Flu Babi Hantui Eropa Timur dan Timur Tengah

Rumah sakit di Ukraina menerima pasien sebanyak 3.000 karena kasus H1N1 atau flu babi. Pada musim dingin, 183 orang tewas di negara itu.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 09 Feb 2016, 20:10 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2016, 20:10 WIB
Flu Babi Hantui Eropa Timur dan Timur Tengah
Flu Babi Hantui Eropa Timur dan Timur Tengah (Kiev Post)

Liputan6.com, Kiev - Ketakutan akan Virus Zika di Amerika Latin dan seluruh dunia belum juga berakhir. Kini ditambah lagi, dengan kekhawatiran H1N1 yang melanda Eropa, terutama Eropa Timur dan sebagian Timur Tengah.

Dalam satu hari, rumah-rumah sakit di Ukraina menerima pasien sebanyak 3.000 karena kasus H1N1 atau flu babi. Pada musim dingin, 183 orang tewas di negara itu.

Dengan cepat flu babi menyerang nyaris ke seluruh Eropa Timur dan Timur Tengah. Setidaknya, 107 orang tewas di Rusia, 18 di Armenia dan 10 di Georgia. Hal itu dikemukakan pemerintah setempat.

Di kawasan Timur Tengah, 112 orang meninggal di Iran akibat virus itu. Di dua lokasi perang Suriah dan Irak juga ditemukan sejumlah kasus.

Angka tingginya infeksi H1N1 telah membuat khawatir Uni Eropa. Rumah-rumah sakit di 8 negara telah mencatat sejumlah kasus dirawat di ruang ICU meningkat dalam tiga minggu terakhir. Hal itu diungkapkan oleh World Health Organisation (WHO).

"Negara-negara di Eropa Barat juga telah melaporkan sejumlah kasus parah terkait dengan H1N1," kata dr Caroline Brown, manajer program untuk influenza di WHO Eropa, seperti dilansir dari The Guardian, Selasa (9/2/2016).

"Bisa dikatakan, virus itu telah mewabah di sebagian besar kawasan itu," tambahnya lagi.

Tak seperti virus flu lain, yang berbahaya bagi kaum manula, H1N1 dapat mengancam nyawa bagi orang di bawah 65 tahun. Gejala yang muncul mirip dengan salesma terutama demam, kelelahan, batuk, dan sakit tenggorokan. Namun, penyakit itu bisa berubah menjadi radang paru-paru atau pneumonia jika tidak dilakukan perawatan.

Sementara itu, US Centers for Disease Control and Prevention mencatat dari tahun 2009-20010, pandemi H1N1 telah membuat 284 ribu orang tewas di seluruh dunia.

Program vaksin dipercaya dapat mengendalikan virus itu. Namun, para ahli dibuat bingung karena serangan terakhir begitu agresif.

"Informasi terkini memperlihatkan bahwa virus tidak alami perubahan yang signifikan dan justru mengakibatkan parahnya penyakit tersebut," ujar Brown lagi.

Menteri Kesehatan Ukraina melaporkan setidaknya 3.000 orang dirawat di rumah sakit tiap harinya. Sejak 1 Oktober 2015, lebih dari 3.2 juta orang terdiagnosa flu babi. Kebanyakan para pasien berusia di bawah 17 tahun.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya