Komentar Anti-Muslim, Gelar Kehormatan Donald Trump Dicabut

Sikap kontroversial salah satu bakal calon presiden AS, Donald Trump terkait larangan Muslim masuk negara pimpinan Barack Obama.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 10 Des 2015, 15:28 WIB
Diterbitkan 10 Des 2015, 15:28 WIB
Donald Trump
Donald Trump menunjukkan salinan jumlah kekayaannya saat mengumumkan pencalonan dirinya. (BBC)

Liputan6.com, Edinburgh - Sikap kontroversial salah satu bakal calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terkait larangan muslim masuk negara pimpinan Barack Obama itu berbuntut panjang. Tak hanya banyak menuai kecaman, gelar kehormatannya dari salah satu universitas bergengsi pun kandas.

Universitas Robert Gordon (URG) di Skotlandia dilaporkan mencabut gelar kehormatan yang telah diberikan kepada Donald Trump pada 2010.

"Pernyataan Trump disebut betul-betul tidak sejalan dengan etos dan nilai-nilai yang dianut URG. Pada 2010, Trump dianugerahi gelar kehormatan karena prestasinya sebagai wirausahawan dan pebisnis,” ujar juru bicara URG seperti dikutip dari BBC, Kamis (10/12/2015).

Selain itu, Menteri Pertama Skotlandia, Nicola Sturgeon, juga mencabut jabatan duta bisnis Skotlandia -- GlobalScot ambassador -- dari Trump yang telah dipegangnya sejak 2006.

"Pernyataan Donald Trump menunjukkan kalau dia tidak lagi cocok menjadi duta bisnis untuk Skotlandia," tutur salah satu juru bicara pemerintahan Skotlandia.

Trump, yang ibunya berasal dari Pulau Lewis, Skotlandia, sejauh ini masih memimpin bursa bakal calon presiden AS dari Partai Republik untuk pilpres tahun depan. Di Skotlandia, pengusaha properti tersebut memiliki lapangan golf di Aberdeen dan Turnberry, serta hotel di Ayrshire.

Donald Trump meminta agar muslim dilarang masuk ke Amerika, setelah terjadi penembakan massal yang terjadi di San Bernardino, California. Akibatnya, sebuah petisi yang meminta agar Trump dilarang masuk ke Inggris pun telah ditandatangani lebih 300 ribu orang.

Salah satu yang menandatanganinya adalah Nabeel Shaikh, Sekjen Mesjid Raya Glasgow, yang menyebut komentar Trump seekstrem teror yang dilakukan kelompok ekstremis.

"Dalam perjalanan saat kampanye pemilu AS,  Trump telah membuat sejumlah pernyataan yang sepenuhnya tidak sesuai dengan etos dan nilai-nilai dari universitas. Oleh karena itu pihak universitas memutuskan untuk mencabut penghargaan dari gelar kehormatannya," ujar jubir kampus tersebut. (*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya