Ini 4 Fakta VX, Racun Pembunuh Kim Jong-nam

VX nerve agent (perusak sistem saraf) dikenal sebagai salah satu senjata kimia yang digunakan dalam perang Iran-Irak pada 1980-an.

oleh Citra Dewi diperbarui 24 Feb 2017, 12:40 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2017, 12:40 WIB
Kematian Kim Jong-nam dan 7 Daftar Pembunuhan oleh Korut di LN
Kematian Kim Jong-nam dan 7 Daftar Pembunuhan oleh Korut di LN (AFP)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Polisi Malaysia mengungkap zat yang digunakan untuk membunuh Kim Jong-nam. Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan, kakak tiri pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un tersebut dibunuh menggunakan gas VX.

Dari rekaman CCTV yang dipublikasikan, terlihat ada seorang wanita yang menyeka wajahnya. Sejauh ini empat orang dari kebangsaan yang berbeda telah ditangkap polisi Malaysia. Sembilan warga Korea Utara tengah diburu terkait serangan itu.

Menurut analisis awal, zat yang juga dikenal sebagai etil N-2-Diisopropylaminoethyl Methylphosphonothiolate itu diusapkan ke wajah dan mata Kim Jong-nam.

Sebelum Polisi Malaysia mengungkap zat pembunuh Kim Jong-Nam, sejumlah spekulasi yang beredar menyebut resin atau tetrodotoxin (racun ikan fugu) sebagai penyebab kematian pria kelahiran 10 Mei 1971 tersebut. Seperti dikutip dari berbagai sumber, berikut 4 Fakta Mengenai VX, racun pembunuh Kim Jong-nam.

Mengenal Zat VX

1. Apa Itu VX?

Berdasarkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), VX nerve agent--perusak sistem saraf, pertama kali dikembangkan di Inggris pada 1950-an sebagai senjata kimia mematikan.

VX dapat diproduksi dalam bentuk cairan, krim, maupun gas. Dalam bentuk cairan, VX bertekstur berminyak dan berwarna kuning gelap. Zat tersebut tidak berbau dan tak memiliki rasa.

Perusak sistem saraf seperti VX, merupakan senjata kimia paling beracun dan mematikan. Zat tersebut mirip dengan pestisida, meski efeknya jauh lebih kuat.

Dari semua zat perusak sistem saraf, selain Sarin, VX merupakan salah satu yang paling ampuh.

2. Kegunaan VX

VX merupakan zat yang dilarang digunakan oleh Chemical Weapons Convention, keculi untuk keperluan penelitian, medis, atau farmasi.

Namun, VX diyakini digunakan sebagai senjata kimia. Gas mematikan itu tidak tersedia langsung di alam, melainkan harus melalui proses pengolahan.

Oleh CDC, VX diyakini telah digunakan sebagai senjata kimia selama perang Iran-Irak pada 1980-an. Oleh PBB, VX diklasifikasikan sebagai senjata kimia pemusnah massal.

Cara Kerja dan Gejala Keracunan VX

3. Cara Kerja VX

Dalam bentuk gas, VX merupakan zat yang paling pembunuh paling cepat dan mematikan. Dalam bentuk cairan, zat tersebut dapat berpotensi dicampurkan ke cadangan air atau digunakan untuk meracuni makanan seseorang.

Seperti semua zat perusak sistem saraf, keberadaan VX di dalam tubuh dapat menghentikan kerja enzim. Hal tersebut menyebabkan rasa lemas dan tak dapat bernapas.

VX tak hanya menjadi gas paling mematikan, tapi juga yang paling bertahan lama di lingkungan. Zat tersebut menguap perlahan, terutama dalam kondisi dingin, sehingga dapat menjadi ancaman jangka pendek maupun panjang.

4. Gejala Orang yang Keracunan VX

Gejalanya akan muncul dengan segera atau hingga 18 jam kemudian, tergantung seberapa banyak seseorang terpapar. Dosis besar gas perusak saraf, dapat menyebabkan kejang, penurunan kesadaran, kelumpuhan, dan kematian karena kegagalan pernapasan.

Dikutip dari CNN, Jumat (24/2/2016), mereka yang terpapar VX dalam level tinggi, kemungkinan besar tak dapat bertahan hidup. Sebenarnya terdapat penangkal paparan VX dan paling efektif jika diberikan dengan segera.

Sedangkan dalam dosis lebih kecil dan tak mematikan, dapat menyebabkan gejala bergam, mulai dari peningkatan detak jantung, kaburnya penglihatan, mual, diare, mengeluarkan air liur, nyeri, dan lemas.

Meski hanya dalam jumlah kecil, gas tersebut dapat menyebabkan kebingungan dan rasa kantuk.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya