Hillary: Trump Tak Pernah Minta Maaf, Tak Pernah Merasa Salah

Debat capres AS pamungkas memanas, Trump dan Hillary Clinton saling serang dengan kasus skandal email dan pelecehan wanita.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 20 Okt 2016, 09:17 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2016, 09:17 WIB
Debat Capres Terakhir
Hillary Clinton menyimak pemaparan Capres AS dari Partai Republik, Donald Trump saat debat capres AS ketiga dan terakhir di University of Nevada, Las Vegas, Rabu (19/10). (REUTERS/Mark Ralston/Pool)

Liputan6.com, Las Vegas - Debat pamungkas ketiga calon presiden AS yang dipandu oleh pembaca berita Fox News, Chris Wallace kian memanas. Kasus dugaan pelecehan wanita yang dilakukan oleh Donald Trump pun mengemuka di panggung Universitas Nevada, Las Vegas.

Wallace pun meminta Trump menjelaskan mengapa sembilan perempuan menuduhnya melakukan pelecehan -- seperti meraba-raba dan atau mencium mereka -- dalam beberapa pekan terakhir. Menjelang debat pamungkas menuju kursi orang nomor satu di AS.

"Pada debat terakhir, kami mendengar Trump berbicara tentang apa yang dia lakukan kepada wanita (pelecehan). Dan sejumlah perempuan muncul mengungkap pelecehan yang ia lakukan kepada mereka," ucap Hillary dalam debat yang dikutip dari The Guardian, Kamis (20/10/2016).

Hillary mengatakan, Trump mengaku tidak ia melecehkan para perempuan itu -- karena bagi capres Republik itu, mereka (para wanita itu) tidak cukup menarik.

"Saya tidak mengatakan itu. Saya tidak mengatakan itu," sanggah Trump.

"Kisah-kisah ini sebagian besar asumsi... Saya tak mengenal orang-orang itu. Saya merasa itu bagian dari kampanyenya (Hillary)," ujar Trump.

Trump kemudian mengatakan Clinton dan Obama bersekongkol untuk menjatuhkannya. Menyebut keduanya menyewa orang untuk menyebabkan 'kerusuhan' pada kampanyenya.

"Cerita itu semua benar-benar palsu, dan saya bahkan tidak meminta maaf kepada istri saya, yang duduk di sini, karena saya tidak melakukan apa-apa," jelas Trump.

Lalu ia mengulangi klaimnya itu, menyebut penuduhnya itu hanya ingin ketenaran.

Clinton pun terus menyerang Trump yang mulai terpancing. "Saya rasa semua perempuan bisa merasakan penderitaan para korban," kata Clinton.

Namun, Trump terus membela diri.  "Tidak ada yang lebih menghormati wanita daripada saya. Dan terus terang tuduhan-tuduhan itu telah terbantahkan. Dan saya ingin berbicara tentang sesuatu yang sedikit berbeda," kata suami Melania Trump itu mengalihkan pembicaraan.

Trump pun lantas membahas skandal email Hillary Clinton. "Itu yang seharusnya dibahas, sesuatu yang bukan fiksi," ucap Trump.

Hillary pun membalas. Menurut perempuan pertama yang jadi capres di AS itu, lawannya gemar berkelit.

"Setiap kali Donald ditekan, ia langsung mengalihkan isu dan menolak  bertanggung jawab. Bukan hanya soal kasus (pelecehan) perempuan. Dia tidak pernah meminta maaf... dia juga melupakan telah mengusir seorang reporter dengan disabilitas," ucap Hillary Clinton, menambahkan bahwa Trump menolak minta maaf pada orangtua prajurit muslim AS yang ia hina.

Kata maaf pun tak disampaikan miliarder nyentrik itu kepada John Mccain, Republikan veteran Perang Vietnam, yang ia lecehkan. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya