Liputan6.com, Haifa - Salah satu teori brilian dan menuai perdebatan, yang dicetuskan Stephen Hawking, telah dikonfrimasi oleh seorang ilmuwan bernama Jeff Steinhauer. Ia menciptakan black hole atau lubang hitam yang terbuat dari suara di laboratoriumnya.
Dikutip dari The Telegraph, Selasa (26/4/2016), teori yang dikemukakan oleh Hawking pada 1970-an, membantah gagasan bahwa black hole merupakan sinkhole bagi gravitasi -- menyedot semua benda dan tak mengizinkannya keluar, bahkan cahaya sekalipun.
Baca Juga
Baca Juga
Ilmuwan asal Inggris itu menduga bahwa sebenarnya black hole dapat memancarkan radiasi berupa partikel kecil, dan membiarkan energi untuk keluar dari lubang tersebut. Konsep tersebut dikenal sebagai Hawking radiation atau radiasi Hawking.
Advertisement
Menurut perhitungan Hawking, black hole mengeluarkan fonon. Dalam aktivitas tersebut, lubang hitam akan kehilangan energinya dan seiring dengan berjalannya waktu akan menguap.
Sayangnya, teori berdasarkan perhitungan matematika tersebut belum diverifikasi kebenarannya oleh penelitian.
Namun, seorang profesor fisika di Technion Univeristy di Haifa, Israel, bernama Jeff Steinhauer, membuat analogi atau 'kembaran'Â black hole yang diciptakan dari suara di laboratorium nya.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di website fisika arXiv dan dilaporkan oleh The Times, Steinhauer mendeskripsikan penelitiannya.
Ia mendinginkan helium hingga hampir mencapai suhu 0 derajat Celsius sebelum memanipulasi hingga terbentuk batas dan membuat suara tak bisa melaluinya. Hal tersebut dinilai sama seperti event horizon atau cakrawala peristiwa yang terdapat di lubang hitam.
Dalam penelitian itu Steinhauer mengatakan, menemukan bukti bahwa fonon dari suara dapat bocor keluar. Hal tersebut serupa dengan teori yang dikeluarkan oleh Hawking pada 1970-an.
Untuk menguji kebenarannya, hasil tersebut harus dibuat replikanya di tempat lain. Para ilmuwan juga mengatakan, mereka ingin memeriksa apakah keluarnya fonon suara disebabkan oleh faktor lain.
Jika terbukti, penemuan itu akan memperkuat teori Hawking dan membuatnya berpotensi besar meraih Penghargaan Nobel.
Walaupun teori tersebut mendapat banyak dukungan, Penghargaan Nobel untuk bidang fisika tak akan diberikan sebelum terbukti secara eksperimental.