Diadopsi, Bocah yang Tinggal 'Tulang Dibalut Kulit' Itu Kini...

Ryan menderita malnutrisi dan merupakan penyandang difabel. Saat pertama kali bertemu dengan keluarga barunya dia diduga tidak akan bertahan

oleh Nurul Basmalah diperbarui 07 Des 2016, 17:18 WIB
Diterbitkan 07 Des 2016, 17:18 WIB
Kisah Bocah 'Kerangka' yang Temukan Kebahagian Setelah Diadopsi
Ryan bersama dengan keluarga barunya di Tennessee (facebook/dailymail.com)

Liputan6.com, Tennessee - Priscilla Morse mengarungi hampir setengah dunia untuk mengadopsi seorang bocah laki-laki berkebutuhan khusus, yang kala itu berada dalam 'gerbang' kematian.

Keputusan untuk mengangkat Ryan (7) sebagai anak, diambil oleh pasangan suami istro Morse saat melihat kondisi bocah tersebut dalam sebuah akun Facebook.

Dalam akun media sosial itu Ryan terlihat seperti 'kerangka' hidup. Mukanya pucat pasi, tubuhnya tinggal tulang dibalut kulit, petumbuhannya terhambat, dan kekurangan gizi. 

Priscilla kemudian terbang dari Amerika Serikat menuju sebuah panti asuhan di Bulgaria, untuk menyelesaikan proses pengadopsian Ryan. Saat pertama kali bertemu dengan anak tersebut, dia berada dalam kondisi mengenaskan, beratnya hanya 3 kilogram.

"Pertemuan pertamaku dengannya sangat mengerikan. Ryan kurus kering, tinggal tulang dibalut kulit, benar-benar terlihat seperti kerangka. Hal pertama yang terlintas dalam kepalaku adalah, 'dia tak akan bertahan hidup,'" kata Priscilla.

Priscilla dan suaminya, David, memiliki dua orang anak kandung, Dylan dan Jack, serta seorang anak angkat lainnya, Mckenzie. Sama seperti Ryan, McKenzie juga menyandang kebutuhan khusus.

Seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (7/12/2016), sesampainya di AS Ryan langsung dibawa ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan intensif. Kala itu, 2015, pada tubuh bocah 7 tahun itu tumbuh rambut yang lebat. Dokter mengatakan hal tersebut merupakan upaya terakhir yang dilakukan tubuh bocah itu untuk menyelamatkan diri -- mekanisme untuk menghangatkan badannya.

Paramedis langsung memasukkan feeding tube (tabung makan) ke mulut bocah tersebut. Priscilla mengatakan bahwa kala itu, tak pernah ia menyaksikan sebelumnya dokter menangis melihat kondisi seseorang.

Prescilla saat pertama kali bertemu dengan Ryan (Facebook/dailymail.com)

"Aku tak pernah melihat dokter menangis sebelumnya. Mereka langsung memanggil petugas dinas pelayanan sosial dan mengatakan 'Maafkan aku, dia mungkin takkan bertahan hidup,'" kata Priscilla.

Ryan menghabiskan waktu hampir dua bulan di rumah sakit AS. Kemudian dia mulai mendapatkan energi dan mulai terlihat membaik. Ryan kemudian dibawa orangtua angkatnya ke Tennessee.

Berat badannya pun bertambah, warna kulit dan bibirnya sudah mulai kembali normal, dan yang terpenting bocah itu sudah mulai tersenyum.

Ryan kekurangan gizi dan berada dalam kondisi hampir tak terselamatkan (Facebook/dailymail.com)

Sejak diadopsi oleh Prescilla dan David pada 2015, perkembangan berat badan Ryan mulai terlihat. Kini dia memiliki berat 10 kilogram. Foto-foto perkembangan bocah yang kini berusia 8 tahun itu diunggah ke dalam Facebook oleh orangtua angkatnya.

"Perkembangannya seperti sebuah keajaiban. Pertama kali bertemu aku bahkan tak bisa mengucapkan satu kata. Aku yakin dia akan meninggal sebelum sampai di rumah. Tapi sekarang dia bahagia, riang, dan aktif," kata ibu angkat Ryan itu.

Ryan pada Juli 2016 tidak lagi kurus seperti kerangka hidup (Facebook/Dailymail.com)

Sejak mengadopsi Ryan, suami istri Morse menyadari bahwa anak angkat mereka menderita beberapa gangguan fisik dan mental. Dokter mengatakan akan butuh waktu bertahun-tahun bagi Ryan untuk benar-benar pulih.

Sementara itu, mereka masih belum tahu sampai mana batas pertumbuhan bocah itu dan dapatkah dia berbicara seperti anak seusianya. Walaupun begitu Priscilla dan David tetap yakin bahwa Ryan akan terus membaik.

Priscilla juga merupakan anak angkat orangtuanya. Dulu ia memiliki saudara laki-laki dengan kebutuhan khusus yang meninggal pada usia 9 tahun.

"Aku ingat bagaimana orangtuaku sangat menyayangi abangku dengan segala kekurangannya. Aku ingin menjadi seperti mereka, menyayangi sepenuh hati anak-anak kebutuhan khusus yang diabaikan oleh orangtua mereka. Semua orang berhak mendapatkan keluarga," kata Prscilla.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya