 07:51 WIB
20151103-Ribuan Imigran Membeludak Padati Slovenia
Ribuan migran yang berusaha masuk ke Eropa barat. (AFP PHOTO/RENE GOMOLJ)

Liputan6.com, Sofia - Pengungsi yang datang melalui Bulgaria dikabarkan menghadapi pemukulan, ancaman dan pelanggaran lainnya yang dilakukan oleh polisi setempat. Hal itu dilaporkan sebuah kelompok hak asasi manusia yang menangani masalah pengungsi.

Pengungsi dari Afghanistan, Suriah dan Irak melaporkan adanya pemerasan, perampokan, kekerasan, ancaman deportasi dan serangan anjing polisi. Demikian disebutkan Belgrade Center untuk Hak Asasi Manusia yang didanai oleh Oxfam.

Menanggapi hal itu, Menteri Dalam Negeri Bulgaria Rumiana Bachvarova mengatakan dia akan memeriksa laporan itu.

"Saya hanya bisa mengatakan bahwa ini sama sekali bukan kebijakan polisi perbatasan dan Kementerian Dalam Negeri," tegas Bachvarova yang juga Wakil Perdana Menteri itu seperti dikutip Reuters, Sabtu (14/11/2015).

"Kami menetapkan kondisi, tetapi kita tidak bisa mengontrol setiap petugas. Saya berharap bahwa kita akan dapat menyangkal fakta ini. Ini bukan kebijakan kami dan saya tidak akan mengizinkannya," imbuh dia.

Laporan itu mengatakan mayoritas dugaan pelanggaran terjadi di wilayah selatan yang berbatasan dengan Turki, di penampungan dan di perbatasan barat laut dengan Serbia.

"Dua orang Afghanistan menyatakan bahwa polisi (Bulgaria) telah menembak mereka," tulis laporan kelompok hak asasi manusia asal Serbia.

"Sekelompok orang menyaksikan seorang polisi menodongkan pistol ke dahi pengungsi. Polisi menangkap mereka, mengambil barang-barang berharga mereka, makanan dan air," lanjut laporan itu.

Bantahan Otoritas Bulgaria

Sementara itu, Avgustina Videva, juru bicara lembaga pengungsi Bulgaria mengatakan tidak memiliki informasi tentang dugaan pelanggaran itu.

"Tak satu pun dari mereka yang ditampung di pusat-pusat pengungsian mengeluh tentang perlakuan buruk oleh otoritas Bulgaria," kata Videva.

Bulan lalu, seorang pencari suaka Afghanistan terluka parah oleh pantulan tembakan peringatan polisi perbatasan Bulgaria. PBB menyebut ini adalah insiden pertama sepanjang krisis migrasi yang saat ini berlangsung.

Bulgaria adalah salah satu dari sejumlah negara Eropa tengah dan timur yang tengah berjuang untuk menangani masuknya migran dan pengungsi yang terbesar sejak Perang Dunia II.

Negara anggota Uni Eropa dan 2 negara lainnya pada rute migrasi --Hungaria dan Slovenia-- telah mendirikan pagar untuk mencoba dan mengontrol aliran orang yang masuk untuk menuju Austria dan Jerman. (Ado/Nda)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya