Melalui SMS, Warga Diminta Keluar dari Aleppo dalam 24 Jam

SMS yang meminta warga untuk keluar dari Aleppo dikirimkan satu hari setelah kapal perang Rusia telah mencapai Suriah.

oleh Citra Dewi diperbarui 14 Nov 2016, 11:19 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2016, 11:19 WIB

Liputan6.com, Aleppo - Warga Aleppo menerima peringatan melalui pesan singkat (SMS) dari Rezim Assad pada Minggu 13 November pagi yang memperingatkan mereka untuk meninggalkan kota dalam waktu 24 jam.

"Pemberitahuan kepada semua orang bersenjata," tulis sebuah pesan yang dikirim pada MTN, salah satu dari dua jaringan telepon seluler Suriah.

"Kalian memiliki 24 jam untuk keluar dari Aleppo timur," imbuh pesan itu.

Bagi masyarakat Aleppo timur, peringatan itu justru menambah ketakutan mereka. Tanpa ada jalan keluar yang ada, mereka tak dapat kabur.

"Tidak ada jalan yang bisa dilalui," ujar aktivis Modar Shekh pada Minggu sore.

Ia menjelaskan, Aleppo saat ini mengalami kekurangan makanan, air bersih, dan bahan bakar. Orang hidup tanpa air yang mengalir dan hanya memiliki aliran listrik dua jam per hari.

Dikutip dari The Telegraph, Senin (14/11/2016), Shekh juga mengatakan bahwa harga-harga telah melonjak tinggi. Menurut keterangannya, sebuah tabung gas untuk keperluan memasak dijual seharga US$ 100 (sekitar Rp 1,3 juta) dan sepotong roti berharga 100 pound Suriah (sekitar Rp 6.300).

Perawat berusia 28 tahun yang juga bekerja sebagai aktivis media itu mengatakan, pesawat yang lalu-lalang merupakan suatu hal yang rutin ia dengan akhir-akhir ini.

"Aku rasa rezim (Assad) dan Rusia berencana untuk melakukan pertempuran besar untuk kami," ujar Shekh.

Perkiraan Shekh mungkin benar. Peringatan melalui pesan singkat itu dikirimkan sehari setelah sebuah situs berita pro-Kremlin memperlihatkan bahwa armada kapal perang Rusia telah mencapai Suriah.

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia yang dikutip RT, armada yang dipimpin oleh kapal induk Admiral Kuznetsov tersebut siap untuk menyerang teroris di pinggirian Aleppo untuk mencegah militan memasuki kota.

Pekan lalu, Departemen Pertahanan Rusia mengumumkan akan memperpanjang penangguhan serangan udara yang dilakukan sejak 18 Oktober lalu. Keputusan itu dilakukan setelah pasukan Assad melancarkan serangan ganas selama satu bulan untuk memukul mundur pemberontak guna menyerahkan bagian kota yang mereka ambil alih sejak 2012.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya