Liputan6.com, Bangkok - Pejabat kesehatan Thailand mengatakan 33 kasus virus Zika baru telah terdeteksi di Negeri Gajah Putih.
Pemeriksaan pun ditingkatkan agar tak membahayakan kelompok rentan tertular penyakit itu, seperti wanita hamil.
"Kami mengonfirmasi 33 kasus baru minggu lalu, dan mendeteksi virus Zika di dua provinsi lagi," ujar juru bicara Departemen Kesehatan Masyarakat, Suwannachai Wattanayingcharoenchai kepada Reuters yang dikutip, Rabu (16/11/2016).
Advertisement
Suwannachai mengatakan, petugas kesehatan lantas gencar memperingatkan wisatawan tentang peningkatan virus Zika, ketika orang berduyun-duyun ke ibu kota Bangkok untuk ikut serta melayat dalam momen berkabung nasional untuk Raja Bhumibol Adulyadej yang meninggal pada 13 Oktober.
"Ini adalah periode orang-orang datang ke ibukota dari banyak provinsi, untuk ikut serta dalam berbagai kegiatan," jelas Suwannachai.
"Kita harus mengingatkan mereka bahwa Zika adalah penyakit silent desease dan beberapa orang tak terlihat memiliki gejala terinfeksi," imbuh Suwannachai.
Thailand menjadi negara pertama di Asia Tenggara pada bulan September yang mengkonfirmasi terjadinya infeksi Zika terkait dengan microcephaly atau mikrosefalus -- suatu kondisi yang menyebabkan bayi yang lahir dengan kepala kecil, dan menjadi salah satu negara yang memiliki jumlah tertinggi kasus infeksi virus tersebut.
Bagian lain di Asia Tenggara yang telah melaporkan puluhan kasus Zika, termasuk Singapura -- 50 kasus pada tahun 2016.
Thailand telah melaporkan lebih dari 680 kasus Zika sejak Januari, namun Departemen Pengendalian Penyakit mengatakan virus tersebut sudah berhasil ditangani.
Di negara tetangga Myanmar, seorang wanita asing dalam kondisi hamil didiagnosis terinfeksi virus nyamuk itu pada bulan lalu -- kasus pertama yang dikonfirmasi di negara itu.
Infeksi Zika pada wanita hamil telah terbukti menyebabkan mikrosefalus -- cacat lahir parah di mana kepala dan otak berukuran kecil seperti kelainan otak.
Hubungan antara Zika dan mikrosefalus pertama kali terjadi di Brasil, yang telah mengkonfirmasi lebih dari 1.900 kasus mikrosefalus.