Putra Mahkota Thailand Naik Takhta 1 Desember?

Setelah naik takhta, Vajiralongkorn diharapkan akan mendukung konstitusi baru yang dirancang oleh junta militer.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 02 Nov 2016, 08:56 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2016, 08:56 WIB
Putra Mahkota Thailand Maha Vajiralongkorn
Putra Mahkota Thailand Maha Vajiralongkorn (Reuters)

Liputan6.com, Bangkok - Putra mahkota Maha Vajiralongkorn dipastikan akan menjadi Raja Thailand pada 1 Desember mendatang. Hal itu diungkapkan oleh petinggi pemerintah kepada BBC yang Liputan6.com kutip pada Rabu (2/11/2016).

Setelah naik takhta, ia diharapkan akan mendukung konstitusi baru yang dirancang oleh junta militer lantas pangeran Vajiralongkorn akan menunjuk siapa tim senior untuk kerajaan.

Sang ayah, Raja King Bhumibol Adulyadej adalah raja paling lama memimpin. Ia mangkat pada 13 Oktober lalu di usia 88 tahun.

Pemerintah junta mendeklarasikan satu tahun masa berduka di Negeri Gajah Putih.

Bhumibol telah memimpin Thailand selama 70 tahun dan dianggap sebagai figur pemersatu dan penjaga kestabilitasan negara itu. Ia juga dianggap sukses meningkatkan perkembangan ekonomi serta menjaga harmoni masyakarat di kala Negeri Gajah Putih itu kerap mengalami pasang surut politik dan beberapa kali mengalami kudeta.

Kepala Biro BBC BangkokJonathan Head mengatakan, ada banyak kekhawatiran di Thailand yang mempertanyakan apakah sang penerus mampu melakukan tugas sebaik ayahnya.

Setelah kematian raja, Vajiralongkorn meminta pengunduran naik takhta demi menghormati duka cita rakyat Thailand.

Pura mahkota kini berusia 64 tahun. Namun, ia kurang terkenal dibanding sang ayah dan tidak memiliki popularitas seluas Raja Bhumibol.

Maha Vajiralongkorn lebih sering berada di luar negeri, terutama di Jerman. Di dunia luar, kabar mengemuka calon raja Thailand justru didominasi berita negatif tentang gaya hidupnya.

Namun, keluarga kerajaaan Thailand dilindungi oleh hukum lese majeste yang melindungi para ningrat dari penghinaan. Dilarang mengkritik, barang siapa melanggar, bui menanti.

Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha juga mengatakan pada hari Selasa 1 November lalu, pembatasan hiburan dan televisi sejak kematian raja akan dihapus pada 14 November.

"Dalam hal hiburan - sinetron dan film - mereka tetap boleh menyiarkan acara, tapi kami hanya meminta kerjasama beberapa program perlu untuk menurunkan nada mereka..."

Saluran TV berhenti siaran normal setelah mangkatnya raja dikonfirmasi kebenarannya. TV nasional beralih ke siaran dari Grand Palace dan rekaman arsip dari keluarga kerajaan.

PM mengatakan bahwa masyarakat harus tetap menjaga kesopanan sepanjang masa berkabung dan menahan diri dari mengenakan "pakaian yang tidak pantas".

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya