Halau ISIS dari Terowongan, Irak Minta Bom Penghancur ke Inggris

Adanya jaringan terowongan bawah tanah di Mosul membuat pasukan Irak kesulitan membasmi ISIS.

oleh Nurul Basmalah diperbarui 18 Nov 2016, 16:45 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2016, 16:45 WIB

Liputan6.com, Baghdad - Pemerintah Irak meminta bantuan pada Inggris untuk mendapatkan senjata 'ampuh' bom thermobaric, untuk menggiring militan ISIS keluar dari terowongan persembunyian mereka di Mosul.

Permintaan itu disampaikan kepada Kementerian Pertahanan Inggris pada Senin 14 November 2016 lalu.

Kemhan Inggris mengonfirmasi bahwa Menteri Pertahanan Mike Penning telah bertemu dengan pejabat Irak untuk menyikapi permintaan tersebut.

Namun, Menhan Penning mengatakan bahwa militer Inggris tidak memiliki senjata penghancur tersebut dan menyarankan untuk menyampaikan permintaan itu kepada 67 negara yang tergabung dalam koalisi melawan ISIS.

Menhan Inggris itu juga menyebutkan bahwa permintaan secara tertulis untuk thermobaric seharusnya disampaikan dan diproses oleh koalisi.

Sementara itu militer Irak mengakui bahwa mereka menghadapi perlawanan hebat dari ISIS yang masih bertahan di 'benteng' Mosul.

Setelah melewati pertempuran secara langsung yang menjadikan jalanan di sekitar Mosul sebagai medan perang, Irak mengatakan mereka berhasil membebaskan sepertiga wilayah timur kota.

'Pembersihan' itu mengartikan bahwa kelompok teror yang juga dikenal dengan sebutan Daesh itu telah disingkirkan dari seperenam wilayah Mosul.

Menurut laporan yang dikutip dari The Guardian.com, Jumat (18/11/2016), pasukan Irak yang membasmi ISIS di wilayah pinggir Kota Mosul memiliki akses untuk mengoperasikan tank artileri 60 ton TOS-1A buatan Rusia, yang mampu menembakkan senjata thermobaric.

Pasukan Khusus Irak menembakan senjata artileri saat pertempuran dengan pasukan ISIS di selatan Mosul, Irak, Sabtu (29/10). Pasukan Khusus Irak terus menggempur ISIS yang menguasai kota Mosul. (REUTERS)

Gambaran tank yang ditemukan itu telah diketahui oleh pasukan Syiah, yang berjanji akan menggunakan senjata tersebut untuk membinasakan ISIS.

"Senjata thermobaric bekerja dengan cara diledakkan di udara. Suhu panas dan gelombang kejut supersonik yang dihasilkan dapat membakar atau menghanguskan segala sesuatu yang berada di sekitarnya," jelas Justin Bronk, seorang peneliti pertahanan thinktank di Royal United Service Institute.

"Bom Thermobaric menjadikan seluruh peledak di hulu ledak menjadi bahan bakarnya. Tidak seperti peledak konvensional yang mencampurkan 30 persen bahan bakar dan 70 persen pengoksidaan," lanjur Bronk.

Peperangan di Mosul semakin memanas. Pasukan pemerintah dan koalisi kian menyudutkan ISIS (Reuters).

Peneliti itu juga menjelaskan bahwa, senjata ledak tersebut membunuh target melalui gelombang ledakan yang kuat dan sangat cepat, membakar, serta menyedot semua oksigen yang berada di sekitar ledakan.

"Hal inilah yang membuat penggunaan bom buatan Rusia tersebut sangat mematikan jika ditargetkan pada terowongan dan kompleks bunker," kata Bronk.

Sementara itu Duta Besar Irak untuk Inggris, Salih Husain Ali al-Tamimi, mengatakan kepada anggota parlemen Westminister bahwa, mereka membutuhkan bantuan udara untuk menutup semua jalan yang digunakan oleh militan ISIS untuk melarikan diri menuju Kota Raqqa, Suriah.

Al-Tamimi juga menyebutkan, sekitar 40.000 warga berhasil keluar dari Mosul dan jumlah itu kemungkinan akan betambah hingga 500 ribu. Untuk sementara waktu, warga sipil disarankan agar tetap bertahan di Mosul, hingga pertempuran yang masih berlangsung mereda.

Empat tenda pengungsian telah didirikan dan enam lainnya masih dalam proses, untuk menampung warga yang berhasil keluar dari wilayah konflik tersebut.

"ISIS menggunakan warga sebagai perisai. Hal itu membuat pasukan Irak membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyapu bersih militan. Kami tidak ingin mengakibatkan warga menjadi korban. Pertempuran sengit yang masih berlangsung dan penggunaan terowongan oleh ISIS membuat pembebasan Mosul bisa memakan waktu berminggu-minggu," kata al-Tamimi.

Sekitar 3.000 militan ISIS masih bertahan di Mosul, dan Dubes Irak menjamin bahwa militan Syiah yang ikut bergabung dengan pemerintah memerangi Daesh tidak akan 'mengganggu' penduduk Sunni yang berada di kota terbesar kedua Irak itu.

Terowongan ISIS

Menurut sumber yang menjadi penghalang untuk mengusir ISIS sepenuhnya dari Mosul adalah adanya jaringan terowongan rahasia yang menyebar di bawah kota.

Salah satu dari terowongan yang berada di luar Mosul bahkan memiliki panjang hingga 6 mil.

Pasukan Irak menemukan sebuah terowongan ISIS di desa Mahana, selatan Mosul (Reuters)

Terowongan tersebut diduga merupakan bekas jaringan bawah tanah yang digunakan untuk penambangan atau pengeboran minyak.

Dari jalan rahasia itu ISIS menyerang pasukan Irak dan para penembak jitu militan menembakkan peluru mereka.

Dari wilayah-wilayah yang telah dibebaskan dari ISIS oleh Peshmerga dan militer Irak, ditemukan banyak terowongan yang hampir dipenuhi dengan jebakan.

Salah satu terowongan bawah tanah yang digali oleh ISIS di Mosul, Irak (Reuters)

Seorang pengamat pembasmian teror Irak mengatakan bahwa pasukan pemerintah beserta koalisi menghadapi perang dua arah, dari atas dan bawah tanah.

Menurut keterangan Kolonel John Dorian, juru bicara koalisi AS, serangan udara sejauh ini telah menghancurkan setidaknya 59 mobil bom bunuh diri dan lebih dari 80 terowongan.

Granat juga digunakan dan menjadi yang paling efektif saat ini, namun bom tangan itu memiliki jangkauan yang terbatas.

Dalam beberapa bulan terakhir Inggris menggunakan rudal Strom Shadow yang ditembakkan dari RAF Tornado, menghancurkan bunker besar ISIS.

Namun senjata penghancur itu tidak efektif digunakan di Mosul, dan mendapatkan kritikan oleh Amerika Serikat ketika digunakan oleh angkatan udara Suriah di Aleppo barat.

"Inggris tidak memiliki bom thermobaric dan tidak akan memberikan bom itu kepada pihak ketiga. Semua permintaan bantuan dan peralatan yang dibutuhkan di Irak dikoordinasikan melalui koalisi melawan ISIS," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya