Liputan6.com, London - Biasanya untuk menangkal serangan serangga atau hama pada tanaman, para petani menggunakan cairan yang dikenal dengan sebutan pestisida. Namun belakangan, penggunaannya banyak dikritik karena memiliki efek buruk pada ekosistem, yakni mengganggu rantai makanan serta merusak lingkungan.
Salah satu masalah utama penggunaan pestisida ialah kemampuan membunuhnya yang tak pandang bulu.
Untuk kasus tanaman padi, pestisida juga membunuh musuh hama utama padi yakni wereng Sogatela furcifera. Hama ini biasa menyerang padi hingga menguning serta layu, dan merusak biji-bijiannya.
Advertisement
Hama ini juga menyebarkan virus yang disebut southern rice black-streaked dwarf, yang menyebabkan pertumbuhan tanaman terhenti dan mengganggu proses penyerbukan. Kalau tak ditangani, banyak telur serangga akan dimakan, akan tetapi penggunaan pestisida akan menyebabkan telur-telur ini menetas sehingga serangga malah akan semakin banyak.
Baca Juga
Yang lebih gawat lagi, sekitar sepertiga wereng sudah kebal terhadap pestisida di beberapa wilayah.
"Penggunaan pestisida kimiawi secara luas tidak hanya menyebakan pencemaran parah lingkungan dan produk pertanian, namun juga menggangu ekosistem," kata Dr. Jun Wu, salah satu peneliti yang juga Profesor di Universitas Zhejiang di China aeperti dikutip dari Science Daily, Jumat (4/12/2015).
Tumbuhan sebenarnya memiliki mekanisme pertahanan diri alami saat diserang hama seperti wereng. Mekanisme ini dapat diaktifkan dengan bantuan senyawa kimia yang tak merusak lingkungan serta tidak beracun bagi serangga maupun musuh alami mereka.
Menurut penelitian terbaru yang dipublikasikan di Bioorganic & Medicinal Chemistry Letters, senyawa kimia yang ramah lingkungan untuk membasmi hama itu kini sudah tersedia. Dari hasil penelitian tersebut, diidentifikasi ada 5 senyawa kimia yang mampu membuat tumbuhan menangkal hama yang paling umum -- wereng punggung putih atau Sogatella furcifera.
Identifikasi Senyawa Kimia
Dalam sebuah penelitian terbaru itu, para peneliti dari Universitas Zhejiang di China mengembangkan metoda baru untuk mengidentifikasi bahan kimia itu.
Dengan menggunakan sistem penyaringan yang didesain khusus, mereka menentukan sejauh apa efek dari berbagai senyawa kimia dalam hal mengaktifkan mekanisme pertahanan tumbuhan tersebut.
Tim ini merancang dan mensintesis 29 turunan asam phenoxyalkanoic. Lima darinya diketahui mungkin efektif memicu tanaman padi untuk melindungi diri sendiri.
Para peneliti menggunakan bioassay untuk menunjukkan kalau senyawa kimia ini bisa mengaktifkan mekanisme pertahanan diri tanaman dan menangkal serangan wereng punggung putih. Hal ini menunjukkan adanya potensi senyawa kimia ini untuk dimanfaatkan dalam pengendalian hama serangga.
"Kami menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa beberapa turunan asam phenoxyalkanoic punya potensi menjadi semacam agen pelindung tanaman terhadap wereng punggung putih," kata Dr. Yonggen Lou, salah satu peneliti dan profesor di Universitas Zhejiang.
"Pendekatan baru dalam hal pengendalian hama ini dapat melindungi ekosistem sekaligus melindungi tanaman penting dari serangan," imbuh Zhejiang.
Langkah berikutnya adalah meneliti seberapa efektif peran senyawa kimia ini, dalam meningkatkan pertahanan diri tumbuhan dan mengendalikan wereng.