Liputan6.com, Jakarta - Presiden Filipina Rodrigo Duterte melancarkan 'serangan' verbal ke Amerika Serikat. Dia menuduh banyak perkataannya yang telah diputarbalikkan, terutama oleh media di Negeri Paman Sam.
Pernyataan ini disampaikan saat melakukan pertemuan dengan komunitas Filipina di Jakarta. Ia menyatakan, fakta tersebut sangat terlihat kala dia dituding mencela Presiden Barack Obama dengan sebutan anak perempuan jalang.
Baca Juga
Quincy Kammeraad, Kiper Filipina yang Gawangnya Kebobolan 7 Kali oleh Timnas Indonesia 7 Tahun Lalu Kini Jadi Pahlawan di Piala AFF 2024
Harga Mentereng Kristensen, Pemain Filipina yang Pupuskan Asa Indonesia di Piala AFF 2024
Piala AFF 2024 Sedang Berlangsung, Tonton Live Streaming Pertandingan Timnas Indonesia VS Filipina di Sini
"Warga-warga Amerika ini mereka bisa memutar cerita, mereka selalu menggunakan predikatnya. Ini sangat buruk didengar," sebut Duterte di Hotel Shangri-La, Jumat 9 September 2016.
Advertisement
Selain kepada media dan rakyat Amerika, Duterte menumpahkan kemarahannya kepada Kementerian Luar Negeri AS.
"Mereka yang ada di Departemen Luar Negeri AS itu cuma sekumpulan orang bodoh yang berkumpul bersama-sama," ucapnya.
Bukan cuma karena suka memutar cerita. AS juga dituduhnya sebagai pihak paling bertanggungjawab atas peristiwa pembantaian masal di Mindano pada awal era 1900-an.
"Ini adalah hak asasi manusia. Tapi apa yang mereka (AS) telah lakukan? Jangan pernah beri tahu saya ada air di bawah jembatan," ucapnya.
Soal pelanggaran HAM tersebut, dirinya sudah memberi tahu Presiden Obama. Namun, sampai sekarang tak ada jawaban yang datang.
"Saya menunggu respons Obama, tapi dia tak pernah merespons," paparnya.
Pujian untuk China
Di kesempatan yang sama, Duterte mengatakan China merupakan salah satu mitra mereka saat ini. Bahkan negara tersebut diakui banyak membantu Filipina.
Bantuan China, kata Duterte, sangat terlihat. Terutama saat mereka sedang menghadapi perang terhadap narkoba.
"China membantu kita dalam membangun pusat rehabilitasi," sebutnya.
Duterte menjelaskan bantuan China kepada pembangunan pusat rehabilitasi, nampak saat Negeri Panda mengirimkan beberapa bahan bangunan.
"Hanya China yang membantu kami," terang mantan Walikota Davao tersebut.
"Tahun depan pusat rehabilitasi sudah selesai dibangun. Saya begitu berterimakasih kepada kebaikan China," pungkas Duterte.