Serangan Seekor Monyet Picu Bentrokan Antar Suku di Libya

Setidaknya 20 orang tewas dan 50 lainnya luka-luka dalam bentrokan antar suku yang terjadi di Sabha, Libya.

oleh Citra Dewi diperbarui 21 Nov 2016, 10:16 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2016, 10:16 WIB

Liputan6.com, Sabha - Bentrokan yang telah berlangsung selama beberapa hari di Libya selatan terjadi setelah seekor monyet peliharaan menyerang seorang pelajar.

Kepala rumah sakit Sabha, Abdel-Rahman Areish mengatakan, 20 orang tewas dan 50 lainnya luka-luka. Sementara itu, Reuters menyebut setidaknya terdapat 16 orang tewas dalam bentrokan yang telah terjadi selama empat hari.

Menurut seorang aktivis sipil, Bader al-Daheli, dua suku utama yang terdapat di selatan Sabha, yakni Awlad Suleiman dan Gaddadfa, masing-masing didukung oleh kelompok bersenjata.

Menurut laporan warga, bentrokan itu terjadi setelah monyet milik seorang penjaga toko dari suku Gaddadfa menyerang sekelompok pelajar perempuan yang sedang lewat.

Monyet tersebut menarik kerudung seorang pelajar, menggigit, dan mencakarnya. Hal tersebut membuat pemimpin dari suku Awlad Suleiman membalasnya dengan membunuh tiga orang Gaddadfa serta monyet itu sendiri.

"Terdapat ekskalasi pada hari kedua dan ketiga dengan digunakannya tank, mortir, dan senjata berat lainnya," ujar salah seorang warga seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (21/11/2016).

"Masih terdapat bentrokan sporadis dan kegiatan benar-benar berhenti di daerah di mana pertikaian terjadi," imbuh dia.

Layaknya tempat lain di Libya, Sabha yang terletak 660 km di sebelah selatan Tripoli, telah mengalami konflik berkala sejak terjadinya pemberontakan penggulingan Muammar Gaddafi pada lima tahun lalu yang memecah negara menjadi beberapa faksi.

Gaddadfa dan Awlad Suleiman mewakili faksi-faksi bersenjata terkuat di wilayah Sabha.

Selama bentrokan terjadi, upaya awal para pemimpin suku untuk menenangkan pertempuran dan mengatur gencatan senjata agar jasad para korban bisa diambil telah gagal, demikian menurut keterangan warga.

"Ada wanita dan anak-anak di antara mereka yang terluka, dan terdapat beberapa warga asing dari negara-negara sub-Sahara Afrika di antara mereka yang tewas akibat penembakan tanpa pandang bulu," ujar juru bicara Sabha Medical Centre.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya