Liputan6.com, Jakarta - Sosok Otto Adolf Eichmaan, atau yang lebih dikenal dengan Adolf Eichmann, tak bisa dipisahkan dari peristiwa Holocaust. Ia digambarkan merupakan salah seorang aktor utama dalam pendeportasian kaum Yahudi Eropa.
Eichmann lahir di Solingen, Jerman, pada 19 Maret 1906. Namun, sejak kecil ia telah pindah ke Austria.
Baca Juga
Pada 1932, ia bergabung dengan Partai Nazi Austria dan SS, organisasi keamanan dan militer yang didirikan Adolf Hitler pada 1925. Dengan cepat kariernya menanjak.
Advertisement
Setelah Jerman mencaplok Austria pada Maret 1938, Eichmann mengatur emigrasi warga Yahudi di Wina hingga tahun 1939.
Emigrasi di Wina sangat sukses, sehingga menjadi percontohan bagi daerah-daerah lainnya. Setelah pendirian Kantor Pusat Keamanan Reich pada September 1939, Eichmann pindah ke Gestapo dan menjadi direktur departemen yang menangani pendeportasian dan urusan Yahudi lainnya.
Kelak ia adalah tokoh penting dalam pengiriman lebih dari 1,5 juta Yahudi dari seluruh Eropa ke kamp-kamp pembantaian di wilayah pendudukan Polandia dan Uni Soviet. Demikian seperti dikutip dari Ushmm.
Pada Januari 1942, Eichmann ikut dalam Konferensi Wannsee, sebuah perencanaan pemusnahan kaum Yahudi Eropa. Dan akhir April hingga awal Juli 1944, ayah empat anak itu beserta pengikutnya mengawasi pendeportasian sejumlah 440.000 Yahudi Hungaria ke kamp-kamp pembantaian.
Di akhir perang pada 1945, Eichmann ditahan oleh Amerika Serikat (AS), tapi berhasil melarikan diri pada tahun 1946. Sumber lain menyebutkan ia melarikan diri dari kamp tahanan Ober-Dachstetten dan bersembunyi di Jerman Barat di mana ia dikabarkan memiliki nama samaran dan bekerja sebagai rimbawan dan peternak ayam.
Lantas, dia menyusul jejak buronan Nazi lainnya, melarikan diri ke Argentina melalui Italia. Di sana ia menyamar sebagai Ricardo Klement.
Pada pertengahan tahun 1950-an, sentralitas pada kepentingan Eichmann dalam program pemusnahan kaum Yahudi telah merebak. Demikian seperti dikutip dari Wikipedia.
Mossad berhasil menculik Eichmann pada tahun 1960 dan menerbangkannya ke Israel. Lebih dari sembilan bulan berikutnya, ia menjadi sasaran interogasi hingga akhirnya "lahirlah" rekaman suara berdurasi 275 jam dan catatan setebal 3.564 halaman.
Pengadilan terhadap Eichmann dimulai pada 11 April 1961. Proses hukum ini mengingatkan kembali dunia pada peristiwa Holocaust.
Di lain sisi pengadilan tersebut memancing kontroversi. Karena Israel mengizinkan program berita dunia menyiarkan pengadilan itu secara langsung.
Tanggal 15 Desember 1961 menjadi akhir pengadilan. Eichmann divonis mati. Proses bandingnya gagal dan ia dieksekusi pada 31 Mei 1962.
Itu menjadi satu-satunya hukuman mati resmi yang pernah dilaksanakan dalam sejarah Israel. Tubuh Eichmann dikremasi sebelum akhirnya abu jenazahnya ditaburkan di Laut Mediterania.
Dalam peristiwa terpisah lainnya, tepatnya 15 Desember 1981, bom mobil bunuh diri menargetkan Kedutaan Besar Irak di Beirut, Lebanon. Setidaknya 61 orang tewas termasuk Duta Besar Irak untuk Lebanon.
Peristiwa itu tercatat sebagai bom bunuh diri pertama yang terjadi di era modern.
Sementara itu peristiwa bersejarah lainnya tercatat pada 15 Desember 2001. Pada hari itu, Menara Pisa di Italia kembali dibuka untuk umum setelah ditutup selama 11 tahun untuk perbaikan.