Perusahaan Ini Mengaku Bisa 'Membangkitkan' Orang Mati

Di masa depan, menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI), mungkin saja kematian merupakan pilihan.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 05 Mei 2016, 07:02 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2016, 07:02 WIB
Perusahaan Ini Mengaku Bisa Bangkitkan Orang Mati
Di masa depan, menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI), mungkin saja kematian merupakan pilihan. (Sumber Arman Zhenikeyev via Shutterstock)

Liputan6.com, Los Angeles - Di masa depan, ketika tubuh manusia mati, maka segala ingatan yang terekam dalam otak bisa dialihkan kepada bentuk kehidupan baru menggunakan teknologi kecerdasan buatan. Seakan-akan orang itu hidup kembali dalam ‘tubuh’ yang lain.

Gagasan nyeleneh ini dikutip dari laporan lawas IFL Science pada Rabu (4/5/2016). Suatu perusahaan mengumumkan maksudnya membangkitkan orang mati dengan cara menyimpan segala ingatan orang itu dan menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI) untuk kembali menghidupkan orang itu. 

Perusahaan bernama Humai itu, pada saat pelaporan, masih belum membeberkan perinciannya. IFL Science juga belum bisa memastikan apakah ini masih sekedar akal-akalan pemasaran.

Yang jelas, perusahaan ini mengatakan bahwa mereka ingin menyimpan “gaya pembicaraan, pola perilaku, proses berpikir, dan informasi fungsi tubuh seseorang secara keseluruhan” ke dalam keping silikon dengan menggunakan AI dan teknologi nano, demikian menurut situs webnya,

Semua informasi itu kemudian dapat “disandikan ke dalam beberapa teknologi sensor yang akan disisipkan ke dalam tubuh buatan dengan otak dari orang yang sudah meninggal tadi.”

Josh Bocanegra, CEO perusahaan itu, mengatakan dalam wawancaranya dengan PopSci bahwa mereka “yakin bisa pertama kalinya membangkitkan orang mati dalam 30 tahun ke depan.”

Ia juga menjelaskan prosesnya dan mengatakan akan menggunakan teknologi kryonik (suhu sangat rendah) untuk membekukan dan menyimpan otak seseorang yang telah meninggal dan mengawetkannya hingga teknologi itu siap untuk memasukannya ke dalam tubuh buatan.

Saat ini, bentuk tubuh buatan itu sendiri belum begitu pasti dan logistik untuk menyalin informasi neural seseorang juga masih bersifat fiksi ilmiah. Namun demikian, perusahaan itu cukup yakin sehingga bahkan menduga bahwa pada suatu hari nanti, kematian adalah pilihan.

Berbicara kepada IEET, Bocanegra menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan AI lainnya mencoba membuat versi virtual orang setelah mereka meninggal. Tapi, perusahaannya adalah yang pertama membangkitkan orang mati untuk hidup kembali.

“Saya kira, batu nisan, foto, video, dan bahkan kenangan bukanlah cara-cara terbaik untuk mengingat seseorang yang telah meninggal,” katanya. “Sebaliknya, saya kira versi AI untuk seseorang yang kita sayangi lebih diinginkan, apalagi kita bisa berinteraksi menggunakan teks dan suara.”

Semoga bukan sekedar iklan untuk lanjutan film AI garapan Steven Spielberg.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya