Liputan6.com, London - Hari ini 141 tahun silam, pemuda berusia 29 tahun menerima paten untuk penemuan revolusioner terbarunya sebuah telepon. Ia adalah Alexander Graham Bell.
Bell merupakan pria kelahiran Skotlandia. Ia bekerja di London bersama ayahnya, Melville Bell -- pengembang Visible Speech, sistem tulis yang digunakan untuk mengajar berbicara orang tunarungu.
Pada 1870-an, keluarga Bell pindah ke Boston, Massachusetts.
Bell muda akhirnya bekerja sebagai guru di Pemberton Avenue School for the Deaf. Dia kemudian menikah dengan salah satu muridnya, Mabel Hubbard.
Advertisement
Di Boston, Bell mengaku sangat tertarik pada kemungkinan mentransfer pidato melalui sambungan kabel. Sebelumnya, temuan Samuel F.B. Morse pada 1843, telegraf, telah memungkinkan komunikasi antara dua titik yang jauh.
Namun kelemahan dari telegraf masih memerlukan perantara pengiriman pesan antara stasiun telegraf dan penerima. Selain itu hanya satu pesan yang bisa dikirimkan sekali waktu.
Berlatar hal tersebut, Bell pun bercita-cita ingin menciptakan yang lebih baik alat yang ia sebut harmonic telegraph. Sebuah perangkat yang menggabungkan aspek telegraf dan pemutar catatan, untuk memungkinkan individu berbicara satu sama lain dari jarak jauh.
Seperti dilansit dari History.net, Dengan bantuan Thomas A. Watson, karyawan toko mesin Boston, Bell mengembangkan prototipe dari gambarannya itu.
Dalam sambungan telepon pertamanya, gelombang suara yang disebabkan oleh arus listrik bervariasi dalam intensitas dan frekuensi, menyebabkan piringan besi lunak tipis yang disebut diafragma menjadi bergetar. Getaran itulah yang kemudian dipindahkan ke kawat magnetis lain yang terhubung ke diafragma di instrumen lain nan jauh.
Ketika diafragma bergetar, suara asli akan direplikasi di telinga instrumen penerima. Lalu terdengarlah suara.
Setelah sukses, Bell kemudian mengajukan hak paten atas telepon ciptaannya itu. Pengajuan paten Bell mengalahkan klaim serupa oleh Elisa Gray.
Tak mau kalah, Western Union Telegraph Company mempekerjakan Gray dan sesama penemu, Thomas A. Edison untuk mengembangkan teknologi telepon mereka sendiri.
Bell pun menggugat, dan kasus itu sampai ke Mahkamah Agung AS yang berujung pada kemenangan hak paten Bell, 7 Maret 1876.
Pada tanggal yang sama tahun 2006, teroris Lashkar-e-Taiba melancarkan serangkaian pengeboman di Varanasi, India. Sebanyak 28 orang tewas dan 101 lainnya luka-luka.
Sementara pada 7 Maret 1988, Topan Bola melanda Selandia Baru pada tahun 1988. Meskipun hujan deras menyebabkan banjir yang signifikan dan tanah longsor, hanya tiga kematian tercatat akibat badai kuat itu.