Liputan6.com, Jakarta - Ratusan perusahaan dari Indonesia dilaporkan telah "menyerbu" pasar ASEAN. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan Tanah Air memiliki daya saing dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN yang telah berjalan sejak akhir 2015 lalu.
Â
Keterangan mengenai masuknya ratusan perusahaan tersebut disampaikan oleh Direktur Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri, Jose Tavares. Ia menjelaskan, perusahaan Indonesia yang tersebar di hampir seluruh negara di Asia Tenggara berasal dari berbagai sektor.
Â
"Data resmi kita terdapat 720 perusahaan (di ASEAN). Di Kamboja ada 20 perusahaan kita. Sementara terbanyak ada 320 perusahaan di Thailand," ucap Jose di Gedung Nusantara Kemlu, Jakarta, (1/12/2016).
Â
"Jadi ada macam-macam, Dapur Penyet aja udah masuk, Alfamart sudah bergerak sedemikian, Bumbu Desa, J.CO, Aqua sudah masuk, Extra Joss sebagian lagi masuk," tambahnya.
Â
Mengambil contoh J.CO dan Alfamart, Jose menjelaskan kedua perusahaan asal Indonesia tersebut terlihat ambisius melebarkan sayapnya di Asia Tenggara.Â
Â
Hal ini didasari fakta dan alasan jelas. Sebab, J.CO dan Alfamart telah membuka ratusan gerai di beberapa negara di ASEAN.
Â
"Seperti Alfamart, J.CO termasuk yang cukup banyak. Ada 400 (Alfamart) outlet mereka targetnya 3000 gerai Alfamart di ASEAN 2 tahun mendatang, ya memang kebanyakan ada di negara tertentu. Kita perlu buka peluang ke negara yang belum ada outlet itu," ucap mantan Dubes RI untuk Selandia Baru.
Â
Walau begitu, Jose mengaku belum begitu puas. Sebab yang mengekspansi bisnis kebanyakan perusahaan skala besar.
Â
Kedepannya, usaha kecil menengah (UKM) Indonesia diharapkan dapat mengikuti jejak perusahaan-perusahaan besar tersebut. Namun sebelum melebarkan bisnis, Jose menekankan perbaikan serius perlu dilakukan.
Â
Pertama-tama adalah soal pola pikir. Jose menilai banyak pengusaha UKM Indonesia masih takut "terjun" ke pasar ASEAN.
Â
"Orang sini belum paham, mungkin dipikir ah jual di Indonesia saja laku, buat apa saya susah (jual ke ASEAN). Pendekatannya masih ke dalam, kita punya pasar 250 juta (penduduk) jangan ketakutan banget diambil," kata dia.
Â
"Padahal pasar sekarang 620 juta (penduduk) di ASEAN bergerak bebas ke lainnya juga. Jangan hanya Indonesia, ada dia nih kesempatan besar harusnya bisa lebih dan itu supaya bisa ambil peluang," jelasnya.
Â
Selain harus menyingkirkan ketakutan, Jose menekankan, para pelaku usaha UKM juga diwajibkan meningkatkan kualitas produk-produknya.
Â
"Jadi kalau kita ke Jogjakarta ada pia atau apa sebenarnya kita bisa jual tapi dia gak ada content-nya, kadar kedaluwarsa juga gak ada, dia harus penuhi standar itu. Nanti orang mau beli loh ini kedaluwarsanya kapan ya. Jadi harus ada pelatihan dan peningkatan kapasitas ke arah itu," pungkas dia.