Liputan6.com, Jakarta Indonesia dan Timor Leste kembali duduk satu meja untuk membicarakan masalah perbatasan. Ada dua persoalan batas negara yang belum terselesaikan.
Dua titik tersebut terletak di Noel Besi-Citrana dan Bijael Sunan-Oben.
Pertemuan untuk membahas batas negara ini dilaksanakan di Dili pada Sabtu, 11 Mei 2017.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan, pembicaraan merupakan tindak lanjut dari kedatangan Menteri Perencanaan dan Investasi Strategis Timor Leste Xanana Gusmao pada 13 Febuari 2017 lalu.
Advertisement
Dalam perundingan tersebut delegasi Indonesia dipimpin oleh Direktur Jenderal Asia, Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri, Desra Percaya.
Hasil perundingan itu dinilai memuaskan. Sudah ada langkah maju demi membahas batas darat dua negara yang belum terselesaikan ini.
"Kita duduk bersama untuk membahas cara tercepat penyelesaian batas unresolve segment darat antara Indonesia dan Timor Leste," ujar Retno di Jakarta, Senin, (13/3/2017).
Di tempat yang sama, Desra mengatakan perundingan batas ini memakai pendekatan berbeda. Pasalnya, cara lama yang digunakan yaitu pendekatan hukum untuk menyelesaikan masalah nyatanya jalan di tempat.
"Saya dapat tugas dari Bu Menlu dan Pak Wiranto untuk mengetuai senior official consulation yang mencoba dan mendapat mandat untuk menyelesaikan dua unrelsove segmen dengan pendekatan politis," kata Desra.
Baca Juga
Meski masih diawal, Desra optimis pendekatan politik adalah cara yang tepat. Pasalnya, dalam perundingan di Dili kemarin, pembicaraan antar kedua pihak berlangsung hangat.
"Suasana kemarin begitu friendly, cooperatif, dan open. Kita sampaikan ini klaim kita gimana dan Timor Leste juga menyampaikan, tapi spirit kita kerja sama mencapai solusi," jelasnya.
Bahkan karena sangat terbukanya perundingan, maka Desra yakin penyelesaian masalah perbatasan tidak makan waktu lama. Setidaknya sudah bisa selesai sebelum pertengahan tahun ini.
"Kami mematok target kita bisa menyelesaikan pada Mei tahun ini," ucap Desra.
Serupa dengan Desra, Duta Besar Timor Leste untuk Indonesia, Alberto Carlos pun mendorong penyelesaian secepat mungkin. Hal ini agar ke depannya sudah tak ada lagi masalah yang mengganjal hubungan dua negara.
"Dua-duanya punya niat baik, tak mau meninggalkan masalah ke generasi mendatang. Lebih bagus mumpung masih bisa diselesaikan sekarang, kita selesaikan," pungkasnya.