Liputan6.com, Kuala Lumpur - Pihak kepolisian Malaysia dalam konferensi pers terbaru menjelaskan bahwa empat warga Korea Utara (Korut) yang terkait dengan pembunuhan Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korut, Kim Jong-un telah melarikan diri dari Negeri Jiran tepat di hari peristiwa itu terjadi.
Keempatnya terbang dari Malaysia, namun polisi menolak mengungkap tujuan penerbangan mereka. Hal itu dikarenakan aparat berwenang akan berkoordinasi dengan Interpol untuk melacak keberadaan mereka.
Baca Juga
"Saya bisa mengonfirmasi hari ini bahwa mereka (empat warga Korut) telah meninggalkan negara ini di hari yang sama saat insiden itu terjadi," ujar Wakil Inspektur Jenderal Polisi Noor Rashid Ismail kepada wartawan seperti dikutip dari cnbc.com, Minggu, (19/2/2017).
Advertisement
"Keempat tersangka memegang paspor normal, bukan paspor diplomatik. Rencana berikutnya adalah menangkap mereka. Tentu saja, kami menjalin kerja sama internasional terutama dengan Interpol, kerja sama bilateral dengan negara yang terlibat, kita akan melalui jalur tersebut untuk menangkap mereka," tambahnya.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa hingga saat ini penyebab kematian masih belum diketahui. Mereka masih menunggu tes patologi dan toksikologi setelah melalui tahapan post mortem.
Sebelumnya, pihak kepolisian Malaysia telah menangkap seorang pria asal Korut, seorang WNI bernama Siti Aisyah serta kekasihnya yang merupakan warga Malaysia, dan seorang perempuan Vietnam terkait dengan pembunuhan Kim Jong-nam.
Kim Jong-nam tewas pada Senin 13 Februari 2017 setelah diserang di Bandara Internasional Kuala Lumpur di mana ia hendak terbang ke Makau. Para pejabat Korea Selatan (Korsel) dan AS mengklaim bahwa putra sulung Kim Jong-il itu dibunuh oleh sejumlah agen Korut dengan menggunakan racun.
Korut dan Malaysia silang pendapat terkait dengan jasad Kim Jong-nam. Pyongyang menegaskan akan menolak laporan autopsi yang dikeluarkan Malaysia dan menuding Negeri Jiran "berkolusi dengan kekuatan musuh".
Sementara itu, pihak kepolisian Malaysia menjelaskan bahwa mereka telah mencoba untuk menghubungi kerabat Kim Jong-nam.
"Jasad harus diidentifikasi. Yang paling memenuhi syarat untuk mengidentifikasi tubuh secara fisik adalah keluarga terdekat," jelas Noor Rashid.
"Kami akan memverifikasi lagi melalui cara-cara ilmiah, sehingga sangat penting bagi anggota keluarga terdekat untuk membantu kami dalam proses dasar identifikasi sesuai dengan prosedur di bawah hukum Malaysia," imbuhnya.
Malaysia memberikan waktu dua pekan bagi pihak keluarga untuk mengklaim jasad Kim Jong-nam. Badan intelijen Korsel mengatakan kepada anggota parlemen di Seoul bahwa Kim Jong-nam hidup dengan istri keduanya di Makau, di bawah perlindungan China.
Kim Jong-nam, selama ini telah menunjukkan perlawanan terbuka terhadap rezim keluarganya yang memimpin Korut. Sementara itu, rumor tentang plot pembunuhan Kim Jong-nam oleh sang adik telah lama beredar, bahkan rencana tersebut sempat dilaporkan gagal pada tahun 2012 lalu.