Liputan6.com, Jakarta - Pesta demokrasi di Amerika Serikat (AS) di depan mata. Sejumlah kandidat calon presiden telah menyatakan siap untuk bertarung untuk memperebutkan kursi orang nomor satu di negara tersebut.
Berbeda dengan pemilu 2012 lalu, ada perbedaan besar dalam (Pilpres AS) kali ini. Hal itu terletak pada banyaknya bakal calon presiden yang ingin maju melalui Partai Republik.
Bahkan jumlah orang yang mendaftarkan diri sebagai kandidat presiden AS mencapai 19 kandidat.
Advertisement
Menurut pengamat politik Georgetown University, Prof. Casimir Yost, fenomena itu bukan hal yang mengejutkan. Pasalnya, ada faktor penting kenapa dalam pemilu 2016 ini Partai Republik begitu banyak menghasilkan banyak bakal calon presiden.
"Jawabannya adalah Obama," sebut Yost, di pusat kebudayaan Amerika Serikat di Jakarta @america, Rabu (3/2/2016).
Baca Juga
Menurutnya karir Obama yang begitu cemerlang dan cepat adalah faktor paling penting. Dari penelitian yang dilakukannya, sejumlah capres dari Republik yakin bisa mengikuti jejak Obama.
"Obama merupakan politisi muda, dia senator dari Illinois lalu mencalonkan diri ke konvensi Partai Demokrat dan dia menang," jelas Yost,
"Jadi mereka (capres Partai Republik) berpikir, kalau Obama bisa mereka pikir saya pun pasti bisa," sambung dia.
Selama 2 pemilu AS terakhir ini -- 2008 dan 2012, Partai Republik harus menelan pil pahit. Partai beraliran konservatif itu kalah berturut-turut dari Partai Demokrat.
Terakhir kali, Partai Republik berkuasa ketika Goerge W Bush, menjadi Presiden pada periode 2000-2008.