Liputan6.com, Kota Vatikan - Paus Fransiskus mengatakan, makna sesungguhnya dari Natal telah tenggelam oleh matrealisme.
Hal itu disampaikannya dalam Misa Natal di Vatikan yang dilaksanakan pada Sabtu 24 Desember waktu setempat. Kepala Gereja Katolik Roma tersebut juga mengecam penderitaan anak-anak yang terus berlangsung.
Dalam kesempatan itu, Paus Fransiskus juga menyebut mereka yang menghadapi kelaparan, bahaya yang harus dihadapi dalam rute migrasi, dan pemboman di sejumlah kota-kota Suriah seperti Aleppo.
Advertisement
Misa untuk merayakan kelahiran Yesus adalah peristiwa besar pertama dalam musim Natal bagi Paus, yang juga mencakup pemberkatan pada Hari Natal.
Dalam Misa tersebut, Paus Fransiskus mengatakan bahwa Natal telah disandera oleh materialisme dan membutuhkan lebih banyak kerendahan hati.
Selama beberapa tahun terakhir, Paus telah menyerukan belas kasih terhadap pengungsi, dan mendesak umat Kristiani untuk mengingat bahwa Yesus sendiri adalah seorang migran.
Dikutip dari BBC, Minggu (25/12/2016), selama Misa Natal yang dijaga dengan pengamanan tinggi itu, para jemaat di Basilika St Peter harus melewati detektor logam.
Basilika St Peter's Square telah disterilkan enam jam sebelum Misa dilangsungkan, sehingga prosedur keamanan dapat dilakukan bagi mereka yang memasuki gereja.
Seperti dilansir The Guardian, Paus Francis yang terkenal akan pada pembelaannya terhadap kaum miskin selama kepausannya, mengatakan bahwa bayi Yesus harusnya mengingatkan semua orang dari kaum yang menderita hari ini, terutama anak-anak.
"Mari kita membiarkan diri kita ditegur oleh anak-anak dunia saat ini, yang tidak berbaring di sebuah pondok dengan belaian kasih sayang dari ibu dan ayah, melainkan tempat terlantar yang menelan kehormatan: bersembunyi di bawah tanah untuk kabur dari pemboman, pada trotoar di kota besar, di bagian bawah perahu yang sarat dengan imigran," ujar Paus Fransiskus.
"Biarkan kita diingatkan oleh anak-anak yang tak diizinkan untuk lahir, oleh mereka yang menangis karena kelaparan, oleh mereka yang tak memiliki mainan di tangan, melainkan senjata," imbuh dia.