Tersangkut Skandal Politik, Teman Presiden Korsel Ditahan

Choi Soon-sil dituduh telah menyalahgunakan hubungannya dengan Presiden Park Geun-hye dan turut mencampuri urusan negara.

oleh Citra Dewi diperbarui 01 Nov 2016, 13:00 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2016, 13:00 WIB
Choi Soon-sil
Choi Soon-sil dituduh telah menyalahgunakan hubungannya dengan Presiden Park Geun-hye dan turut mencampuri urusan negara (Reuters)

Liputan6.com, Seoul - Choi Soon-sil, teman lama dari Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye yang dalam beberapa hari terakhir berada di pusaran skandal politik telah ditahan otoritas setempat.

Media dan oposisi Korsel menuduh Choi telah menyalahgunakan hubungannya dengan Park untuk memaksa konglomerat besar menyumbangkan jutaan dolar pada dua yayasan yang mereka klaim telah didirikan. Ia juga dituduh telah mencampuri urusan negara.

Choi diinterogasi pada Senin 31 Oktober setelah meminta maaf karena telah melakukan hal yang disebutnya sebagai 'kejahatan tak termaafkan'. Jaksa memiliki 48 jam untuk memutuskan apakah pihaknya secara resmi akan menangkap Choi.

Seperti dikutip dari BBC, Selasa (1/11/2016), Choi ditempatkan di bawah penahanan darurat pada Senin malam. Jaksa mengatakan, hal itu mereka lakukan karena dikhawatirkan bahwa Choi akan menghancurkan bukti dan berisiko melarikan diri.

"Ia telah melarikan diri ke luar negeri sebelumnya, dan ia tak memiliki alamat tetap di Korea," ujar seorang pejabat penuntut kepada Yonhap.

"Ia juga berada dalam keadaan psikologis yang sangat tidak stabil," imbuh dia.

Pada Selasa (1/11/2016) pagi, sebuah kendaraan konstruksi menerobos ke kantor Jaksa Distrik Seoul Pusat dan melukai seorang penjaga keamanan serta menghancurkan sejumlah fasilitas.

Pria berusia 45 tahun yang mengendarai kendaraan tersebut mengatakan, dirinya melakukan hal itu untuk membantu mengakhiri hidup Choi Soon-sil. Hal itu dilakukannya setelah Choi mengatakan kepada wartawan bahwa ia melakukan dosa yang setimpal dengan hukuman mati.

Pekan lalu Presiden Park meminta maaf secara publik dan mengaku bahwa dokumen tertentu telah ia bagikan kepada Choi. Ia juga mengizinkannya untuk mengedit pidato politik.

"Choi memberi saran kepada saya tentang naskah pidato dan hubungan dengan masyarakat selama kampanye presiden lalu, dan dia terus membantu saya dalam jangka waktu tertentu setelah saya menjabat," ujar Park.

"Saya meminta maaf kepada rakyat secara sungguh-sungguh," kata Park sebelum membungkuk ke kamera.

Hal tersebut menyulut kemarahan rakyat Korsel, di mana sekitar 8.000 orang menggelar protes pada Sabtu 29 Oktober lalu dan menuntut Park mengundurkan diri sebagai Presiden Korea Selatan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya