Langit El Salvador Merah Darah, Pertanda 'Kiamat'?

Panik menyelimuti warga ketika bola api merah darah itu muncul di langit kota mereka.

oleh Nurul Basmalah diperbarui 22 Apr 2016, 23:11 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2016, 23:11 WIB
Bola Api di Langit El Salvador, Tanda Kiamat atau Fenomena Alam?
Panik menyelimuti warga ketika bola api merah darah itu muncul di langit kota mereka.

Liputan6.com, San Salvador - Panik melanda ribuan warga di El Salvador, Amerika Tengah pada Minggu 17 April 2016. Ketika itu sebuah bola api yang sangat besar tiba-tiba muncul di langit Kota Chalchupa, Santa Ana, yang mengubah langit malam itu menjadi semerah 'darah'.

Banyak warga panik dan ketakutan karena mengira fenomena merah darah langit malam itu akibat meteor jatuh yang akan menabrak dan membakar Bumi.

Dikutip dari Inquisitr, Jumat (22/4/2016), foto perubahan warna langit malam di Chalchuapa itu kemudian tersebar luas di media sosial dengan cepat. Pertanyaan pun membanjiri kolom komentar mengenai asal usul bola api misterius itu.

"Bola api merah tersebut tiba-tiba muncul. Saat itu aku baru saja keluar dari dalam gereja." kata seorang warga.

Menurut laporan media setempat, bola api merah besar itu terlihat selama beberapa detik sebelum menghilang dan meninggalkan jejak kemerahan pada langit malam itu.

Beberapa orang mengatakan penampakan cahaya merah itu ada kaitannya dengan gempa bumi yang baru-baru ini terjadi di Ekuador dan Jepang. Mereka menyebut kejadian-kejadian itu bisa saja merupakan petanda dari akhir dunia atau kiamat, seperti tertulis di dalam Kitab Perjanjian Baru, Matthew (Matius) 24:29.

"Matahari akan menjadi gelap, dan Bulan akan berhenti bersinar; bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan benda langit akan digoncangkan".

Analisis Pakar Astronomi

Menurut pakar astronomi, fenomena bola api di langit Chalchupa terjadi karena adanya cahaya kesat mata yang terlihat bersamaan dengan meteor. Namun peristiwa itu tergantung pada kecepatan tubrukan antara atmosfer dan kandungan unsur kimia pada atom.

Warna cahaya yang dipancarkan pun tergantung oleh logam atom yang tersusun dalam meteor tersebut. Atom dan molekul-molekul udara juga mempengaruhi warna cahaya yang dikeluarkan meteor ketika bertabrakan dengan atmosfer bumi.

Atom natrium dalam sebuah meteor, biasanya menciptakan cahaya berwarna jingga kekuningan, sedangkan atom besi lebih sering memancarkan cahaya kuning.

Cahaya keunguan menunjukkan adanya kalsium yang terionisasi. Meteor yang tersusun dari silikat atau senyawa yang mengandung oksigen, silikon, dan beberapa logam lainnya, akan menghasilkan cahaya berwarna merah.

Molekul nitrogen dalam atmosfer dan atom oksigen cenderung memberikan cahaya merah ketika meteor terbakar oleh atmosfer bumi. Kemungkinan ini yang terjadi di langit Chalchupa. 

Semburat warna merah juga bisa terjadi akibat meteor menghantam atmosfer bumi dengan kecepatan relatif lebih rendah. Sedangkan meteor dengan kecepatan lebih tinggi akan menghasilkan kilau cahaya berwarna biru.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya