Liputan6.com, Berkeley - Baru-baru ini, para ahli astronomi menyatakan telah menemukan 'pusaran hitam' atau yang lebih sering disebut dark vortex di Planet Neptunus.
Menurut para ahli, pusaran hitam tersebut merupakan sebuah sistem tekanan tinggi, yang biasanya disertai dengan awan 'pendamping', jauh tinggi di atas permukaan planet.
Baca Juga
Sebuah gambaran baru penampakan tersebut didapatkan pada 16 Mei 2016, oleh Hubble Space Telescope, mengonfirmasi keberadaan pusaran hitam tersebut di atmosfer Neptunus.
Advertisement
Menurut laporan yang dikutip dari Daily Mail, Jumat (24/6/2016), meskipun fitur yang terlihat sama pernah ditemukan selama perjalanan Voyager 2 yang melintasi Neptunus pada tahun 1994, penemuan 'dark vortex' itu merupakan yang pertama di abad ke-21.
Baca Juga
Penemuan tersebut diumumkan pada tanggal 17 Mei 2016 di Central Bureau for Astronomical Telegram (CBAT) oleh seorang astronom dari Universitas California, Berkeley, Mike Wong.
Mike menganalisa data dari Hubble menemukan, pusaran hitam Neptunus tersebut merupakan sistem bertekanan tinggi yang biasanya didampingi oleh awan terang dan bisa dilihat dari luar planet.
Awan terang tersebut terbentuk ketika aliran yang mengitari udara terganggu dan dialihkan ke atas pusaran hitam, menyebabkan pembekuan gas menjadi kristal es metana.
"Pusaran hitam tersebut menyebar melalui atmosfer seperti gunungan gas lensa yang besar. Dan awan 'pendamping' yang mirip dengan awan orogafis muncul, berbentuk penekuk (pancake) mengitari pegunungan Bumi," kata Mike.
Dimulai pada Juli 2015, awan terang kembali terlihat di Planet Neptunus oleh beberapa orang pengamat, mulai dari pengamat amatir hingga astronom di Observatorium W. M. Keck di Hawaii.
Para astronom menduga bahwa awan tersebut merupakan gumpalan awan terang yang mengelilingi pusaran hitam.
Uniknya, pusaran hitam Neptunus hanya terlihat disepanjang gelombang biru, dan hanya Hubble yang memiliki resolusi tinggi untuk dapat melihat fenomena tersebut.
Pada bulan September 2015, sebuah proyek tahunan Hubble, Outer Planet Atmosphere Legacy (OPAL), menangkap peta global planet luar.
Peta tersebut mengungkapkan lokasi gelap, terletak di dekat awan terang.
Data yang didapatkan dari Hubble, memungkinkan peneliti untuk membuat peta dengan kualitas tinggi, dari pusaran hitam beserta lingkungan sekitarnya.
pusaran hitam Neptunus memberikan banyak 'kejutan' selama beberapa tahun terakhir. Mulai dari bentuk, ukuran, dan stabilitas -- yang kadang melintang dan berliku-liku.
Pusaran itu juga muncul dalam jangka waktu yang lebih singkat, dibandingkan dengan anticyclones serupa yang terlihat di Jupiter.
Astronom planet berharap untuk mendapatkan 'penerangan' tentang bagaimana pusaran hitam tersebut terbentuk, berasal, dan bagaimana pusaran itu berinteraksi dengan lingkungan.
"Kami penasaran dengan setiap pergerakan pusaran misterius itu. Bagaimana dia bisa menghilang dengan cepat," kata Joshua Tollefson, penerima penghargaan NASA Earth untuk mempelajari atmosfer Neptunus.
Mengukur evolusi pusaran hitam tersebut akan memperluas pengetahuan mengenai pusaran hitam itu sendiri dan dinamika atmosfer di sekitarnya.