Liputan6.com, Munich - Kepala Kepolisian Jerman Hubertus Andrea menyatakan penyelidikan terhadap motif dari pelaku serangan di Munich terus berlanjut. Belum ada kesimpulan mendalam mengenai tujuan dari aksi tersebut.
"Masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan apakah serangan Munich merupakan aksi teror atau hanya sekedar luapan amarah," sebut Andreas seperti dikutip dari ITV, Sabtu (23/7/2016).
Dia menambahkan, semuanya akan semakin jelas seiring dengan dilanjutkannya penyelidikan.
Advertisement
Walau begitu, insiden ini telah memicu sejumlah pemimpin dunia untuk bereaksi. Salah satunya adalah Presiden Prancis Francois Hollande.
Meski Kepolisian Jerman menyatakan aksi ini belum pasti sebuah teror, Hollande tetap meyakini insiden tersebut adalah bentur teror terhadap warga Munich.
"Serangan teroris terjadi di Jerman dan menyebabkan beberapa orang tewas, aksi menjijikan ini ditujukan membangkitkan rasa takut di Jerman setelah mereka menyebarkannya di negara Eropa lain," ujar Hollande.
Olympia-Einkaufszentrum yang dibuka sejak 1972 adalah lokasi wisata populer sekaligus mal terbesar di ibukota Bavaria tersebut.
Sebelumnya, keamanan di Jerman ditingkatkan menyusul insiden penikaman lima orang di dalam kereta api yang dilakukan seorang pemuda imigran pada Senin malam, 18 Juli 2016.
Belakangan, organisasi teroris ISIS merilis video yang menunjukkan pelaku membuat ancaman sebelum menyerang.Dalam video tersebut, pemuda yang mengacungkan pisau itu berkoar bahwa ia adalah 'serdadu ISIS' yang bersiap menjalankan misi serangan bunuh diri.
Dalam video tersebut, ISIS mengidentifikasi pelaku sebagai Muhammad Riyad, yang terdengar bicara dalam Bahasa Pashtun.